Kekalahan dari Lazio, adalah kekalahan yang perlu segera dilupakan AC Milan. Kekalahan dari Lazio, adalah jenis kekalahan yang harus menjadi pengingat bagi Setan Merah bahwa, skuat mahal tak selalu sama dengan kemenangan. Kerja keras dan kohesi sebuah tim juga dasar yang dibutuhkan untuk terus berlari di jalur yang benar, jalur kemenangan.
Setelah dibungkam Lazio, anak-anak asuhan Vincenzo Montella tersebut mengamuk di kandang Austria Vienna dalam laga Liga Europa. Milan tampil sempurna dan berhasil membungkam tuan rumah dengan skor 1-5. Sebuah performa yang apik, sebuah aksi melampiaskan kekesalan yang paling sahih: memastikan Milan terus meraih kemenangan.
Usaha yang sama juga diupayakan Milan ketika menjamu Udinese pada hari Minggu (17/9). Apalagi, laga melawan Udinese adalah laga di Serie A, tepat setelah Milan menderita kekalahan dari Lazio. Beban cukup berat, mengingat Milan kalah dengan skor mencolok dari Lazio dan tampil begitu buruk.
Dan memang, Milan mengawali laga di Stadion San Siro dengan rasa gugup yang begitu terasa. Beban harus menang seperti membuat kaki pemain-pemain Milan menjadi lebih berat 50 kilogram.
Kegugupan Milan seperti tercermin ketika Alessio Romagnoli membuat kesalahan yang bisa dimaksimalkan Kevin Lasagne untuk membobol gawang Gianluigi Donnarumma. Beruntung, berkat bantuan teknologi VAR (Video Assistant Referee), gol Lasagna tersebut dianulir oleh wasit karena pemain asal Italia tersebut sudah terperangkap offside. Milan bisa sedikit bernapas lega.
Makna penting pembelian Nikola Kalinic
Sedikit demi sedikit, Milan bisa lebih nyaman menjalani pertandingan. Usaha keras memboyong Nikola Kalinic di jendela transfer yang lalu berbuah manis. Pemain asal Kroasia tersebut menyumbang dua gol penting bagi Milan. Sebuah gol yang menegaskan makna penting keberadaan Kalinic di lini depan Rossoneri.
Mantan penyerang Fiorentina tersebut sangat dibutuhan Milan untuk saat ini. Boleh dibilang, Kalinic adalah tumpuan ketika Milan masih menunggu tuntasnya proses aklimatisasi Andre Silva dengan Serie A. Andre Silva memang didaulat untuk menjadi penyerang masa depan Milan. Namun, pemain asal Portugal tersebut membutuhkan waktu adaptasi.
Selama proses adaptasi tersebut, Milan tentu tetap membutuhkan asupan gol. Tak bijak tentunya Patrick Cutrone, yang masih berusia 19 tahun, untuk dijadikan tumpuan. Sementara itu, Fabio Borini juga pernah meninggalkan Italia. Oleh sebab itu, Milan membutuhkan Kalinic yang bermain apik musim lalu.
Milan membutuhkan seseorang yang kenal betul dengan perkembangan Serie A. Kalinic, dengan teknik olah bola dan visi yang memuaskan, bisa dijadikan lumbung gol, sembari menunggu Andre Silva. Karena dengan gol, sebuah pertandingan bisa dimenangkan. Dan dengan dua golnya ke gawang Udinese, Kalinic menjaga Milan tetap di jalur kemenangan.
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen