Eropa Inggris

Alexis Sanchez, Rasa Canggung, dan Sebuah Kepercayaan

Rasa canggung

Rasa khawatir para pendukung Arsenal akan totalitas Alexis (dan Özil) tentu beralasan. Rasa canggung sangat terasa ketika Alexis bermain dalam waktu yang terbatas. Selain karena kondisi fisik yang belum optimal, bahasa tubuh Alexis ketika Arsenal berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan, sangat mengganggu.

Ketika berada di atas lapangan, Alexis menunjukkan bahasa tubuh yang negatif, seperti menyalahkan rekan-rekannya secara terang benderang. Ketika berada di bangku cadangan, Alexis bisa bercanda dengan lepas, berbagi tawa dengan Petr Cech dan Gabriel Paulista (kala itu). Sebuah bahasa tubuh yang memancing rasa canggung.

Memang, tak ada salahnya ekspresif di atas lapangan, tapi jangan sampai si pemain terlihat “merajuk” dan manja. Sebuah tim berisi 11 pemain di atas lapangan. Satu pemain akan selalu membuat kesalahan, namun tentu bukan pada tempatnya Alexis “menuding serta menghakimi” dengan bahasa tubuh yang negatif.

Meski begitu, tak bisa dimungkiri juga bahwa Alexis adalah pemain terbaik Arsenal saat ini di posisinya. Ia punya ketajaman seorang penyerang, kecerdasan pengatur serangan, dan seorang pemain dengan determinasi yang tinggi ketika berada dalam situasi hati yang mendukung. Ia adalah sosok pengubah situasi ketika Arsenal sangat membutuhkan.

Apakah Gooner masih bisa menaruh kepercayaan kepadananya, bahkan ketika Alexis menunjukkan bahasa tubuh yang negatif? Saya optimis, bisa.

Di Cile, Alexis tumbuh besar di lingkungan yang keras, salah satu wilayah miskin. Ia paham artinya dedikasi, jika tidak untuk timnya, paling tidak untuk nama baik dirinya sendiri. Alexis memang tak suka dengan kemandegan, ia selau ingin berkembang, ingin menang. Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk angkat kaki dari Barcelona.

The Gunners memang sudah tidak perlu terlalu berharap bahwa Alexis akan memperpanjang kontraknya. Ia akan hengkang, bahkan dengan status bebas transfer, dan Gooner tak perlu meratapinya. Ini sebuah cara yang paling sederhana untuk tidak larut dalam kesedihan dan secepat mungkin menunjukkan respons yang dibutuhkan.

Namun jelas, Alexis tak akan menurunkan level permainannya. Ia perlu terus bermain apik, menunjukkan bahwa ia masih profesional kepada para peminat. Ingat, tentu para peminat akan berpikir ratusan kali apabila menemukan fakta bahwa Alexis tak bisa bersetia dengan kontraknya. Ketika menerima Alexis kelak, para peminat tentu mengharapkan level performa yang sama.

Pada titik ini, Alexis tak punya cara lain selalu mempersembahkan yang terbaik untuk Arsenal. Saat ini, yang harus Gooner lakukan hanya perlu menyiapkan satu keping kepercayaan bahwa Alexis akan total ketika diberi kesempatan bermain. Satu saja, supaya tidak terbawa dalam kekecewaan, ketika Alexis hengkang di musim panas 2018.

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen