Pada pertandingan antara Juventus melawan AC Milan yang berlangsung 10 Maret 2017 lalu, sang pemuncak klasemen meraih kemenangan dengan kontroversi. Mereka berhasil memperpanjang rekor kemenangan kandang menjadi 31 kali berturut-turut berkat penalti yang diberikan wasit di menit ke-94.
Sontak, kubu AC Milan meradang. Penalti itu dianugerahkan wasit saat menit tambahan telah lewat tiga menit. Penalti yang diceploskan Paulo Dybala itu membuat Juventus memperlebar jarak sebagai pemuncak klasemen sebanyak sebelas poin.
Juventus, serta Serie A secara keseluruhan, memang akrab dengan skandal. Kita tentu masih ingat dengan peristiwa Calciopoli di tahun 2006 yang turut melibatkan Juventus sehingga membuat klub Turin itu dihukum turun kasta ke Serie B dan pengurangan poin serta pencopotan satu title scudetto.
Saat Juventus menjalani masa kebangkitan bersama Antonio Conte, sosok pelatih yang kini menukangi Chelsea itu juga terlibat dalam skandal match-fixing semasa menakhodai Siena di Serie B. Conte didakwa mengetahui adanya pengaturan skor, namun alpa memberitahukan ke pihak berwenang. Conte dijatuhi hukuman berupa larangan tampil di sepak bola selama empat bulan.
Terkait kekalahan ini, kiper muda AC Milan Gianluigi Donnarumma berkata dengan berang ke media terkait penalti Juventus, “Selalu mustahil. Selalu saja mereka (yang mendapatkan keuntungan).”
Sebelumnya, pada 28 Februari 2017, Juventus juga dituding diberi kemudahan dari wasit. Kali ini lawan Si Nyonya Tua adalah Napoli, di ajang Coppa Italia.
Laga tersebut berkesudahan dengan skor 3-1 untuk kemenangan Juventus. Napoli unggul terlebih dahulu lewat gol voli yang diceploskan Jose Callejon. Tapi sesudahnya, Juventus mendapat dua buah penalti dari wasit, sementara pihak Napoli merasa mereka juga seharusnya mendapat penalti saat Raul Albiol dilanggar.
Meski begitu, nyatanya, statistik menyatakan hal lain. Menurut data yang dilansir Mediaset Italy, justru Napoli adalah tim yang paling diuntungkan mengenai penalti selama kurun waktu enam musim terakhir. Mereka menghitungnya dengan menghitung jumlah selisih antara penalti yang diberikan (for), dikurangi penalti sebagai hukuman (against).
Berikut data yang dirangkum sejak musim 2011/2012 tersebut:
Klub | Penalti yang diberikan (for) | Penalti sebagai hukuman (against) | Selisih |
Juventus | 40 | 21 | +19 |
Napoli | 48 | 16 | +32 |
Roma | 40 | 33 | +7 |
Milan | 53 | 34 | +19 |
Fiorentina | 54 | 29 | +25 |
Lazio | 48 | 38 | +10 |
Inter | 31 | 39 | -8 |
Jika penalti hanya dihitung dari penalti yang menguntungkan, maka Fiorentina yang menjadi pemuncaknya karena menjadi tim yang paling banyak diberikan penalti dari wasit (54). Tetapi La Viola cukup banyak dihukum penalti, sebanyak 29 kali. Alhasil selisih yang mereka punya berjumlah +29, kalah tiga angka dari Napoli.
Sebaliknya, Napoli mungkin hanya dianugerahi 48 penalti, tetapi mereka cukup lihai dalam urusan menghindari hukuman penalti yang mengarah ke gawang mereka. Mereka mampu cuma dihukum penalti sebanyak 16 kali.
Dari ketujuh tim di atas, Internazionale Milan, klub idola Budi Windekind itu, adalah tim yang paling sial dalam urusan penalti ini. Mereka menjadi tim yang paling jarang mendapatkan penalti (31), sementara jumlah hukuman penalti bagi tim yang kini diasuh Stefano Pioli berjumlah 39 kali.
Terkait hal ini, legenda Inter Marco Materazzi justru meyakini bahwa Juventus memang layak menjadi pemuncak klasemen, meski diiringi sejumlah tuduhan tersebut.
Seperti yang dilaporkan Football Italia (13/3), Materazzi berkomentar,
“Juventus adalah tim yang telah memiliki rencana matang sejak bertahun-tahun yang lalu. Mereka pantas memuncaki klasemen, di luar banyak atau sedikitnya bantuan wasit.
“Mereka memang pantas menjadi pemuncak klasemen liga karena jika Anda memenangkan lima scudetto lantas setelahnya merekrut (Gonzalo) Higuain, Anda dimaklumi untuk menjadi yang terdepan.”
Meski data menempatkan Napoli sebagai tim yang paling diunggulkan soal penalti, data tersebut masih mentah. Kita perlu mendedah keseluruhan penalti sesuai konteks di masing-masing pertandingan.
Tapi setidaknya, Anda para Juventino, sebutan untuk para suporter Juventus, punya sedikit pledoi untuk menyanggah bahwa tim idola Anda adalah tim kesayangan wasit.
Author: Fajar Martha
Esais dan narablog Arsenal FC di indocannon.wordpress.com