Nasional Bola

Menguak Misteri Eks Pelatih Zlatan Ibrahimovic di Liga 3

Indonesia tiba-tiba terbawa arus perbincangan hangat isu transfer klub Eropa musim panas 2014 yang melibatkan megabintang Zlatan Ibrahimovic. Hal ini tak lepas dari pernyataan kontroversial, meski belakangan diklarifikasi, Stefan Hansson yang mengaku pernah berkomunikasi dengan legenda timnas Swedia itu via Skype.

Dilansir Tuttosport, pria yang kala itu berstatus pelatih Mitra Kukar tersebut menyatakan Ibra tertarik kembali ke Juventus sebelum gantung sepatu. Agaknya hampir semua pencinta sepak bola nasional tahu apa yang terjadi selanjutnya. Secara menyakitkan, Ibra menegaskan tak pernah kenal sosok Hansson. Padahal, juru taktik asal Swedia ini disebut pernah jadi mentornya di tim junior Malmo FF.

Bahkan, Ibrahimovic menyatakan semestinya dia tak mengomentari ucapan Hansson tersebut. Hampir tiga tahun berselang, penyerang berusia 35 tahun itu masih menikmati persaingan di liga teratas Eropa setelah pindah ke Manchester United awal musim ini. Bagaimana dengan Hansson? Secara mengejutkan, pria asal Swedia ini menerima pinangan tim kontestan Liga 3, Persema Malang.

Meski sulit mensejajarkan keduanya, keputusan Hansson berlabuh di klub kasta ketiga sepak bola Indonesia ini penuh dengan misteri dan teka-teki. Setelah jadi pelatih timnas Myanmar U-23, pelatih berusia 59 tahun itu memulai karier di Indonesia bersama Mitra Kukar. Hansson sempat kembali ke Myanmar dengan menangani klub Zeyashwemnye, sebelum bulan madu singkat di Persela Lamongan.

Teka-teki penurunan karier Hansson

Penurunan dari tim Liga 1 ke Liga Nusantara atau yang kini dikenal sebagai Liga 3 itu jelas menimbulkan tanda tanya besar. Meski belum pernah membawa tim asal tanah air juara, Hansson sempat bersinar bersama Mitra Kukar. Dia membawa Naga Mekes merangsek ke papan atas dengan mengorbitkan pemain seperti Diego Michiels, Dedi Gusmawan, Zulham Zamrun, Raphael Maitimo, sampai Yogi Rahadian.

Perlahan, misteri berlabuhnya Hansson ke Persema terkuak. Selain kedekatan dengan Direktur Teknik Persema, Bambang Suryo, keluarga juga jadi faktor pendukung. Selain itu, Hansson juga tertarik untuk kembali mencetak pemain muda berkualitas untuk sepak bola Indonesia.

“Memang bakal banyak pertanyaan soal keputusan saya ini. Tapi bisa saya pastikan pinangan ini merupakan tantangan baru untuk karier saya,” ujar Hansson yang sebenarnya memegang lisensi kepelatihan UEFA Pro, dikutip dari Indosport.

“Saya akan membentuk karakter pemain muda,” imbuh Hansson seperti dilansir Juara.net. “Saya tahu klub ini punya sejarah besar. Alasan lainnya adalah saya punya putri dan mesti dekat dengannya,” papar dia.

Hansson langsung dibebani target tinggi meski hanya dikontrak selama lima bulan. Dia diminta manajemen untuk membawa Persema promosi ke Liga 2 musim depan. Di Kota Apel, misi Hansson kembali ke jajaran pelatih elite di Indonesia mulai dirajut.

Berbekal skuat seadanya tanpa pemain asing dan mayoritas diisi darah muda, kemampuan Hansson menyatukan hingga meracik tim benar-benar dipertaruhkan di sini. Nama besar Persema bakal turut menciptakan sorotan tersendiri bagi kariernya di sana.

Seperti pepatah Swedia, det blir som det blir yang kurang lebih berarti, apa yang semestinya akan terjadi, terjadilah. Dan kerja keras tak akan mengkhianati hasil. Semoga beruntung kali ini, Coach!

Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho