Dunia Asia

Noh Alam Shah, Legenda Singapura yang Dicintai di Indonesia

Masih ingat dengan nama Noh Alam Shah? Mantan penyerang tim nasional Singapura ini adalah satu dari beberapa pemain Singapura yang pernah berkarier di Indonesia.  Sampai sekarang, penyerang fenomenal ini adalah pencetak gol terbanyak sepanjang masa Piala AFF dengan 17 gol.

Capaian terbaik pemain yang akrab disapa Along ini adalah ketika mengantarkan Singapura ke tangga juara Piala AFF 2004 dan 2007.  Sewaktu Piala AFF masih bernama Piala Tiger pada tahun 2004, pemain kelahiran 3 September 1980 ini sudah menjadi bagian skuat Singapura. Namun, pada saat itu, dirinya masih berada di bawah bayang-bayang penyerang naturalisasi asal Nigeria, Agu Casmir. Ia baru menggila di turnamen edisi 2007, termasuk rekor tujuh golnya dalam satu pertandingan ketika melawan Filipina.

Tujuh gol yang dicetaknya ketika Singapura menggulung Filipina 11-0 tersebut sampai sekarang menjadi rekor gol terbanyak yang dicetak pemain Singapura di level internasional. Along setelah itu mencetak empat gol lagi yang mengukuhkannya sebagai pencetak gol terbanyak di turnamen Asia Tenggara tersebut. Salah satu andil terpentingnya adalah sebuah golnya di final Piala AFF 2007 ketika menghadapi Thailand.

Noh Alam Shah saat memperkuat Persib. Kredit: Viking Persib Club

Karier di Indonesia

Jengah dengan kecilnya jumlah penonton di stadion-stadion Singapura, Along memutuskan untuk menjajal Liga Indonesia. Klub pertama yang dibelanya adalah Arema Malang. Klub asal kota Malang ini mendatangkannya pada awal Liga Indonesia 2009. Selain Along, Arema juga mendatangkan kompatriotnya di timnas Singapura, yaitu Muhammad Ridhuan.

Musim pertama dilalui kedua pemain ini dengan sangat memuaskan. Along sendiri menunjukkan kualitasnya sebagai penyerang jempolan. Aremania sangat menikmati gol demi gol yang datang dari kaki dan kepalanya. Empat belas sumbangan golnya sukses mengantarkan Arema ke tangga juara liga untuk pertama kalinya.

Kedekatannya dengan Aremania juga membuatnya menjadi idola. Sebagai pemain yang punya garis keturunan Indonesia dari kakek ibunya, ia sangat mudah bergaul dengan para Aremania. Dalam waktu singkat, ia menjadi ikon klub bersama Benny Wahyudi, Ahmad Bustomi, dan Juan Revi.

Along juga mengagumi atmosfer sepak bola Indonesia, yang selama ini jarang ia rasakan saat berkarier di Singapura. Sayangnya, pada tahun 2011, sepak bola Indonesia terpecah akibat politik. Dampaknya, terjadilah dualisme kompetisi yang berdampak pula dengan terpecahnya Arema menjadi dua.

Akhirnya duet Singapura ini berpisah. Ridhuan memutuskan untuk tetap di Arema, sedangkan Along merapat ke Persib Bandung. Sayangnya, masa baktinya di Maung Bandung tak secemerlang di Arema. Ia hanya bertahan semusim di Persib dengan hanya mencetak empat gol.

Pada tahun 2012, Along akhirnya kembali ke klub tempatnya mengabdi paling lama, Tampines Rovers. Namun, sepak bola Indonesia sepertinya sudah melekat di hatinya. Ia akhirnya memutuskan untuk memperkuat PSS Sleman pada awal 2013. Meski klub kebanggaan masyarakat Sleman ini hanya bermain di kasta kedua Indonesia, legenda Singapura ini sangat menikmati perannya sebagai ujung tombak klub tersebut.

Sayang, usianya yang sudah menginjak 34 tahun, menghalangi fisiknya untuk tampil prima. Cedera sering menghampirinya sehingga kontribusinya untuk Super Elja terbilang minim. Pada akhir 2014, ia memutuskan untuk kembali ke Tampines Rovers dan mengakhiri kariernya di sana.

Pada tahun terakhirnya sebagai pesepak bola, Along sempat membuat heboh para penggemar sepak bola di internet. Penyebabnya adalah sebuah berita tentang profesi sampingannya sebagai pengemudi sebuah moda transportasi daring. Media lokal kemudian berspekulasi bahwa itu merupakan aksi protes terselubung yang dilakukan Along atas rendahnya penghasilan pesepak bola profesional di Singapura.

Kabar terakhir menyebutkan bahwa sejak gantung sepatu pada tahun 2016, Along beralih profesi menjadi karyawan di Komoco Motors. Perusahaan tersebut bergerak sebagai distributor kendaraan mewah seperti Ferrari dan Harley Davidson di Singapura. Konon, ia memperoleh pekerjaan barunya ini berkat koneksi eks presiden klub Tampines Rovers, Teo Hock Seng, yang juga pemilik Komoco Motors.

Bagaimanapun juga, Along akan selalu dikenang sebagai legenda timnas Singapura sekaligus pencetak gol terbanyak sepanjang masa Piala AFF. Selain itu, ia akan terus memperoleh tempat spesial di hati pendukung Arema, Persib dan PSS Sleman.

Selamat ulang tahun, Along!

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.