Eropa Italia

Carlos Bacca dan Tim Terburuk AC Milan

Pada musim panas kemarin, AC Milan yang begitu agresif di bursa transfer, memilih melepas salah satu penyerangnya, Carlos Bacca, ke Villarreal dengan status pinjaman dan opsi penebusan di akhir musim. Keputusan ini dibuat I Rossoneri karena menganggap Bacca sebagai surplus di lini depan usai mendatangkan Fabio Borini, Nikola Kalinić, sampai Andre Silva.

Padahal, selama dua musim berseragam merah-hitam, penampilan Bacca tidaklah buruk. Pemain yang kini berumur 31 tahun itu sukses mencetak 34 gol dari 76 kali main di seluruh kompetisi dan menjadi salah satu andalan utama di lini serang I Rossoneri.

Uniknya, meski kini sedang menikmati masa pinjaman di Villarreal, Bacca tetap memperhatikan performa Milan di Serie A musim ini. Seperti yang dilansir footballitalia, baru-baru ini Bacca berkomentar tentang klub yang meminjamkannya itu.

Dalam wawancaranya, Bacca secara terus terang menyebut bahwa dua musim yang dilaluinya di Stadion San Siro bukanlah periode buruk. Hal ini terjadi karena performa individunya cukup menjanjikan.

Akan tetapi, mantan penyerang Club Brugge ini tidak menampik kenyataan jika Milan yang diperkuatnya ketika itu merupakan salah satu tim paling buruk dan lemah di sepanjang sejarah klub.

“Aku senang dengan penampilanku secara individual karena ada sejumlah target yang sukses kucapai. Bahkan mungkin, aku bisa melebihinya. Namun hal tersebut perlu dibarengi dengan dukungan pihak-pihak lain untuk bisa tercapai, utamanya tim secara utuh”.

Bacca sendiri menganggap jika performanya, terlebih di musim lalu, berkontribusi atas kesuksesan I Rossoneri mendapat satu tiket ke ajang Liga Europa pada musim 2017/2018. Maka terkesan wajar bila dirinya merasa layak mendapat apresiasi lebih dari Milan.

Namun nyatanya, asa tersebut lenyap karena Milan tidak memberinya tempat di tim utama pada skuat di musim ini sehingga dipinjamkan ke kubu Submarino Amarillo, julukan Villarreal. Apalagi kritikan tajam Milanisti yang tidak kunjung puas dengan performanya juga terus didengar oleh pria yang lahir pada 8 September 1986 tersebut.sampai hari ini.

Walau kecewa karena harus pergi dari kota Milan, namun Bacca tetap yakin bahwa apa yang telah diberikannya untuk I Rossoneri adalah sesuatu yang berharga. “Aku pergi dengan kepala tegak sebab Milan berhasil lolos ke Eropa. Suka atau tidak, aku ikut berkontribusi atas pencapaian apik tim ini di musim lalu”, terang Bacca lagi.

Bagaimana Milanisti, setuju dengan ucapan Bacca?

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional