Kabar duka datang dari Milanello. Bek kanan jempolan yang didatangkan musim ini dari Atalanta, Andrea Conti, harus menepi hingga enam bulan lamanya akibat cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) di lutut kirinya.
Pertanyaan pun mengemuka, apa yang akan dilakukan Vincenzo Montella untuk menggantikan Conti? Jawabannya bisa Tribes dapatkan di laga kontra Austria Vienna dan Udinese, yaitu skema tiga bek.
Namun, apakah keputusan ini merupakan jalan terbaik?
Tiga bek di laga kontra Austria Vienna
Vincenzo Montella memakai strategi ini di matchday pertama Liga Europa (14/9) lalu dengan trio Cristián Zapata, Leonardo Bonucci, dan Alessio Romagnoli mengisi pos lini belakang. Mereka bertiga ditopang oleh Luca Antonelli yang bermain sebagai wingback kiri dan Ignazio Abate di sisi seberangnya.
Hasilnya secara skor memang sangat memuaskan, tapi secara individu, kedua bek sayap tidak menunjukkan performa gemilang. Bagaimana dengan tiga bek tengah yang diturunkan saat itu? Materi pemain Austria Wien sangat jauh perbedaan kualitasnya dengan Milan, sehingga laga di malam Jumat itu tidak bisa dipakai sebagai patokan untuk mengukur ketangguhan ketiganya.
Berdasarkan data yang dirilis dari WhoScored, tidak ada satu pun dari Zapata, Bonucci, dan Romagnoli yang meraih nilai lebih dari 6,8. Hal yang wajar karena di pertandingan itu, Austria Vienna hampir tak pernah menyentuh kotak penalti Milan, sehingga ketiganya tak banyak terlibat duel. Tribes bisa melihat perbandingan operan yang dilakukan kedua tim.
Mayoritas operan yang dilakukan tuan rumah terjadi di area pertahanan sendiri, karena trio Franck Kessié, Lucas Biglia, dan Hakan Çalhanoğlu sangat dominan untuk mematahkan serangan malam itu. Nama terakhir bahkan mencetak dua asis dan satu gol, di mana salah satu asisnya dilakukan setelah merebut bola dari kaki lawan melalui tekel.
Dengan kata lain, kinerja trio bek tengah Milan saat itu sangat terbantu dengan kinerja apik gelandang Il Diavolo Rosso, sehingga mereka lebih sering menganggur ketimbang menegur satu sama lain akibat serangan-serangan lawan yang mampu menembus area kekuasaan mereka.
Begitu pula dengan kedua bek sayap. Tidak ada yang mencapai nilai 7, alias tidak berbanding jauh dengan tiga rekan yang bergerak di belakang mereka. Bahkan. Luca Antonelli merupakan pemain dengan nilai terburuk di Milan, yaitu 6,5. Adapun hal ini terjadi karena pembagian peran yang menurut saya masih perlu dimatangkan lagi.
Çalhanoğlu yang bermain sebagai gelandang tengah kiri seringkali “menjajah” area bermain Antonelli. Ketika bermain dengan 4-3-3, Çalhanoğlu tidak bertabrakan peran dengan bek kiri, karena eks pemain Bayer Leverkusen ini menempati halfspace kiri, sedangkan Ricardo Rodriguez menempati pos bek kiri, akan lebih banyak beredar di dekat garis tepi lapangan.
Pemain asal Turki itu memang selalu mengisi sektor tersebut jika Milan bermain dengan formasi 4-3-3, baik sebagai gelandang kiri maupun sayap kiri, dan tampaknya ia belum terbiasa berbagi wilayah dengan wingback kiri di formasi tiga bek.
Begitu pula dengan kombinasi Kessié-Abate di sektor kanan. Nama pertama merupakan gelandang box-to-box dengan daya jelajah yang luas, dengan halfspace kanan sebagai area kekuasaan utamanya. Abate, di satu sisi juga merupakan bek sayap ofensif yang bagus, tapi jika Kessié-Abate sama-sama maju mendekati area kotak penalti lawan, sisi kanan Milan akan sangat mudah ditembus lewat serangan balik.
Oleh karena itu, mereka harus bergantian maju dan mundur untuk menyeimbangkan lini tengah, dan salah satu dari gelandang jangkar ataupun bek tengah, juga bisa difungsikan untuk menutup kekosongan yang ditinggalkan keduanya jika mereka terlambat turun.
Kesimpulannya, menurut saya komposisi tiga bek di pertandingan ini masih mentah, atau mungkin memang sengaja dilakukan Montella untuk mencoba skema barunya mengingat lawan yang dihadapi tidak terlalu berat. Koordinasi menjadi aspek utama yang perlu ditingkatkan.