Nasional Bola

Muhammad Rahmat, ‘The Flash’ yang Kadang Terlupakan

Kredit: Makassar Oke

Mulai bersinar di tengah-tengah dualisme

Nama Rahmat mencuat ketika tampil gemilang di Liga Primer Indonesia (LPI), yaitu kompetisi tandingan Liga Indonesia resmi pada tahun 2010. Di kompetisi yang terhenti di tengah jalan tersebut, nama kelahiran Takalar, 28 Mei 1988 ini berkibar bersama rekan duet sekaligus mentornya, Andi Oddang.

Setelah LPI berubah status menjadi liga resmi, PSM mendatangkan penyerang Montenegro Ilija ‘Spaso’ Spasojevic. Trisula Spaso, Oddang, dan Rahmat tampil mengesankan dan masih dikenang para penggemar Juku Eja sampai sekarang.

Dualisme federasi sepak bola Indonesia, PSSI, membawa berkah tersendiri bagi Rahmat. Karena tim nasional Indonesia pada saat itu tak bisa memilih sejumlah pemain untuk diberangkatkan ke Piala AFF 2012, dipanggillah pengidola Neymar ini untuk memperkuat lini depan tim Merah Putih. Meski gagal membawa Indonesia lolos dari penyisihan grup, nama Rahmat mulai diperhitungkan di level nasional.

Ia sempat dipanggil pemusatan latihan untuk menghadapi turnamen Piala AFF 2016, meski pada akhirnya gagal terpilih. Meski demikian, Rahmat tak pernah berkecil hati dan selalu menunjukkan etos kerja yang tinggi. Torehan lima golnya di Torabika Socer Championship 2016 lalu adalah buktinya.

Prestasi jempolan pemain berusia 29 tahun ini menjadi teladan bagi adiknya yang juga berprofesi sebagai pemain sepak bola, yaitu Muhammad Rasul. Rahmat sendiri terang-terangan mengakui dirinya adalah penggemar berat megabintang Brasil, Neymar Junior. Kebetulan, Rahmat dan Neymar sama-sama berposisi sebagai penyerang sayap kiri dan memakai nomor punggung sebelas.

Di tengah-tengah nama-nama terkenal yang memadati skuat PSM saat ini, nama Rahmat memang kadang terlupakan. Namun, tidak demikian bagi pelatih Robert Rene Alberts dan para pendukung Juku Eja. Rahmat adalah bagian tak terpisahkan PSM dalam hampir satu dekade terakhir. Jika mampu membawa klubnya menjadi juara, akan menjadi prestasi cukup manis bagi ayah satu anak ini.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.