Pada kompetisi Serie A 2016/2017 kemarin, pencinta sepak bola sempat dikejutkan oleh kedatangan penjaga gawang utama tim nasional Inggris dan Manchester City, Joe Hart, ke Italia. Usut punya usut, sosok berambut pirang itu sedang dipinjamkan ke salah satu kontestan Serie A, Torino, untuk durasi semusim, akibat tak masuk ke dalam rencana pelatih anyar The Citizens, Pep Guardiola.
Meski berat lantaran harus meninggalkan kesebelasan yang selama ini membesarkan namanya, Hart menyambut tantangan baru yang dihadapinya bareng Il Toro. Ajaibnya, allenatore Torino, Sinisa Mihajlovic, juga langsung memberinya kepercayaan sebagai kiper utama guna mengarungi musim 2016/2017. Dirinya sukses mengggusur kiper kawakan, Daniele Padelli, ke bangku cadangan.
Sial buat Hart, walau berhasil mengantar Torino finis di peringkat kesembilan, kehadirannya di bawah mistar Il Toro tak membuat sektor pertahanan tim asuhan Mihajlovic jadi susah ditembus. Sepanjang musim 2016/2017 kemarin, Hart yang turun di 36 pertandingan terpaksa memungut bola sebanyak 62 kali dari jalanya. Catatan clean sheet-nya pun terhitung rendah, hanya lima kali. Tak jarang, Hart juga main buruk sehingga menciptakan blunder fatal.
Meski demikian, Hart tak bisa dijadikan kambing hitam atas bobroknya pertahanan klub yang berkandang di Stadion Olimpico Torino itu. Karena bagaimanapun juga, para pemain belakang juga memiliki andil dari masalah pelik tersebut.
Menyadari bahwa hal tersebut menjadi fokus utama untuk diperbaiki menjelang bergulirnya kompetisi Serie A musim 2017/2018, manajemen Torino pun mencoba melakukan pergerakan selama jeda kompetisi. Sayangnya, saat hasil konkret mengenai itu belum tercapai, Torino harus dihadapkan pada situasi pelik di sektor penjaga gawang.
Seperti yang kita ketahui bersama, masa pinjaman Hart di Torino telah usai sehingga dirinya mesti pulang ke Manchester. Upaya untuk menebus sang kiper juga tidak mudah lantaran harga yang dibanderol The Citizens dan besaran gaji Hart terlalu tinggi bagi Torino. Di sisi lain, kesebelasan yang dipimpin oleh Urbano Cairo ini juga telah mengonfirmasi kepergian Padelli ke Internazionale Milano per 1 Juli 2017 mendatang.
Lowongnya pos penjaga gawang utama membuat Torino, mau tak mau, harus berburu sosok pengganti dari Hart dan Padelli secepat mungkin. Dari sejumlah rumor yang beredar, nama kiper pelapis milik Paris Saint-Germain, Salvatore Sirigu, dan kiper AS Roma, Lukasz Skorupski, masuk ke dalam incaran.
Berdasarkan data Transfermarkt, nama pertama yang di musim 2016/2017 kemarin diasingkan ke Sevilla dan Osasuna itu punya harga tebus sebesar 4 juta euro. Nilai itu tentu tidak terlalu berat bagi Torino, terlebih kontrak Sirigu di Paris hanya tersisa semusim. Peluang untuk menekan harga kiper yang punya segudang pengalaman itu agar bisa didapatkan dengan biaya lebih murah pun terbuka lebar.
Sementara untuk nama kedua, Transfermarkt menyebut jika kisaran harga Skorupski sekitar 7 juta euro. Namun, mengingat usianya yang masih 26 tahun berikut potensi yang dimilikinya, harga itu masih terbilang wajar. Membeli Skorupski bisa dijadikan investasi jangka panjang bagi Il Toro.
Di tengah berbagai rumor soal siapa kiper baru Torino, suporter juga tak menampik asa melihat kiper muda mereka yang musim 2016/2017 lalu dipinjamkan ke Pro Vercelli dan jadi andalan Alberigo Evani di tim nasional Italia U-20 yang terjun di Piala Dunia U-20 kemarin, Andrea Zaccagno, jadi andalan baru.
Mempromosikan Zaccagno jelas punya resiko tinggi, namun Mihajlovic tidak asing dengan situasi tersebut. Karena sebelumnya, pelatih berkebangsaan Serbia ini pula yang membuka jalan bagi Gianluigi Donnarumma untuk menjadi kiper utama saat dirinya masih membesut AC Milan.
Masih panjangnya durasi transfer pemain memberi keleluasaan pihak manajemen untuk mempertimbangkan semua langkah dan keputusan yang patut diambil. Apakah membeli Sirigu, Skorupski atau mempromosikan Zaccagno. Satu yang pasti, manajemen takkan duduk diam melihat situasi macam ini.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional