Nasional Bola

Perlukah Semen Padang Mengganti Pelatih?

Kompetisi Go-Jek Traveloka Liga 1 2017 terus memakan korban. Sebelumnya beberapa pelatih sudah diberhentikan atau memilih cara terhormat dengan mengundurkan diri. Kini, giliran pelatih Semen Padang, Nil Maizar, yang posisinya dikabarkan tidak aman menyusul kekalahan telak enam gol atas Madura United.

Selain itu, para penggemar Semen Padang gerah dengan penampilan Kabau Sirah yang tidak membaik sejak Torabika Soccer Championship (TSC) tahun lalu. Ada catatan yang tidak begitu baik soal tim Semen Padang sejak kompetisi pengganti liga reguler tersebut. Semen Padang memang selalu tampil baik ketika berlaga di Stadion Haji Agus Salim, tetapi mereka selalu kepayahan ketika melakukan laga tandang.

Di TSC lalu, Vendry Mofu dan kawan-kawan tidak mampu sekalipun meraih kemenangan di pertandingan tandang. Rekornya adalah 13 kali kalah dan empat kali imbang dari 17 pertandingan ketika Semen Padang bertamu ke kandang tim lain. Bahkan mereka menelan kekalahan dari PS TNI yang di TSC lalu posisinya berada di dasar klasemen.

Tren negatif ini kemudian terus berlanjut hingga kompetisi Liga 1 berjalan. Namun menjadi lebih pelik karena hingga pekan ke-10 ini, mereka bahkan kesulitan menang di markas mereka sendiri. Skuat asuhan Nil Maizar sudah dua kali ditahan imbang oleh tim tamu. Yaitu ketika mereka menjamu Persib dan Sriwijaya FC.

Kemenangan atas Persipura dan PSM pun diraih dengan cara yang sulit. Kondisi ini kemudian memunculkan isu bahwa Nil mungkin akan segera diistirahatkan oleh manajemen Kabau Sirah. Apalagi, posisi mereka tidak begitu bagus di klasemen.

Beberapa nama pun kemudian muncul sebagai kandidat suksesor Nil. Nama-nama kandidat ini juga sudah tidak begitu asing dengan klub Semen Padang. Serupa dengan Persib yang masih memercayakan kursi kepelatihan mereka kepada putra daerah, Semen Padang pun sepertinya akan kembali memberikan jabatan juru taktik mereka kepada pelatih-pelatih lokal mereka.

Pelatih asal Minang sudah terbukti kualitasnya dalam beberapa tahun ke belakang. Hebatnya, ada tujuh pelatih asal Minang yang memiliki lisensi A AFC. Dengan kata lain, soal kinerja mereka sudah ada jaminan mutunya.

Soal suksesor Nil, rasanya memanggil kembali Suhatman Imam bukan sebuah pilihan yang baik. Beliau sudah cukup senior. Begitu pula Emral Abus yang sepertinya lebih senang menjadi instruktur para pelatih negeri ini yang hendak mengambil lisensi AFC.

Indra Sjafri sudah tentu tidak mungkin karena punya proyek jangka panjang bersama timnas usia muda. Jafrie Sastra bisa saja menjadi opsi. Tetapi permasalahannya adalah, apakah Mitra Kukar bersedia melepasnya? Karena sepertinya baik Jafri dan Mitra sudah menemukan kenyamanan di antara masing-masing pihak.

Jeniwardin, pelatih yang memoles bakat Ellie Aiboy dan Erol Iba, bisa jadi kandidat yang bagus. Satu nama lain, John Arwandi, sebenarnya memiliki banyak potensi. Akan tetapi beliau sepertinya lebih baik berkutat di bidang olahraga secara akademik ketimbang bekerja di lapangan.

Satu kandidat kuat lain adalah Syafrianto Rusli. Ia adalah kapten tim Semen Padang di era Galatama. Ia berada satu angkatan dengan Jeniwardin ketika keduanya mengambil lisensi A AFC pada tahun 2009. Syafrianto memang pernah berkesempatan menangani Semen Padang pada tahun 2006.

Tetapi kariernya dalam beberapa tahun ke belakang lebih banyak dihabiskan di ranah futsal. Prestasi terbaiknya adalah ketika membawa tim futsal Sumatera Barat meraih medali emas di PON 2012.

Jadi, apakah Nil Maizar akan dilengserkan dari jabatannya? Atau, ia akan dipertahankan seperti nasib koleganya, Djadjang Nurdjaman, dan kemudian berbalik meraih hasil positif bagi Kabau Sirah?

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia