Kompetisi Go-Jek Traveloka Liga 1 sudah memasuki pekan ke-22, persaingan di jalur juara yang melibatkan Bali United, Bhayangkara FC, Persipura Jayapura, dan PSM Makassar pun tampak semakin sengit. Selisih poin yang begitu tipis di antara keempat tim tersebut juga membuat permutasi posisi di papan atas sulit untuk dihindari.
Meski pergolakan yang terjadi di papan atas berlangsung sangat menarik, kondisi yang kurang lebih sama juga tengah terjadi papan bawah. Setidaknya, kini ada empat klub yang terlibat rivalitas ketat agar bisa bertahan di Go-Jek Traveloka Liga 1. Mereka adalah PS TNI, Persela Lamongan, Perseru Serui, dan Persiba Balikpapan.
Maaf bila nama Persegres Gresik United tidak termasuk di dalamnya karena dalam hemat saya, Kebo Giras butuh lebih dari sekadar mukjizat supaya bisa selamat dari jerat degradasi ke Liga 2, mengingat koleksi poin mereka sampai detik ini bahkan belum menyentuh angka dua digit.
Dari empat nama kesebelasan yang saya sebutkan dan tengah berjuang mati-matian agar selamat dari jerat degradasi tersebut, sebuah tren menarik justru diperlihatkan oleh Persela. Sayangnya, tren yang saya maksud itu bukan sesuatu yang patut dibanggakan oleh LA Mania, pendukung setia Persela.
Bermodal skuat yang cukup mumpuni untuk sekadar bertarung di papan tengah, nyatanya Persela malah terseok-seok di papan bawah meski sempat menjanjikan di awal musim. Inkonsistensi permainan menjadi salah satu alasan yang membuat Laskar Joko Tingkir menderita. Ditambah dengan cederanya dua pemain pilar yaitu Fahmi Al Ayyubi dan Ivan Carlos, langkah Persela terasa semakin berat. Hingga pekan ke-22, anak asuh Herry Kiswanto terjerembab di posisi ke-15 klasemen sementara dengan koleksi 24 poin.
Dalam lima pertandingan pamungkas yang Persela lakoni pada lanjutan Go-Jek Traveloka Liga 1, Choirul Huda dan kawan-kawan selalu mengakhirinya dengan kepala tertunduk. Penyebabnya pun jelas, di lima pertandingan tersebut Persela selalu meraup hasil minor alias gagal meraih angka.
Usai menang atas Barito Putera (28/7), secara terus menerus Laskar Joko Tingkir dirundung kekalahan. Berturut-turut mereka ditumbangkan oleh Madura United, PSM, Mitra Kutai Kartanegara, Persija Jakarta, dan Bali United. Catatan negatif macam itu membuat mereka semakin sulit beranjak dari papan bawah.
Performa jeblok yang ditampilkan Persela ini pun mendapat kritikan pedas dari para suporter fanatiknya. Tanda pagar #HerkisOut yang merujuk pada sosok pelatih Herry Kiswanto juga menjadi semakin populer di dunia maya dalam kurun satu bulan terakhir. Banyak LA Mania yang menggunakan tanda pagar itu sebagai ungkapan kekecewaan sekaligus keinginan melihat eks pelatih Persikab Kabupaten Bandung dan Persiraja Banda Aceh tersebut didepak oleh pihak manajemen.
Suwe2 iso degradasi. Wis wayah e #HerkisOut
— M Khusnul Hidayat (@yazt) September 3, 2017
— Nizam A.M (@Nizam2196) September 3, 2017
Harus diakui, Persela memang butuh perubahan dan pembenahan masif agar tren buruk mereka bisa disudahi. Sialnya, hal itu juga mesti dilakukan sesegera mungkin bila Laskar Joko Tingkir tak ingin semakin terpuruk. Sedikit saja terlambat, akibatnya bisa fatal bagi tim yang berkandang di Stadion Surajaya ini.
Ya, terdegradasi ke Liga 2!
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional