Kolom

Mendedah Transfer: Real Madrid yang Bersahaja

Isco Alarcon
Isco Alarcon

Pelapis yang mumpuni

Alasan kedua dari ketenangan Madrid di jendela transfer musim panas ini juga berasal dari investasi jangka panjang mereka yang terbukti akurat dan menguntungkan.

Kesabaran membantu Isco Alarcon kembali ke level permainan terbaik terbayar dengan penampilannya yang tanpa cela di paruh akhir Liga Champions musim lalu. Zidane juga membantu Nacho tetap siap berlaga di tengah laga dengan intensitas tinggi ketika bek asal Spanyol tersebut lebih banyak bermain sebagai pemain cadangan.

Isco, terbukti menjadi “pelapis” Gareth Bale, yang tak hanya sukses, namun ia mampu membalik situasi. Ketika sudah lepas dari cedera, kini Bale justru yang menjadi “pelapis Isco”. Dan Zidane membuktikan bahwa ia pelatih yang baik dengan memberi Isco menit bermain lebih banyak di final Liga Champions. Sebuah hadiah untuk kerja keras Isco.

Nacho pun, terbukti tetap bisa mengimbangi tingginya intensitas laga di Liga Champions.

Minggu ini, Madrid sudah resmi ditinggal salah satu bek tengahnya yang ikonik, Pepe. Bek asal Portugal tersebut bergabung dengan Besiktas setelah kontraknya tidak diperpanjang oleh Madrid. Untuk menggantikan Pepe, Madrid memulangkan salah satu bek potensialnya dari “masa sekolah” di Eintracht Frankfurt, Jesus Vallejo.

Vallejo benar-benar memanfaatkan masa peminjamannya dengan baik. Ia berkembang dan bisa meyakinkan manajemen Madrid untuk tidak memperpanjang kontrak Pepe.

Meski masih sangat muda (20 tahun), Vallejo terbukti sudah menunjukkan kedewasaan yang diharapkan dari pemain yang dipinjamkan ke liga yang berbeda. Ia tenang ketika memegang bola, bahkan ketika berada di zona bertahan dan ditekan pemain lawan. Vallejo menyeleksi tujuan umpan dengan sangat baik.

Akurasi umpannya mencapai 90 persen dan rata-rata tiga umpan vertikal per pertandingan menjadi peluang bagi Frankfurt. Catatan apik tersebut hanya sedikit berada di bawah Mats Hummels.

Diboyong dari Real Zaragoza dengan dana dua juta euro di tahun 2015, dua tahun kemudian, investasi dalam diri Vallejo berbuah manis. Sangat manis, lantaran Madrid tak perlu menyediakan dana besar untuk mendapatkan bek dengan kualitas seperti Vallejo, yang di Inggris sana, dibanderol 50 juta paun dan justru kalah ciamik dibanding anak muda 2,5 juta paun.

Selain Vallejo, Madrid juga sudah berinvestasi dengan nama-nama pemain muda semisal Marcos Llorente untuk melapis Casemiro, Marco Asensio untuk melapis gelandang dan para penyerang, hingga bek muda baru dari Atletico Madrid, Theo Hernandez, yang membuat kepergian Fabio Coentrao jadi tak terasa sama sekali. Jangan lupakan juga, di hangatnya bangku cadangan, Madrid masih menyimpan nama-nama mewah seperti Alvaro Morata dan James Rodriguez.

Real Madrid, dengan Zidane sebagai juru kemudi, menunjukkan bahwa tim besar tak selalu identik dengan boros. Ya walaupun nanti Madrid memboyong Mbappe dengan dana 150 juta paun, kita tak bisa protes. Karena Madrid, tetaplah Madrid, mereka punya pesona, daya tawar tinggi dan satu yang penting: uang.

Namun saat ini lihatlah, paras Si Putih yang tertimpa cahaya senja nampak begitu bersahaja. Namun di balik punggungnya, ia sudah menyiapkan pisau tajam untuk menusuk para pesaing yang lengah. Waspadalah!

Author: Yamadipati Seno
Koki @arsenalskitchen