Nasional Bola

Usai Indonesia Melawan Fiji dan Cerita Kusut yang Belum Surut

Cerita tentang sepak bola memang tidak akan ada habisnya. Bahkan, untuk Indonesia yang sepak bolanya masih berada di papan bawah dunia, cerita tentang si kulit bundar tetap terus mengalir. Miskin prestasi tidak membuat sepak bola Indonesia berhenti dicintai.

Setelah sempat menjalani hari-hari tanpa kompetisi kesebelasan lokal dan partisipasi tim nasional di ajang internasional karena disanksi FIFA, kini sepak bola Indonesia kembali menunjukkan kehidupannya. Kompetisi resmi PSSI dalam tiga kasta, yaitu Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 digelar. Semua berjalan seru. Sebab, selalu ada drama yang terukir dari lapangan hijau ke lapangan hijau.

Di tengah kompetisi kesebelasan resmi PSSI, Timnas U-22 juga beraksi di SEA Games 2017 di Kuala Lumpur. Dalam ajang bergengsi yang digelar di bulan Agustus itu, Hansamu Yama Pranata dan kolega membawa pulang medali perunggu. Dan meski tidak membawa pulang emas, mereka tetap disambut. Menang disambut, kalah pun tetap dijemput, begitu kiranya.

Ketika cerita tentang timnas di SEA Games perlahan surut, si kulit bundar sudah bersiap mengalirkan cerita baru. Kali ini melalui Timnas U-19 yang siap berjuang di Piala AFF. Cerita tentang gol indah Febri Hariyadi ketika melawan Kamboja tentu saja akan dilanjutkan cerita baru yang diperankan Rachmat Irianto dan kawan-kawan.

Dalam penantian cerita baru itu, pencinta sepak bola tanah air tidak lantas diam. Sebab, drama 90 menit yang diperankan skuat Merah Putih senior kembali dipertontonkan. Adalah laga Indonesia melawan Fiji yang menjadi cerita di tengah jeda. Laga yang digelar di akhir pekan itu jelas disambut hangat pemcinta sepak bola nasional.

Kredit: Sport Satu

Indonesia melawan Fiji: Tidak ada yang tampil baik

Laga Indonesia melawan Fiji digelar di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi pada Sabtu (2/9) sore. Dalam laga itu tidak ada gol yang tercipta dari kaki-kaki pemain kedua negara. Kedudukan imbang 0-0 pun tidak berubah hingga berakhirnya laga.

Hasil imbang tersebut memang sangat kurang memuaskan. Pasalnya, Indonesia lebih diunggulkan. Pelatih Fiji, Chrisophe Gamel, bahkan menilai jika Fiji kalah segala-galanya dari Indonesia. Ia juga menganggap laga melawan Indonesia sebagai petualangan baru bagi Fiji. Memang, dalam peringkat FIFA, Fiji bertengger di peringkat 181 atau berjarak 7 angka di bawah Indonesia.

Perlu kita ketahui bahwa Indonesia dan Fiji memiliki perbedaan menonjol dalam beberapa hal. Fiji merupakan negara kecil yang hanya memiliki pendunduk sekitar 909 jiwa. Jumlah yang sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia. Dalam ranah sepak bola, Fiji juga tidak ‘segila’ Indonesia.

Di Fiji, sepak bola tidak menjadi olahraga nomor wahid. Masyarakat Fiji lebih gemar dengan olahraga rugbi atau kriket. Jadi, jika di Indonesia seleksi menjadi pemain timnas begitu ketat, di Fiji pelatih justru kesulitan mencari pemain sepak bola. Bahkan, ketika melawat ke Stadion Patriot Chandrabhaga, Fiji hanya membawa satu pemain profesional, yaitu Roy Krishna.

Dengan hasil imbang melawan Indonesia, berarti kualitas sepak bola di Fiji tidak begitu buruk, bukan? Atau sepak bola Indonesia yang sebenarnya tidak lebih baik dari Fiji? Jawabannya masih saya pikirkan…

Previous
Page 1 / 3