Eropa Italia

Badai Cedera AS Roma dan Tantangan bagi Eusebio Di Francesco

Salah satu syarat agar sebuah tim sepak bola dapat tampil kompetitif adalah kondisi skuat yang terbebas dari cedera. Karena dengan skuat yang sehat alias bugar, para pelatih juga bakal mendapat kemudahan untuk mengatur dan mengimplementasikan strateginya di atas lapangan. Mengombinasikan satu pemain dengan pemain lainnya yang sama-sama fit jelas terasa menyenangkan.

Anda boleh tanyakan kepada Pep Guardiola atau Roy Hodgson, dua pelatih berpengalaman di jagad sepak bola yang kini mengasuh Manchester City dan Crystal Palace, betapa peningnya mereka saat ini ketika tahu bahwa Sergio ‘Kun’ Aguero dan Christian Benteke harus menepi dari lapangan karena dihantam cedera. Apalagi kedua pemain itu adalah penyerang andalan di tim masing-masing.

Peliknya masalah cedera ini juga yang tampaknya kini membuat Eusebio Di Francesco, pelatih AS Roma pusing bukan main. Pasalnya, ada cukup banyak penggawa I Giallorossi yang kudu istirahat dan mengakrabkan diri dengan meja operasi lantaran dihantam cedera.

Berdasarkan data yang dihimpun via Transfermarkt, setidaknya ada enam orang pemain Roma yang sedang cedera. Mereka adalah Gregoire Defrel, Rick Karsdorp, Abdullahi Nura, Emerson Palmieri, Diego Perotti, dan Patrik Schick. Bahkan durasi absennya Karsdorp, Palmieri, dan Schick dari lapangan bakal memakan waktu yang cukup lama.

Sampai tulisan ini dibuat, Roma memang masih nyaman duduk di peringkat lima klasemen sementara Serie A. Namun absennya nama-nama tersebut jelas berpotensi untuk mengganggu performa I Giallorossi dalam lanjutan kompetisi, baik di Serie A maupun Liga Champions.

Terlebih, baru-baru ini muncul kabar pula jika kebugaran dari Lorenzo Pellegrini juga sedang berada dalam taraf yang meragukan. Bila pemain berumur 21 tahun tersebut juga wajib menepi dari lapangan dalam jangka waktu yang lama, maka bisa dipastikan jika Di Francesco akan semakin pusing tujuh keliling.

Situasi kurang ideal yang sedang mendera Roma ini tentu harus disiasati oleh Di Francesco dengan cara yang tepat. Sebagai pelatih berkompeten dan punya pengalaman cukup banyak, Di Francesco bakal dituntut oleh kubu manajemen maupun Romanisti agar sanggup memaksimalkan skuat yang tersisa. Misalnya saja mencoba memainkan penggawanya yang serbabisa di sejumlah posisi buat menutupi lubang yang ditinggalkan para pemain yang cedera.

Di sisi lain, pria berumur 48 tahun ini juga mesti cermat dalam melakukan rotasi terhadap penggawa yang masih bugar supaya tak ada figur yang tenaganya kelewat diforsir sehingga rentan kelelahan dan meningkatkan risiko terkena cedera.

Bila dua hal ini tidak mampu diimplementasikan dengan cara yang tepat oleh Di Francesco, bukan tidak mungkin laju tim asuhannya, baik di Serie A maupun Liga Champions, akan tersendat.

Sebaliknya, jika Di Francesco berhasil melakukannya hal tersebut serta membuat Roma senantiasa tampil cemerlang di periode sulit macam ini, kredibilitasnya jelas akan meningkat di mata publik dan semakin diperhitungkan sebagai pelatih jempolan di masa yang akan datang.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional