Eropa Inggris

Ketika Arsenal Kesulitan Menjual Pemain

Selain negosiasi pemain baru, salah satu kerja penting dalam persiapan sebuah tim menyambut musim baru adalah menjual pemain. Banyak yang memandang enteng aksi menjual, padahal tak semudah kelihatannya. Coba tanyakan kepada Arsenal, yang begitu kesulitan melepas para pemain yang tidak masuk ke dalam rencana masa depan Arsene Wenger.

Hingga satu bulan sebelum kompetisi dimulai, Arsenal baru melepas Wojciech Szczesny ke Juventus. Yang menyedihkan adalah The Gunners hanya mendapatkan sekitar 12 juta euro dari penjualan kiper asal Polandia tersebut. Padahal, musim lalu, Szczesny tampil sangat baik bersama AS Roma, bahkan lebih mengkilap ketimbang Gianluigi Buffon.

Melihat sekilas ke dalam daftar pemain, skuat The Gunners saat ini terlalu besar. Pekerjaan rumah Wenger sebelum jendela transfer ditutup adalah sesegera mungkin mencari pembeli untuk Lucas Perez, Carl Jenkinson, Kieran Gibbs dan Mathieu Debuchy. Keempat pemain tersebut tak dibawa tur pramusim lantaran memang berpeluang dijual.

Namun, selain Lucas Perez, ketiganya belum juga mendapatkan peminat yang konkret. Perez sendiri sudah didekati oleh Deportivo La Coruna, mantan klubnya. Dan sekali lagi, harga yang akan didapatkan Arsenal dari Perez begitu menyedihkan, hanya sembilan juta euro. Nilai tersebut terpaut jauh dari yang dikeluarkan Arsenal ketika membelinya yaitu 17 juta euro.

Selain mereka berempat, masih ada Calum Chambers, David Ospina, Mohamed Elneny, Jack Wilshere dan Chuba Akpom yang juga berpeluang dimasukkan ke dalam daftar jual. Melihat yang didapat dari penjualan Szczesny, pastinya banyak suporter Arsenal yang bertanya-tanya sebesar apa yang bisa didapatkan dari penjualan beberapa pemain di atas.

Ada banyak sebab mengapa Arsenal sangat sulit melepas beberapa pemain di atas. Salah satunya adalah masalah besarnya gaji. Meskipun saat ini bermain di Liga Europa, gaji beberapa pemain Arsenal adalah gaji untuk pemain yang bermain di Liga Champions. Oleh sebab itu, tidak mudah menemukan pembeli yang mampu memenuhi permintaan gaji.

Masalah turunan dari besarnya gaji adalah tidak mudah membujuk para pemain yang dijual supaya mau menurunkan standar gaji mereka. Realistis saja, setelah bekerja beberapa tahun dan mendapatkan gaji yang tinggi, tentu Anda akan enggan untuk menurunkan standar tersebut. Banyak kebutuhan yang harus dipenuhi.

Masalah kedua adalah sisa kontrak pemain yang rencananya dilepas. Kontrak Wilshere, Gibbs, Ospina, dan beberapa pemain lainnya tinggal menyisakan 12 bulan saja. Mematok harga tinggi tentu tak bisa dilakukan Meriam London.

Alasan yang sama berlaku untuk transfer Szczesny. Arsenal tak bisa mendapatkan pemasukan seperti yang dirasakan Sunderland ketika melepas Jordan Pickford ke Everton dengan dana 30 juta paun. Padahal, jujur saja, kualitas Szczesny jelas tak kalah dengan kiper asal Inggris kelahiran Washington, Amerika Serikat itu.

Kembali ke soal gaji. Misalnya, ketika Jack Wilshere ditawar Sampdoria, hanya dengan enam juta euro. Situasinya, Il Samp tak mungkin mengajukan tawaran, misalnya, hingga 20 juta euro untuk Wilshere. Alasannya, klub asal Italia tersebut masih harus menyediakan dana untuk menutup gaji Wilshere yang cukup tinggi.

Dari daftar pemain yang rencananya dipertahankan pun Wenger masih menyimpan masalah. Mesut Özil, Alexis Sanchez dan Alex Oxlade-Chamberlain masih belum mau membubuhkan tanda tangan di atas kontrak baru. Apakah Wenger harus menjual ketiganya demi mendapatkan dana segar lebih dari 100 juta euro?

Nampaknya tidak akan terjadi lantaran sejak jauh-jauh hari, mantan pelatih AS Monaco tersebut menyatakan tidak akan melepas trio di atas. Oleh sebab itu, secepatnya melepas beberapa pemain yang sudah disebutkan di atas menjadi semakin krusial. Namun, Arsenal akan menghadapi masalah lain yang tak kalah pelik.

Semakin lama menemukan klub peminat, bisa jadi, harga pemain seperti Gibbs, Jenkinson dan Debuchy akan semakin turun. Bahkan sudah tersiar kabar bahwa Arsenal bersedia melepas Debuchy secara gratis. Begitu putus asanya Arsenal untuk melepas pemain yang membebani strukur gaji mereka.

Maka bukan tidak mungkin, harga jual Gibbs dan Jenkinson yang sudah rendah akan semakin terbenam, bahkan dilepas secara gratis. Menjelang penutupan transfer, ketika usaha membeli pemain baru semakin mendesak, Arsenal “dipaksa” untuk segera melepas pemain. Jadi masuk akal apabila Arsenal akan menyematkan diskon untuk semua pemain yang akan dijual.

Sungguh kekacauan yang tidak menguntungkan. Arsenal tak bisa mengandalkan penjualan pemain untuk menambah dana pembelian mereka. Bahkan jika dirunut ke belakang lagi, masalah sudah tercium sejak banyak pemain yang kontraknya tinggal menyisakan satu tahun terekspose ke publik. Sebuah kerugian untuk keperluan bertarung di atas meja perundingan.

Gaji yang tinggi, kontrak yang pendek. Kombinasi pahit yang kini tengah dihadapi Arsenal. Tak bisa menjual pemain artinya tak bisa memperkuat skuat. Jika tak dilepas, Arsenal tak punya pemasukan lebih untuk membeli pemain yang dibanderol tinggi. Sungguh pelik.

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen