Nama Ian Rush pasti sangat akrab di telinga para pendukung fanatik Liverpool. Bukan hanya pencetak gol terbanyak dalam sejarah The Reds, pria kelahiran 20 Oktober 1961 ini adalah pemegang rekor gol terbanyak untuk tim nasional Wales. Selain itu, Rush juga menjadi satu dari sedikit pemain Inggris Raya yang pernah berkarier di Liga Italia bersama Juventus.
Rush lahir di sebuah kota bernama Flint di timur laut Wales. Sejak berusia 13 tahun, kemampuan mencetak golnya sudah menjadi incaran Liverpool dan Manchester United. Namun, ia lebih memilih klub kecil, Chester City, sebagai klub profesional pertamanya.
‘Rushie’ bertahan dua musim di Chester sebelum manajer legendaris Liverpool, Bob Paisley, mendatangkannya dengan biaya 300 ribu paun. Pemain berusia 19 tahun itu sebenarnya cukup sedih meninggalkan Chester, tapi manajer Chester pada saat itu, Allan Oakes, mendorongnya untuk mengejar karier di klub yang lebih besar. Oakes berkata kepadanya: “Kalau kau tidak berhasil, kau sewaktu-waktu dapat kembali ke Chester.”
Akhirnya, Rush melakukan debutnya untuk Liverpool dalam hasil imbang 1-1 melawan Ipswich Town pada 13 Desember 1980. Ia tampil menggantikan pemain andalan The Reds pada saat itu, Kenny Dalglish, yang harus keluar lapangan akibat menderita cedera. Pada musim pertamanya, Rush tak langsung menjadi andalan di skuat utama. Sebagai pribadi yang cenderung pemalu, ia juga mengalami kesulitan menyesuaikan diri secara sosial dengan lingkungan barunya.
Pria ini akhirnya mulai merasakan tahun-tahun terbaiknya di Anfield. Selama enam tahun, yaitu pada 1980 hingga 1986, Rush mencatatkan torehan sensasional, yaitu 109 gol dalam 182 penampilan. Ia juga menikmati kejayaan The Reds di Inggris dan Eropa, dengan perolehan empat gelar juara Liga Inggris dan satu gelar juara antarklub Eropa (sekarang dikenal sebagai Liga Champions), pada tahun 1984.
Setelah merasakan semuanya bersama Liverpool, pemain nasional Wales ini menerima tantangan baru, yaitu pindah ke Juventus. Namun, terjadi sedikit komplikasi pada status transfernya. Rush seharusnya sudah bergabung dengan Juventus pada musim panas 1986, namun, presiden Juventus, Giampiero Boniperti, mengatakan lebih memilih Michel Platini dan Michael Laudrup untuk mengisi kuota pemain asing di klub Italia tersebut.
Rush akhirnya menyarankan agar Juventus meminjamkannya saja ke Liverpool. Tawaran itu diterima dan sang pemain kembali menunjukkan keganasannya dengan memborong 21 gol dalam 21 pertandingan bersama Liverpool. Semusim setelahnya, Rush akhirnya resmi pindah ke Serie A Italia. Ia mencetak 14 gol di semua kompetisi untuk Juventus pada musim 1987/1988, tapi klub tersebut hanya sanggup finis di urutan enam Serie A.
Akhirnya, setelah hanya setahun di Italia, Rush memilih untuk kembali ke Liverpool. Kesempatan keduanya berseragam merah-merah ini tak sedahsyat sewaktu ia muda dulu. Dalam delapan musim, yaitu pada periode 1988 hingga 1996, Rush hanya sanggup mencetak 90 gol dalam total 245 pertandingan. Pada usia 36 tahun, ia pun memutuskan untuk meninggalkan Liverpool untuk selamanya.
Akhir kariernya dihabiskannya dengan berpindah-pindah klub, mulai dari Leeds United, Newcastle United, Sheffield United, Wrexham, dan penampilan singkat bersama klub Australia, Sydney Olympic.
Rush juga menjadi legenda untuk negaranya. Dia mencatatkan 73 penampilan internasional untuk Wales dan mencetak 28 gol. Jumlah golnya itu merupakan yang terbanyak bagi tim nasional Wales, dan sampai saat ini belum terpecahkan, bahkan oleh Ryan Giggs dan Gareth Bale sekalipun. Meski demikian, ia memiliki kekecewaan terbesar, yaitu tak pernah berkesempatan untuk mewakili negaranya di Piala Eropa atau Piala Dunia.
Baca juga: Wales di Piala Dunia: Mimpi yang Hanya Jadi Mimpi
Pria ini sempat memenuhi janjinya untuk kembali ke Chester City sebagai pelatih pada musim 2004/2005. Namun, ia lalu menyadari bahwa dunia kepelatihan bukanlah passion-nya. Rush sampai saat ini lebih banyak disibukkan berbagai kegiatan sebagai duta sekolah-sekolah sepak bola usia muda Liverpool di seluruh dunia. Ini terlihat pada dua kali kunjungannya ke Indonesia pada tahun 2010 untuk mempromosikan pembinaan usia muda.
Happy birthday, Rushie!
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.