Dua kali mencicipi atmosfer Eropa
Samuel saat ini memperkuat tim muda Persija Jakarta. Namun, banyak yang belum tahu bahwa di usianya yang masih sangat muda, Samuel telah mencicipi atmosfer sepak bola di Eropa. Anak muda yang lahir di Jakarta ini bahkan telah terbang ke Eropa ketika masih berusia 12 tahun.
Ceritanya, pada tahun 2012 lalu, Samuel yang pada saat itu masih tergabung dengan sekolah sepak bola Jakarta Football Academy (JFA), terpilih sebagai salah satu peserta yang berlatih di akademi sepak bola Southampton. JFA memilih Southampton sebagai salah satu kiblat sekolah sepak bola yang terbaik di Inggris untuk anak-anak usia dini, khususnya untuk kelompok usia 9 tahun hingga 16 tahun.
Dilansir dari Okezone, pada saat itu biaya yang harus dikeluarkan oleh para orang tua untuk membiayai anak mereka adalah sekitar 3.150 paun atau setara dengan 44 juta rupiah. Biaya tersebut sudah untuk memenuhi kebutuhan para peserta selama sebulan di akademi yang menghasilkan nama-nama tenar seperti Alex Oxlade-Chamberlain, Gareth Bale, dan Alan Shearer.
Berdasarkan informasi di atas, kita mungkin langsung berpendapat bahwa Samuel termasuk pemain muda yang beruntung karena memperoleh dukungan luar biasa dari orang tuanya. Namun, apalah artinya dukungan moril dan finansial tanpa bakat dari sang pemain sendiri.
Pemain yang lahir pada 31 Juli 1999 ini tak menyia-nyiakan kesempatan kedua untuk merasakan ketatnya pendidikan sepak bola di Eropa. Pada tahun 2016 lalu, ia berangkat ke Valencia, Spanyol, untuk latihan dengan Royal European Football Academy (REFA). Keberangkatan Samuel ke Spanyol pada saat itu tidak sendiri, tetapi bersama lima pemain muda lain, yaitu Adam Putra Firdaus, Pancar Nur Widiastono, Nicholas Pambudi, dan Syahrian Abimanyu. Keenamnya difasilitasi oleh Munial Sport Group.
Sebelum bergabung dengan Timnas U-19 asuhan Indra Sjafri, Samuel resmi dikontrak untuk memperkuat skuat Persija U-19 selepas pulang dari Spanyol. Posisinya sebagai bek kiri dan pengalaman hidupnya di Spanyol sedikit banyak mengingatkan kita kepada seniornya, Arthur Irawan. Namun, tentu saja pencinta sepak bola di tanah air berharap nasib Samuel kelak akan lebih baik dari Arthur, yang tak kunjung mendapatkan kesempatan berlaga di tim nasional dan sampai saat ini terus-menerus berpindah-pindah klub.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.