Danny Drinkwater akhirnya berhasil didatangkan Chelsea tepat di menit-menit akhir penutupan bursa transfer musim panas lalu. Drinkwater datang dengan biaya yang sama sekali tidak murah, sebesar 35 juta paun. Mantan pemain Leicester City ini sebenarnya memang sudah sejak awal bursa transfer ini diincar oleh Chelsea, namun The Blues baru berhasil memboyongnya jelang penutupan bursa transfer.
Tentu saja, cibiran datang bagi kesepakatan yang terjadi antara Chelsea dan Leicester ini. Ada yang mengatakan, bahwa Drinkwater hanya sekedar pembelian panik dari Chelsea yang kekurangan sumber daya di lini tengah. Ada juga yang mengatakan bahwa Drinkwater tidak cukup bagus bagi Chelsea, dan kehadirannya tak lebih dari sekedar pelengkap di bangku cadangan.
Boleh saja beranggapan seperti itu, namun Drinkwater memiliki peluang besar untuk menunjukkan bahwa anggapan itu salah. Pemain berusia 27 tahun itu adalah sosok yang Chelsea butuhkan untuk kembali bersaing dalam perebutan trofi Liga Inggris.
Mengapa Drinkwater?
Chelsea baru saja kehilangan Nemanja Matic ke rival beratnya, Manchester United. Saat ini, stok gelandang tengah Chelsea hanya N’Golo Kante, Cesc Fabregas, dan rekrutan baru, Tiemoue Bakayoko. Kualitas tiga pemain ini memang di atas rata-rata, tetapi hanya menyisakan tiga gelandang tengah adalah hal yang bodoh.
Sudah tentu Chelsea butuh minimal satu gelandang tengah lagi untuk mengarungi musim ini. Saat ini, satu tempat di lini tengah Chelsea sudah pasti milik Kante, dan satu lagi diperebutkan oleh Bakayoko, Fabregas, dan Drinkwater. Ada beberapa alasan mengapa sosok Drinkwater adalah sosok yang tepat untuk menemani Kante di lini tengah Chelsea.
Yang pertama, Drinkwater mampu menawarkan stabilitas bagi lini tengah Chelsea. Dibandingkan Bakayoko atau Fabregas, Drinkwater adalah pemain yang kemampuannya paling seimbang. Bakayoko memiliki kelebihan di sektor defensif, namun ia kurang mahir untuk melepas operan dan memulai serangan.
Fabregas sebaliknya, ia adalah playmaker sejati, kemampuan ofensif adalah kelebihannya, namun ia lemah dalam bertahan. Drinkwater mampu menawarkan kemampuan seimbang di dua aspek vital itu. Kemampuan bertahannya memang tak semenonjol Bakayoko, dan operannya tidak semematikan Fabregas, tetapi ia mampu melakukan keduanya dengan baik. Seimbang.
Ini dibuktikan oleh kontribusinya bagi Leicester beberapa musim belakangan. Ia mampu menciptakan 2,6 tekel per laga dan 1,4 intersep per laga, sebuah angka yang cukup memuaskan. Drinkwater juga mencatatkan angka yang lumayan dalam aspek ofensif.
Ia berhasl menciptakan rerata 0,4 keypass per laga, serta 79m5 persen operan sukses. Secara statistik, Drinkwater adalah pemain yang baik, namun kelebihannya tidak hanya melulu soal statistik. Drinkwater adalah pemain yang memiliki stamina tinggi dan mampu mengokupansi lapangan. Daya jelajahnya tinggi Permainannya juga cenderung sederhana dan ia mampu untuk mengendalikan tempo permainan di lapangan.