Nasional Bola

Dendy Sulistyawan yang Selalu Menawan Saat Dibutuhkan

Pertandingan antara Bhayangkara FC kontra Persiba Balikpapan tak hanya menarik dari segi jumlah golnya saja, tapi juga kualitas yang terdapat di gol-gol tersebut. Paulo Sérgio membuka hujan lima gol di pertandingan itu dengan sepakan first-time yang mirip dengan gol terbaik Piala AFF 2016 yang dicetak Andik Vermansyah ke gawang Singapura kala itu, namun kredit tersendiri layak disematkan pada Dendy Sulistyawan.

Satu gol dan satu asis dibuatnya di laga sore itu, yang membuatnya kini mengoleksi dua gol dan empat asis dari 16 kali tampil. Untuk ukuran seorang penyerang, jumlah ini tentu sangat minim, tapi jika dilihat dari poin yang diperoleh, gol Dendy sangat krusial bagi Bhayangkara FC.

Gol pertama Dendy di Go-Jek Traveloka Liga 1 musim ini baru muncul di pekan ke-18. Menjamu Arema FC di Stadion Patriot Chandrabhaga, pemain yang akan berulang tahun ke-21 pada 12 Oktober nanti ini mencetak gol pembuka di menit ke-5 dalam pertandingan yang dimenangkan Bhayangkara FC dengan skor 2-1 itu.

Dendy sendiri bukan pilihan utama di Bhayangkara FC musim ini, meskipun Simon McMenemy termasuk pelatih yang berani mengandalkan pemain muda di starting line-up. Persaingan di lini depan yang sengit menjadi halangan utama bagi Dendy untuk tampil, karena ia harus bersaing dengan legiun asing mulai dari Thiago Furtuoso (sudah pindah ke Madura United) hingga Ilija Spasojević, juga Ilham Udin Armaiyn sang top skor klub.

Dari 16 penampilannya sejauh ini, mayoritas juga ia mulai dari bangku cadangan. Bahkan, tak jarang Dendy hanya turun untuk menyegarkan lini depan Bhayangkara FC. Namun hebatnya, ia tetap berusaha memberikan yang terbaik demi tiga poin bagi The Guardian.

Secara postur, sebenarnya Dendy merupakan tipikal pemain yang jarang beredar di kompetisi Tanah Air. Dengan tinggi mencapai 176 sentimeter, ia dapat dikategorikan sebagai pemain jangkung yang cocok dihujani dengan bola-bola atas. Akan tetapi, keunggulan utama Dendy justru terletak pada refleksnya yang sangat bagus untuk mengejar umpan terobosan.

Gaya bermainnya ini bisa dibilang termasuk dalam golongan penyerang oportunis. Tidak banyak bergerak, tapi sekalinya bergerak, peluang bisa langsung tercipta dan pertahanan lawan akan terancam seketika. Asis dan golnya ke gawang Persiba adalah contohnya. Sekalinya ia berakselerasi, sedetik kemudian ia berselebrasi merayakan gol.

Dendy memang sepertinya bukan tipikal penyerang juragan gol, dan mungkin bukan penyerang yang bisa diharapkan dapat mencetak dua digit gol per musimnya. Akan tetapi, satu gol yang dapat membuahkan tiga poin tentu akan lebih berharga dari banyak gol yang tidak membuahkan poin, bukan?

Performa impresif Dendy kala melawan Persiba bisa jadi akan menggaransi satu tempat baginya untuk menjadi super-sub, dan bisa dimulai dengan pertandingan pekan depan saat bertandang ke markas Barito Putera.

Meski berkutat di papan tengah, namun Laskar Antasari merupakan salah satu tim yang sulit dijebol di kandangnya sendiri. Sejauh ini, tim asuhan Jacksen F. Tiago baru kemasukan sembilan gol dari 13 laga tandang. Apabila Bhayangkara FC mengalami kebuntuan di pertandingan ini, peluang bagi Dendy untuk kembali menunjukkan tuah positifnya jika ia kembali diturunkan.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.