Eropa Italia

Vikash Dhorasoo: Dari Bangku Cadangan ke Bangku Cadangan

Para penggemar AC Milan bisa jadi adalah yang paling tidak asing dengan nama Vikash Dhorasoo, gelandang asal Prancis yang memperkuat sisi merah hitam kota Milan hanya dalam semusim saja. Dhorasoo memperkuat Milan pada Serie A musim 2004/2005. Setelahnya ia kembali ke Prancis untuk bermain bersama Paris Saint-Germain (PSG).

Yang selalu diingat dari Dhorasoo adalah gaya bermainnya yang tangguh dan tak kenal lelah. Apalagi dengan nomer punggung 24 yang ia pakai, rasanya Dhorasoo banyak mengingatkan kita dengan gelandang legendaris Persib Bandung, Hariono. Sama-sama tangguh dan tidak kenal lelah. Rambut keduanya juga sama-sama gondrong.

Dhorasoo datang ke Milan untuk memperkuat tim tersebut setelah Fernando Redondo pensiun pada musim sebelumnya. Ia diharapkan bisa memperkuat lini tengah Milan mengingat Massimo Ambrosini dan Gennaro Gattuso butuh pelapis. Para penggemar Milan tentu tidak mengingat Dhorasoo sebagai pemain yang benar-benar spesial. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya di bangku cadangan.

Dhorasoo memag tidak terlalu cemerlang di akhir-akhir kariernya, terutama ketika memperkuat Milan dan setelahnya. Ia sempat memiliki musim yang bisa dibilang cukup bagus bersama PSG, yang kemudian membawanya dipanggil ke Piala Dunia 2006.

Akan tetapi, selanjutnya karier Dhorasoo kembali stagnan. Hingga akhirnya ia hengkang ke Torino pada tahun 2007 lalu pensiun. Padahal sebenarnya Dhorasoo memulai karier sepak bolanya dengan lumayan hebat.

Dhorasoo merupakan sekian dari warga Prancis berdarah Mauritania yang memiliki garis keturunan dari India. Ketika di Milan, ia memang lebih banyak ditempatkan di sektor gelandang pekerja. Padahal sebenarnya, ia berposisi asli sebagai gelandang serang. Sebelum memperkuat Milan, dan masih bermain di Prancis, kemampuan merancang permainan Dhorasoo cukup tersohor.

Anda bisa melihat cuplikan kemampuan hebat Dhorasoo terutama ketika masih memperkuat Olympique Lyonnais. Kemungkinan besar Anda akan berpikir bahwa ia tidak kalah dari seorang Zinedine Zidane. Bisa dilihat bagaimana Dhorasoo punya pergerakan, visi, dan operan yang luar biasa. Terlebih lagi ia juga bisa mencetak gol.

Tetapi dari bangku cadangan-lah Dhorasoo bisa merasakan banyak hal-hal hebat sepanjang kariernya. Ia berada di sana ketika Milan ditaklukan Liverpool dalam final Liga Champions dramatis di Istanbul pada tahun 2005. Dhorasoo juga ada di sana ketika Prancis kalah secara dramatis dari Italia di final Piala Dunia 2006.

Soal kehidupan di bangku cadangan ini bahkan ia angkat ke dalam bentuk film berjudul “Substitute” yang rilis pada pada tahun 2008 lalu. Film tersebut menayangkan rekaman pribadi Dhorasoo selama Piala Dunia 2006 di Jerman. Terutama soal kehidupan para pemain ketika mereka berada di hotel menginap selama turnamen antar-negara tersebut.

Kabar terkini, Dhorasoo banting setir menjadi pemain poker profesional. Ia sudah bermain di banyak negara, meskipun ia lebih banyak bermain permainan kartu tersebut di negaranya Prancis. Pada tahun 2011, disebutkan bahwa total uang yang dimenangkan oleh Dhorasoo selama keikutsertaanya dalam turnamen poker sejak ia pensiun dari sepak bola mencapai angka 400 ribu dolar AS atau sekitar 5,4 miliar rupiah.

Hari ini, 10 Oktober, merupakan hari ulang tahun Vikash Dhorasoo yang lebih banyak menghabiskan kariernya sebagai pemain pengganti.

Joyeux anniversarie, Vikash Dhorasoo.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia