Akhir pekan lalu (14/5), kemenangan sukses didapat Gamba Osaka dari tuan rumah Consodale Sapporo dalam lanjutan pekan ke-11 Meiji Yasuda J1 League 2017. Gol Jungo Fujimoto dan Jin Izumisawa melanjutkan tren positif klub asal Suita itu lewat lima lagatak terkalahkan di liga. Lebih istimewa, Gamba merangsek naik ke posisi kedua, menyalip juara bertahan, Kashima Antlers.
Kemajuan pesat yang diraih Gamba setelah musim lalu hanya finis masing-masing diurutan keenam dan keempat, tak lepas dari peran kapten tim, Yasuhito Endo. Meski sudah berusia 37 tahun, pemain bertinggi badan 178 sentimeter itu tetap jadi integral penting permainan si biru dari Osaka itu, sekaligus jadi mentor duetnya di pos gelandang, Yosuke Ideguchi. Tak seperti ikon klub lain yang mulai rajin menempati bangku cadangan seperti Francesco Totti hingga John Terry, Endo adalah pengecualian.
Dari sebelas pertandingan yang sudah dijalani, dia hanya absen sekali. Profesionalitas dan disiplin yang terus jadi identitas membuatnya tetap dipercaya mengemban ban kapten oleh pelatih Kenta Hasegawa. Tak hanya itu, Endo rata-rata tampil di atas satu jam dalam setiap pertandingan. Anomali cuma terjadi dua kali, yakni kontra Omija Ardija dan Shimizu S-Pulse.
Performa terbaiknya sejauh musim ini terjadi pada laga derbi kontra Cerezo Osaka dengan beberapa kali tembakan dan satu asis pada gol pertama Gamba yang dicetak Hiroki Fujiharu, April 2017. Hingga saat ini dia sudah menyumbangkan tiga asis di J1.
Legenda terbesar Gamba
Kehadiran Endo memang seperti epos atau cerita kepahlawanan rakyat yang kekal di wilayah Osaka, meski ia lahir di Prefektur Kagoshima. Di Gamba, dia adalah legenda terbesar sekaligus pencatat banyak rekor. Stabilitas permainannya juga sempat membuat Endo jadi langganan timnas Jepang meski beberapa kali berganti era.
Memulai karier junior sepak bolanya pada usia 18 tahun, Endo kali pertama tampil dikasta profesional bersama Yokohama Flugels musim 1998/1999. Setelahnya dia berkiprah di Kyoto Purple Sanga. Tahun 2001, perjalanan panjang Endo bersama Gamba dimulai. Berkat kemampuan umpan yang menonjol, Endo tak butuh waktu lama untuk menjadi jenderal lapangan tengah Gamba.Tahun 2005, dia meraih gelar liga pertamanya bersama Gamba, dilanjutkan dengan Piala Liga 2007 dan Piala Kaisar setahun setelahnya. Tahun 2009, Endo dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Asia.
Keterpurukan Gamba yang sempat degradasi ke kasta kedua tak melunturkan loyalitas Endo. Dia tetap bertahan, hingga mencatatkan prestasi gemilang dengan jadi juara J1 meski baru promosi dan jadi MVP liga. Dua tahun lalu, satu-satunya pemain Jepang yang masuk ke J.League Best Eleven sepuluh musim beruntun itu, berhasil membawa timnyameraih Piala Kaisar dan Piala Super Jepang.
Kini, Endo merupakan pemain dengan jumlah penampilan terbanyak tak hanya di Gamba dengan lebih dari 500 pertandingan, tapi juga di timnas Jepang. Lewat 152 laga dan 15 gol, Endo merupakan pemain dengan caps terbanyak di skuat Samurai Biru. Kariernya juga tak kalah mentereng di tim nasional. Setelah bawa Jepang jadi runner-up Kejuaraan Dunia Junior 1999, dia jadi langganan tim nasional senior per 2002 lalu. Dia masuk ke dalam tim di Piala Dunia tiga edisi beruntun, 2006, 2010, dan 2014, serta saat jadi juara Piala Asia 2004 dan 2011.
Tak hanya kesempurnaan, konsistensi juga jadi pokok cerita pada sebuah epos tentang Yasuhito Endo.
Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho