Eropa Lainnya

Lee Trundle, Dewa Sejati Sepak Bola Wales

Jika kamu mendapat pertanyaan “siapa pesepak bola yang sudah pensiun dan kembali bermain?” Saya sangat yakin kamu akan menjawab Paul Scholes. Jawaban itu tidak salah, namun jika di sisa tahun 2017 ini kamu tetap hanya memberikan satu nama untuk pertanyaan itu, kamu harus meminta maaf pada Lee Trundle.

Lee Trundle? Siapakah dia?

Kamu tidak perlu susah payah mencari infonya di situsweb karena sebagian kecil mukjizatnya dapat kamu temukan di infografis artikel ini. Dan di tulisan ini, saya akan mengajak kalian menyelami kehebatan seorang Lee Trundle, sehingga kelak (mungkin) nama Paul Scholes tak lagi menjadi jawaban tunggal atas pertanyaan “siapa pesepak bola yang pernah comeback dari masa pensiun?”

Nama Trundle sempat meroket kala ia berseragam Swansea City medio 2003 lalu. Pria yang kini berusia 40 tahun tersebut mencetak 78 gol bagi The Swans dalam 146 pertandingan pada kurun waktu pertengahan 2003 hingga 2007. Tak heran jika kesebelasan asal Wales tersebut memasukkan nama Lee Trundle dalam daftar pemain legendarisnya.

Usai hengkang dari Swansea, Trundle sempat merantau ke berbagai klub Liga Primer Inggris dan Liga Wales. Ia juga sempat kembali ke Swansea pada musim 2009/2010 dengan status pinjaman dari Bristol City. Hingga kemudian jalan hidup membawanya ke Marine FC, salah satu kontestan Northern Premier League, untuk gantung sepatu disana pada akhir musim 2013.

Tiga tahun kemudian, secara mengejutkan ia kembali dari masa pensiunnya pada awal musim 2016/2017 dengan menandatangani kontrak bersama Llanelli Town, kesebelasan yang bertarung di kasta ketiga Liga Wales.

Layaknya seorang pemain yang pernah menjadi “dewa lokal” sepak bola Wales (karena dua dewa sesungguhnya yaitu Ryan Giggs dan Gareth Bale sudah go international), Trundle langsung menunjukkan daya magisnya di pertandingan pertama. Dalam debutnya, 27 Agustus 2016 lalu ia mencetak hattrick di pertandingan melawan Aberdare Town yang berakhir dengan skor 3-2.

Sekali lagi saya ulangi bahwa Lee Trundle adalah dewa lokal, karena trigolnya tersebut hanya permulaan, hanya salam perkenalan dari dirinya yang kembali ke lapangan hijau setelah tiga tahun vakum.

Delapan bulan kemudian, sejak debutnya kala itu, Trundle telah melakoni 26 laga dengan torehan 45 gol serta 7 hattrick tambahan yang menjadikan dirinya total mencetak 8 hattrick sepanjang musim ini. Prestasi pribadi tersebut menjadi lengkap setelah Llanelli Town memastikan tiket promosi ke Divisi 1 Liga Wales musim depan dengan rekor tak terkalahkan musim ini.

Torehan yang sangat membanggakan karena bisa dibilang “setara” dengan pencapaian The Invincible Arsenal. Kamu (terutama para Gooners) boleh tidak sependapat dengan saya karena Arsenal bermain di level elite dengan lawan kelas dunia dan seterusnya, namun rekor tetaplah rekor. Dan dalam hal ini Lee Trundle dengan Llanelli Town-nya memiliki rekor yang sama dengan Thierry Henry dengan Arsenal-nya, tak terkalahkan, meski berbeda level.

Salah satu resep rahasia kebugaran yang diungkapkan Trundle adalah diet bebas gula yang diterapkannya usai pensiun. Ia mengaku bahwa lemaknya saat ini telah jauh berkurang bahkan jika dibandingkan ketika dirinya masih aktif bermain. Sayang, karena keterbatasan informasi, belum diketahui apa alasan Trundle kembali dari masa pensiunnya.

Trundle telah membuktikan bahwa usia bukan halangan untuk meraih prestasi. Di usia kepala empat dimana biasanya seorang bapak lebih sering duduk di teras membaca koran sambil meminum teh, ia dengan pede-nya kembali ke lapangan hijau menyingkirkan pemain-pemain yang lebih muda, dan kini hanya terpaut empat gol dari jumlah gol Messi musim ini.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.