Bulan September memang menjadi bulan yang manis bagi Harry Kane. Penyerang Tottenham Hotspur ini sebelumnya gagal mencetak satu gol pun di bulan Agustus bagi Spurs, namun di bulan ini, ia langsung menggila. Terakhir, ia mencetak tiga gol kala Spurs melumat tim liliput asal Siprus, APOEL Nicosia, dalam gameweek kedua Liga Champions musim ini.
Total, Kane sudah mencetak sebelas gol di semua kompetisi, hanya di bulan September, dengan sembilan gol ia ciptakan bagi klubnya dan dua bagi timnas Inggris.
Saat ini, Kane dapat dikatakan sebagai salah satu penyerang, apabila bukan pemain, terbaik di dunia. Meskipun begitu, namanya seringkali tenggelam oleh pemain-pemain lain, yang bermain di klub yang lebih besar. Untuk meraih titel pemain terbaik di dunia, haruskah Kane pindah dari Tottenham?
Pemain berusia 24 tahun ini memiliki profil yang cocok untuk bermain sebagai ujung tombak dari semua kesebelasan besar di Eropa. Seorang penyerang dengan kemampuan mencetak gol dari segala situasi, baik itu tendangan jarak jauh, atau sundulan di kotak penalti. Selain itu, ia juga memiliki kemampuan untuk dribel dan mampu menendang dengan kaki kiri atau kanan sama baiknya. Singkatnya, Kane adalah tipe pemain depan yang komplet. Pemain seperti ini mampu menjadi pembeda hasil yang didapatkan suatu tim dari satu pertandingan.
Ini dibuktikan dengan rekor gol Kane yang menakjubkan. Mantan pemain akademi Arsenal ini mencetak lebih dari 20 gol sejak ia bermain reguler bersama Spurs di musim 2014/2015. Dua musim terakhir, 2015/2016 dan 2016/2017, Kane menjadi top skor Liga Primer Inggris, sebuah pencapaian yang menakjubkan. Bahkan, musim lalu, rasio perbandingan gol dan laga yang dijalani Kane menjadi yang terbaik sepanjang sejarah top skor Liga Primer Inggris, dengan 29 gol dari 30 laga.
Pujian pun datang dari berbagai pihak. Manajernya di klub, Mauricio Pochettino, mengatakan bahwa ia jatuh cinta dengan penyerangnya yang satu ini. Dengan bercanda, ia bahkan menyatakan bahwa istrinya cemburu karena rasa sayangnya yang ‘berlebihan’ terhadap Kane, dan menduga bahwa istri Kane juga cemburu kepadanya.
Namun, pujian yang dilontarkan Ally McCoist terhadap Kane lebih menarik. Dilansir dari BBC, mantan penyerang timnas Skotlandia itu mengatakan bahwa Kane cukup bagus untuk bermain di klub sekelas Barcelona dan Real Madrid, dua klub yang dapat dikatakan terbesar di dunia saat ini, selain mengatakan bahwa wakil kapten Spurs itu adalah pencetak gol yang lebih baik ketimbang Sergio Aguero, Alvaro Morata, dan Romelu Lukaku.
“Kane adalah pemain yang menakjubkan, dalam dua sampai tiga tahun terakhir, dia sangat-sangat bagus. Saya rasa dia cukup bagus untuk bermain bagi Barcelona dan Real Madrid, walaupun sebenarnya saya ragu ia adalah tipe penyerang yang dibutuhkan oleh kedua klub itu” ujar McCoist kepada BBC.
Inilah yang menarik. Ucapan McCoist mengindikasikan bahwa Kane adalah pemain yang levelnya sudah pantas untuk bermain di klub-klub terbaik di dunia dengan reputasi yang juga mentereng.
Memang, reputasi dan permainan Tottenham tengah menanjak sejak diasuh oleh Pochettino, namun dengan segala hormat, level mereka belum menyamai klub-klub, katakanlah, Manchester United (MU), Bayern München, Chelsea, Juventus, dan terlebih lagi, Barcelona dan Real Madrid. Saat ini, dapat dikatakan bahwa status Kane seperti ikan besar di kolam yang kecil.
Pemain dengan kelas seperti Kane tentu berpotensi menjadi yang terbaik di dunia, terlebih saat ini ia belum berada di usia emasnya. Perjalanan Kane masih panjang, dan ia masih bisa untuk berkembang lebih jauh lagi. Walaupun begitu, untuk membuktikan kelasnya, ia mesti membuktikan diri bersama klub-klub yang tentu dikatakan sebagai yang terbaik.
Mungkin saat ini ia bisa menjadi pemain utama di Tottenham, namun bisakah ia membuktikan diri untuk menjadi yang utama di klub yang lebih besar? Dengan pindah ke klub-klub seperti itu, tentu ia akan mendapat sorotan yang lebih besar, dan bukan tidak mungkin, ia menjadi penantang dalam meraih gelar Ballon d’Or, gelar pemain terbaik di dunia. Sekedar pengingat, sejak tahun 2000, tiga besar pemenang Ballon d’Or hanya berasal dari klub-klub seperti Bayern München, Barcelona, Real Madrid, AC Milan, Juventus, dan MU.
Masalahnya adalah, apa klub besar yang cocok untuk Kane?
Seperti yang sudah disebutkan oleh McCoist, Barcelona dan Real Madrid mungkin tidak cocok dengan profil Kane yang lebih tradisional. Selain itu, pemain dari Inggris terbukti sulit beradaptasi untuk bermain di luar negaranya.
Coba tengok apa yang terjadi pada Michael Owen dan David Beckham, dua pemain besar terakhir Inggris yang bermain di luar negeri. Keduanya mengalami masa yang sulit ketika bermain di Real Madrid, dengan beban harapan yang begitu tinggi. Sulitnya pesepak bola Inggris untuk bermain di luar kepulauan Britania Raya menjadi pengingat bagi Kane.
Menetap di Inggris dapat menjadi opsi menarik, namun ada satu penghadangnya. Saat ini, bisa dikatakan bahwa hanya MU, Chelsea, dan Manchester City-lah klub yang lebih besar dari Tottenham di Liga Primer Inggris. Namun, ketiganya sudah memiliki penyerang yang selevel dengan Kane.
MU baru saja mengakuisisi Romelu Lukaku, dan Chelsea membeli Alvaro Morata. Sulit melihat kedua klub itu menghamburkan uang banyak untuk membeli pemain depan lagi. City? Lebih sulit lagi, karena mereka masih memiliki Sergio Aguero, dan masih ada salah satu talenta muda terbaik di dunia saat ini dalam diri Gabriel Jesus. Jika Kane berminat, mungkin klub-klub inilah yang tidak membutuhkan penyerang lagi.
Yang terbaik bagi Kane adalah, ia mungkin dapat bertahan hingga satu sampai dua musim lagi bagi Tottenham. Jika ia berhasil membawa klubnya meraih gelar juara yang prestisius, maka statusnya sudah dapat dikatakan sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Toh saat ini, Tottenham memang berada dalam jalur yang baik, beda dengan tetangganya yang sedang mundur kualitasnya.
Namun, jika Spurs tak kunjung menjadi penantang serius bagi piala-piala bergengsi, ada baiknya Kane segera pindah. Klub-klub Inggris tersebut mungkin membutuhkan pemain berkualitas yang termasuk dalam kategori homegrown, sehingga peluang Kane untuk pindah ke tiga klub itu juga masih ada.
Kane juga sebenarnya memiliki kapabilitas untuk bermain di luar negeri, dan memiliki nasib yang lebih baik ketimbang Owen dan Beckham. Menarik untuk dinanti, seperti apakah nasib Kane di tahun-tahun berikutnya, menjadi salah satu yang terbaik, atau terdampar menjadi pemain besar di klub biasa-biasa saja.
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket