Eropa Inggris

Tak Ada Masalah di Lini Tengah Chelsea

Setelah berjalan cukup lama, akhirnya, spekulasi kepergian Nemanja Matic menemui jalan terang. Gelandang asal Serbia tersebut ditebus Manchester United dengan mahar 40 juta paun. Banyak menyayangkan keputusan Chelsea melepas Matic ke tim rival di satu liga. Namun, benarkah demikian? Apakah The Blues memang harus khawatir?

Memang sudah sejak bulan Mei yang lalu Matic dikabarkan akan bereuni dengan Jose Mourinho di United. Meski menjadi bagian vital dari usaha Chelsea memenangi Liga Primer Inggris musim lalu, Antonio Conte tak ingin menghalangi kepergian Matic. Bahkan, Conte sudah menyipakan segala rencana untuk antisipasi situasi tersebut.

Salah satunya dengan bekerja cepat merekrut Tiemoue Bakayoko dari AS Monaco. Untuk mendapatkan gelandang muda asal Prancis tersebut, Chelsea mengeluarkan dana hingga 40 juta euro atau sekitar 35 juta paun seperti dirilis Transfermarkt. Dari penjualan Matic, Chelsea sudah bisa menutup pengeluaran tersebut.

Membeli Bakayoko adalah bisnis yang bagus. Ia masih muda, tepatnya 22 tahun dan akan beranjak 23 tahun pada tanggal 17 Agustus nanti. Sementara itu, Nemanja Matic sudah akan berusia 29 tahun per tanggal 1 Agustus 2017. Mendapatkan pemain yang lebih muda, dengan bekal kualitas yang mumpuni, pun lebih murah, tentu sebuah langkah yang patut diacungi jempol.

Dari sisi kemampuan, Bakayoko akan memperkuat lini tengah Chelsea. Duetnya dengan N’Golo Kante bisa membuat lini tengah The Blues menjadi salah satu yang paling tangguh. Bagaimana ciri permainan Bakayoko?

 Tiemoue Bakayoko

Melihat Bakayoko bermain

Ketika masih berseragam Monaco, Bakayoko banyak berposisi lebih dalam ketimbang duetnya, Fabinho. Ia akan banyak berposisi di depan empat bek. Melihat penampang fisiknya, Bakayoko cukup menyeramkan. Tingginya mencapai 184 sentimeter, dan dengan berat 70 kilogram, Bakayoko adalah teman duel fisik yang ingin dihindari.

Berbekal bangunan fisik yang kokoh, Bakayoko diberkahi dengan kemampuan merebut bola dari kaki lawan. Ia tak perlu sering menjatuhkan diri untuk melancarkan tekel. Namun, jika perlu melakukannya, Bakayoko menunjukkan bahwa tekelnya cukup akurat. Musim lalu, ia memenangi rata-rata 2,6 tekel per pertandingan, dengan catatan intersep rata-rata 2,3.

Ia memang jarang melakukan tekel karena menggunakan tubuhnya yang kokoh, ia gemar menempelkan badan ke badan lawan. Dari situ, ia bisa menjulurkan kaki untuk merebut bola. Bakayoko bisa menempelkan badannya karena punya akselerasi yang terhitung sangat baik untuk gelandang yang lebih bertahan.

Selain akselerasi, keseimbangan tubuh Bakayoko juga apik. Jadi, ketika berakselerasi, ia bisa mempertahankan keseimbangan ketika beradu fisik dengan lawan. Kecepatan yang mumpuni, ditambah keseimbangan yang terjaga, membuat Bakayoko menjadi mesin perebut bola yang handal.

Selain kuat bertahan, teknik mengumpan Bakayoko juga cukup bagus. Rata-rata umpan suksesnya mencapai 87 persen. Sebagai gelandang bertahan, ia punya ketenangan yang cukup ketika menguasai bola. Kelebihan ini membuatnya bisa menggiring bola melewati area yang padat oleh pemain lawan. Badannya yang kokoh membantu Bakayoko menerobos barikade lawan.

Untuk gelandang bertahan, kemampuan umpan dan olah bolanya sudah sangat bagus.

Previous
Page 1 / 2