Nasional Bola

Jelang Laga Kedua SEA Games: Tiga Poin yang Perlu Diperbaiki Indonesia Demi Tiga Angka

Cut-inside pemain sayap

Ini yang tidak terlihat di laga melawan Thailand. Seperti yang sudah diulas oleh Ryan Tank sebelumnya, bek sayap dan sayap serang Indonesia lebih sering mengisi koridor sayap tanpa salah satunya memasuki area halfspace. Para pengisi lini sayap kita lebih gemar melakukan umpan silang menuju Marinus Wanewar sebagai target utamanya.

Strategi itu sebenarnya tidak salah. Marinus dengan tingginya yang mencapai 182 sentimeter memang unggul dalam bola-bola udara, tetapi skema seperti ini tidak dapat digunakan terus menerus selama 90 menit. Pola permainan akan monoton dan mudah dipatahkan lawan.

Oleh karena itu, cut-inside atau gerakan memotong ke dalam alias penetrasi, harus sering dilakukan oleh para pelari cepat kita di sisi sayap. Jika ini sukses dilakukan, ada dua manfaat yang bisa didapat.

Pertama, penggawa timnas Indonesia U-22 dapat melakukan umpan tarik mendatar, segera setelah memasuki area penalti, dengan sasaran pemain nomor 10 yang merangsek masuk ke sana atau siapapun yang berperan sebagai nomor 9.

Kedua, Luis Milla dapat memaksimalkan peran Febri Hariyadi atau Saddil Ramdani dan Yabes Roni sebagai inverter winger. Jika serangan melalui umpan silang dari pemain sayap konvensional menemui jalan buntu, Garuda Muda dapat meniru skema yang dilakukan Bayern München dengan Arjen Robben dan Franck Ribéry di kedua sisi lapangan.