Eropa Inggris

Jika Mohamed Elneny Menjadi Bek Tengah

Eksperimen menarik dilakukan Arsene Wenger kala Arsenal beruji tanding di Australia. Salah satunya adalah mencoba Mohamed Elneny sebagai bek tengah.

Hingga paruh akhir bulan Juli 2017, belum ada nama bek tengah baru yang dihubungkan dengan Arsenal secara serius. Berita bek tengah Arsenal didominasi oleh peluang kepindahan Calum Chambers sebelum jendela transfer ditutup. Pun, satu lagi berita yang sempat tersiar adalah kemungkinan Nacho Monreal bermain sebagai bek tengah sebelah kiri.

Oleh sebab itu, eksperimen Wenger memainkan Elneny sebagai bek tengah sungguh menarik untuk terus dilakukan. Jika memindainya secara singkat, paling tidak ada dua kemungkinan, atau boleh juga disebut keuntungan, yang bisa dirasakan Arsenal. Pertama, variasi taktik atau skema dan kedua, menghemat pengeluaran.

Variasi skema

Bermain dalam skema tiga bek, khususnya tiga bek, Arsenal mengharuskan si pemain punya teknik umpan yang baik. Minimal ada dua bek tengah kanan dan kiri yang bisa mengalirkan bola. Ketika Arsenal melawan Western Sydney Wanderers, Wenger menempatkan Elneny sebagai bek tengah (tengah). Sebuah kejutan yang menyenangkan.

Menempatkan Elneny sebagai bek tengah memungkinkan Wenger mengubah skema saat pertandingan masih berjalan. Dari skema dasar 3-4-2-1, The Gunners bisa menyesuaikan diri dengan perubahan situasi pertandingan dan bertransformasi menjadi 5-3-1-1 atau bisa juga menggelar skema empat bek menjadi 4-2-3-1 atau 4-3-1-2.

Bagaimana caranya? Perhatikan penjelasan di bawah ini:

Gambar di atas adalah pola dasar tiga bek Arsenal saat ini. Elneny bermain sebagai bek tengah, dengan diapit Laurent Koscielny dan Shkodran Mustafi. Di depannya, berbaris Granit Xhaka, Aaron Ramsey, Sead Kolasinac, dan Hector Bellerin. Di depan, duet Mesut Özil dan Alexis Sanchez (kalau tidak jadi hengkang), menyokong Alexandre Lacazette.

Perubahan skema bisa dilakukan oleh Wenger, misalnya dengan memberi instruksi khusus kepada Elneny untuk maju ke lapangan tengah. Maka, di tengah, akan terbentuk segitiga gelandang, Elneny-Xhaka-Ramsey. Apabila dibutuhkan, perubahan tersebut disusul dengan menempatkan Xhaka lebih dalam (deep-playmaker, gelandang bertahan) ketimbang Elneny yang naik hingga gelandang serang.

Berikut perubahan yang dimaksud:

Lawan mengunakan skema dasar 4-4-2 dan berubah menjadi 4-4-1-1 ketika bertahan. Arsenal, yang menggunakan skema 3-4-2-1, bisa kalah jumlah pemain di lapangan tengah. Namun, masalah tersebut bisa diatasi dengan menginstruksikan Elneny untuk naik menjadi gelandang tengah.

Keberadaan Elneny akan menambah jumlah gelandang, dari tiga menjadi empat. Situasi tersebut membuat Arsenal tak kalah jumlah di lapangan tengah dan memudahkan tim untuk, misalnya, mensirkulasikan bola dari sisi kiri ke kanan, atau tim kalah jumlah dan penguasaan bola dapat dengan mudah direbut lawan.

Previous
Page 1 / 2