Di sepanjang bursa transfer musim panas kemarin, salah satu kesebelasan asal Italia, Internazionale Milano, tidak melakukan pergerakan yang begitu mencolok. Aktivitas dari klub asuhan Luciano Spalletti ini terkesan minimalis karena hanya memboyong pemain sesuai kebutuhan.
Hal ini terbukti dengan tidak banyaknya pemain baru yang hadir, lebih-lebih berstatus sebagai megabintang. Inter hanya mendatangkan Joao Cancelo, Henrique Dalbert, Yann Karamoh, Daniele Padelli, Milan Skriniar, Borja Valero, dan Matias Vecino sebagai penggawa baru untuk menambal kekurangan yang ada di dalam tubuh skuat.
Kubu manajemen tampaknya yakin jika kombinasi para pemain lawas dan nama-nama anyar tersebut sudah cukup untuk membangkitkan performa Inter agar bisa kembali bersaing di papan atas.
Akan tetapi, ada satu lini yang dianggap Interisti sedikit diabaikan oleh manajemen lantaran tak mendapat sentuhan yang cukup berarti. Lini yang saya maksud adalah pos bek tengah. Hingga bursa transfer usai, praktis hanya ada empat pemain yang bakal mengisi pos ini yaitu Joao Miranda, Andrea Ranocchia, Skriniar dan penggawa dari tim Primavera, Zinho Vanheusden.
Meski hanya bertempur di kompetisi domestik, Serie A dan Piala Italia, namun jumlah bek tengah Inter memang dirasa terlalu tipis, tak terkecuali oleh para Interisti. Ada kekhawatiran yang cukup beralasan di dalam benak mereka jika minimnya stok bek tengah yang dipunyai I Nerazzurri bisa menimbulkan dampak yang cukup fatal.
Hal ini didasari pada fakta bahwa Miranda dan Skriniar, selain jadi duo andalan baru di lini belakang Inter, sebenarnya juga memegang status sebagai pilar utama di tim nasionalnya masing-masing. Ini artinya, mereka rawan diterpa kelelahan jika harus bermain secara reguler di klub maupun timnas dan tidak memperoleh waktu istirahat yang cukup.
Sementara Vanheusden, dengan status yang disandangnya, membuat pemuda asal Belgia ini masih kerap bolak-balik ke tim Primavera. Keadaan ini diperparah dengan kurangnya rasa percaya Interisti terhadap kemampuan eks kapten tim mereka dalam menggalang pertahanan, Andrea Ranocchia.
Terasa lazim memang jika di bursa transfer musim panas kemarin Interisti meminta pihak klub untuk mendatangkan pemain baru. Akan tetapi, bergemingnya kubu manajemen dan pernyataan Spalletti jika I Nerazzurri tak benar-benar butuh penggawa baru di sektor bek tengah memang terasa mengejutkan.
Apa mungkin Inter siap mengandalkan empat nama bek tengah itu secara bergantian saban pekan? Bagaimana kalau nanti ada salah satu atau bahkan lebih dari mereka yang mesti absen karena akumulasi kartu dan cedera? Ketakutan-ketakutan semacam ini memang cukup wajar beranak-pinak di dalam kepala Interisti.
Sialnya, ketakutan tersebut benar-benar hinggap ke dalam dada Interisti setelah Vanheusden ditandu keluar lapangan pada saat memperkuat tim Primavera di ajang UEFA Youth League menghadapi Dynamo Kiev (27/9) kemarin. Kabarnya, pemain muda ini mendapat cedera di bagian lututnya.
Belum jelas memang apakah Vanheusden butuh waktu istirahat yang cukup panjang guna memulihkan cedera yang sedang menimpanya atau tidak. Namun yang pasti, ketiadaan Vanheusden bakal semakin menipiskan stok bek tengah Inter. Keadaan ini tentu kurang baik untuk perjalanan I Nerazzurri di musim ini lantaran kompetisi masih sangat panjang.
Jika Miranda dan Skriniar dipanggil timnasnya masing-masing pada awal Oktober mendatang untuk menjalani laga di babak kualifikasi Piala Dunia 2018, sudah barang tentu kubu manajemen dan Interisti akan berdoa agar keduanya tidak mengalami gangguan fisik. Sebab usai babak kualifikasi Piala Dunia 2018, Inter bakal dihadapkan pada dua partai berat, masing-masing menghadapi AC Milan dan Napoli.