Nasional Bola

Bagaimana Sepak Bola Indonesia di Era Awal Kemerdekaan?

Setiap tanggal 17 Agustus diperingati sebagai hari kemerdekaan Indonesia. Pembacaan teks Proklamasi yang dibacakan oleh Soekarno menjadi pertanda awal bagaimana negara ini bisa lepas dari pemerintahan kolonial Jepang. Indonesia terus berkembang hingga tahun 2017 ini menjadi tahun ke-72 negara ini merdeka.

Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia, berikut kami ceritakan sekelumit gambaran bagaimana keadaan sepak bola Indonesia di era kemerdekaan. Gambaran ini menggunakan batasan waktu dari era awal I tahun 1945, hingga tahun 1950 yang bertepatan dengan perubahan nama kompetisi sepak bola menjadi Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PSSI.

Harus diakui apabila Indonesia mengenal sepak bola dari negara Belanda yang sempat menjajah negeri ini selama lebih dari tiga abad. Menurut teks yang rilis di situs rsssf.com, disebutkan bahwa kata “sepak bola” pertama kali muncul di Indonesia yaitu berasal dari Medan.

Pada 16 Oktober 1887, berdiri Gymnastiek Vereeniging yang merupakan sebuah gelanggang olahraga di mana para member-nya bisa melakukan banyak olahraga, salah satunya adalah sepak bola.

Turnamen besar pertama terjadi di Semarang pada tahun 1914. Dalam sebuah koloniale tentoostelling (perayaan kolonial Belanda), dibuat sebuah turnamen sepak bola yang mempertemukan empat perwakilan dari kota-kota besar di pulau Jawa seperti Batavia, Bandung, Semarang, dan Surabaya. Turnamen ini hanya diikuti oleh banyak sekali kelompok, mulai dari kolonial Belanda, para keturunan Tionghoa, hingga pribumi

Turnamen ini kemudian berkembang dan mulai melibatkan kota-kota lain. Turnamen ini biasa disebut Stedenwedstrijden yang di kemudian hari akan berkembang menjadi kompetisi Perserikatan.

Turnamen ini kemudian menginspirasi kalangan pribumi agar memiliki kompetisi lingkup besar untuk mereka sendiri, meskipun sebenarnya beberapa kota sudah menggelar kompetisi di internal mereka masing-masing. Akhirnya, seperti yang sudah semua ketahui, pada 29 April 1930 di Yogyakarta, berdirilah organisasi yang menaungi seluruh kegiatan sepak bola kalangan pribumi, PSSI. Dan mesti diketahui pula bahwa PSSI merupakan organisasi olahraga pertama yang ada di Indonesia.

Baca juga: Mempertanyakan Ambisi Ketua Umum PSSI

Sepak bola saat itu telah mengakar dan menjadi permainan yang merakyat. Bahkan dalam beberapa level, merupakan salah satu alat perjuangan bangsa ini. Sehingga kala itu, perkembangan sepak bola di berbagai daerah Indonesia pun juga berjalan pesat. Selain tujuh kota (Surabaya, Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Solo, Madiun dan Magelang) yang memiliki klub sepak bola sebagai pendiri, daerah-daerah lainnya di Indonesia juga tidak kalah dalam mengembangkan, membentuk klub, dan memainkan sepak bola.

Meningkatnya anggota PSSI yang mencapai 40 kota yang tersebar di Jawa, Makasar, Medan dan Padang pada tahun 1942, menunjukkan minat yang tinggi dari bangsa ini terhadap sepak bola.

Karena PSSI dibubarkan oleh pemerintah kolonial ketika Jepang berkuasa dan seluruh kegiatan yang mengumpulkan massa banyak mesti berada dalam pengawasan Jepang, maka itu tidak ada pertandingan sepak bola yang tercatat pada masa penjajahan bangsa Nippon. Terlebih, pemerintah kolonial Jepang mewajibkan rakyat Indonesia saat itu mengikuti Taiso, sejenis senam ala Jepang.

Setelah kemerdekaan utuh di tahun 1945, seluruh denyut nadi sepak bola Indonesia kembali semarak. Salah satu momentum penentunya adalah digelarnya ajang Pekan Olahraga Nasional atau PON pada tahun 1948. Seperti yang diketahui, bahwa ajang olahraga ini digunakan oleh pemerintah Indonesia untuk menunjukan kepada dunia soal eksistensi negara ini. Bahwa negara bernama Indonesia benar-benar ada dan telah lepas dari belenggu pemerintahan penjajah baik Belanda atau Jepang.

Akhirnya pada tahun 1950, PSSI kembali aktif melalui transformasi dari departemen sepak bola di badan olahraga republik, PORI. Pada tahun yang sama, Persib Bandung berhasil memenangkan kompetisi nasional di Semarang setelah mengalahkan Persebaya Surabaya di partai puncak. Setelah tahun tersebut, kompetisi nasional kemudian bernama Kejurnas PSSI yang di tahun-tahun selanjutnya menjadi cikal bakal kompetisi profesional di sepak bola Indonesia.

Merdeka!

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia