Eropa Spanyol

Ketika Sergi Samper Berdiri di Persimpangan Jalan

Sebagai salah satu lulusan La Masia, salah satu impian jelas bermain di tim utama Barcelona. Para pendahulu mereka dalam diri Lionel Messi, Andres Iniesta, Xavi Hernandez, Carles Puyol, dan Sergio Busquets menjadi tulang punggung kesuksesan Blaugrana selama beberapa musim. Maka tak heran, para penghuni La Masia akan terus bermimpi menapaki jejak serupa.

Lulus dari La Masia pun sudah seperti berjalan dengan selempang samir berhiasakan kemasyhuran masa lalu. Menyandang kebanggaan sebagai salah satu akademi terbaik di dunia. Dan sebagai salah satu lulusan paling potensial, kini, keberadaannya membuat Barcelona perlu berhitung ulang. Sergi Samper, cepat atau lambat, akan berdiri di persimpangan jalan itu.

Persimpangan jalan, dengan dua cabang yang berbeda. Dua jalan yang akan menentukan kelanjutan karier pemain asal Spanyol itu. Setidaknya, Sergi Samper sudah harus memikirkan bahwa apakah ia harus bersabar menjadi cadangan Sergio Busquets, atau hengkang dan berkembang bersama klub lain.

Bayang-bayang Busquets

Sergio Busquets, adalah salah satu gelandang bertahan terbaik di dunia. Kekuatan utama Busquets terletak pada lingkar otaknya. Kecerdasan, yang bahkan membuatnya tak selalu harus beradu fisik selayaknya gelandang bertahan tradisional. Dari kedalaman, ia seperti menjadi jangkar, membantu setiap progresi positif Barcelona.

Pemain berusia 29 tahun ini punya kesadaran ruang yang begitu tajam. Ia sangat andal membaca situasi, misalnya ketika lawan menekan dengan garis pertahanan tinggi dan kiper Barcelona terdesak. Ia akan mengisi ruang tertentu dan menciptakan situasi keunggulan jumlah bagi Barcelona. Dengan begitu, kiper Barcelona akan lebih mudah mengalirkan bola.

Ketika menguasai bola di lapangan tengah, bangunan fisiknya yang nampak ringkih menjadi tipu muslihat yang paling ampuh. Hanya dengan berkelit sederhana, lawan sudah kesulitan untuk mengambil bola dari kakinya. Visinya sangat baik dan ditunjang teknik mengumpan yang mumpuni, Busquets adalah deep playmaker yang berbahaya.

Manusia ajaib seperti inilah yang membayangi masa depan Samper di Barcelona. Padahal, dari sisi kemampuan, Samper tak sepenuhnya tertinggal jauh. Ia punya dasar untuk menjadi pengganti Busquets. Di usis 22 tahun, ia sudah menunjukkan kematangan yang dibutuhkan untuk menjadi suksesor seniornya tersebut.

Ciri permainan Samper adalah kesederhanaan. Mungkin, ia memang tak suka melakukan hal-hal yang sia-sia, sama seperti Busquets, seniornya. Pemain yang Januari tahun depan berusia 23 tahun ini juga pemain yang cerdas. Ia menganalisis situasi dengan baik dan menentukan langkah selajutnya dalam waktu yang singkat.

Misalnya, ketika menerima di daerah sendiri, di depan kotak penalti, jalur umpan ke depan ditutup lawan. Samper tak terburu-buru untuk melepas umpan. Ia justru menahan bola dengan sedikit menyerongkan badan, seperti hendak berbalik. Lawan, yang melihat gelagat ini akan mengejarnya. Ini justru yang diharapkan Samper.

Ketika lawan mendekatinya, ia memutar badan 180 derajat. Aksi ini mengundang pressure lawan. Ketika lawan makin dekat, seiring efek putaran tubuh, ruang di depannya terbuka, dan Samper bisa mengalirkan bola. Perhatikan video di bawah ini:

 

Dengan kemampuan seperti itu, Samper sudah layak mendapat kesempatan bermain bersama tim utama. Tentu, hal itu baru bisa terjadi jika Busquets mau dan bisa dimainkan sebagai gelandang tengah. Situasi yang saat ini cukup sulit untuk dibayangkan.

Jika Samper mau bersabar, dalam lima tahun ke depan, ia bisa menjadi tulang punggung Barcelona selanjutnya. Namun memang, is harus memikul risiko tak bisa banyak bermain. Siapa saja pelatih Barcelona, pasti akan sulit untuk tidak memainkan Busquets di posisi terbaiknya. Situasi yang pelik untuk Samper.

Previous
Page 1 / 2