Sejarah sepak bola di Pulau Sumatera sejatinya bukan hanya milik Semen Padang, Sriwijaya FC, atau PSMS Medan. Tanah Andalas punya klub yang sempat diperkuat sederet legenda dari Hendro Kartiko, Aples Tecuari, Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto, hingga Rochy Putiray.
PSPS Pekanbaru atau kini dikenal PSPS Riau, pernah merasakan kejayaan di pelataran sepak bola Indonesia. Kini, klub berjuluk Askar Bertuah itu sedang menapaki kebangkitannya dengan caranya sendiri.
Perjalanan PSPS kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia dimulai dari Liga 2 Indonesia. Di Grup 1, skuat asuhan Philep Hansen Maramis ini dipastikan bakal bersaing ketat dengan tim semisal duo klasik Persiraja Banda Aceh dan PSMS Medan, hingga klub baru yang bermaterikan eks bintang, 757 Kepri Jaya FC.
Jelang laga perdana Liga 2 yang kebetulan mempertandingkan derbi Riau melawan Persih Tembilahan, manajemen PSPS malah didera isu tak sedap. Askar Bertuah dianggap sebagian suporter terlalu senyap dalam memulai persiapan karena ‘hanya’ melakoni uji coba melawan sesama tim kontestan Liga 2. Bandingkan dengan PSMS yang menghadapi Arema FC dan Persib Bandung, atau bahkan Kepri Jaya yang jauh-jauh melakoni tur ke Singapua.
Sejauh ini, PSPS sudah melakoni beberapa kali uji coba. Teranyar, menang lima gol tanpa balas atas tim lokal Pekanbaru. Sebelumnya, modal berharga didapat usai menang di kandang Persijap Jepara, tepat setelah gagal jadi juara di Trofeo Persis Solo, awal April ini.
Protes suporter memang beralasan mengingat target PSPS untuk bisa terbang tinggi di Liga 2 musim ini. Para pendukung yang tengah menggantungkan harapan tinggi usai tim kesayangannya lolos ke perempatfinal Torabika Soccer Championship (TSC) B 2016, enggan untuk kembali kecewa. Meski demikian, PSPS sejatinya punya modal bagus guna mengarungi Liga 2 tahun ini.
Skuat mumpuni dan teruji
Berdasarkan evaluasi tim di TSC B, PSPS memutuskan untuk merekrut eks bomber Persiraja yang mencetak empat gol ke gawang mereka, Fahrizal Dillah. Sejak laga perdana, Dillah langsung tampil menawan. Lebih dari tujuh gol telah diciptakannya selama beberapa laga uji coba. Sayangnya, pria asli Aceh ini harus mengakhiri masa indahnya di Askar Bertuah karena panggilan kerja di kampung halamannya.
Ditinggal Dillah, lini serang PSPS memang sedikit kurang garang. Namun, bukan berarti tak mampu berbuat banyak. Nama penyerang kelahiran Riau, Riki Dwi Saputro langsung bersinar lewat golnya pada laga perdana Trofeo Persis. Riki memang diproyeksikan sebagai juru gedor utama tim asuhan Philep Hansen di Liga 2, bersama dengan Djali Ibrahim.
Kekuatan PSPS sejatinya ada di lini tengah. Eks Persija Jakarta, Defri Riski, jadi motor serangan bersama gelandang dengan teknik tinggi sekaligus algojo tendangan bebas, Firman Septian. Ichsan Pratama dan kapten tim, Muhammad Fahri, melengkapi slot midfielder. Jangan lupakan juga duo Tehupelasury, Alqomar dan Julkarnain.
Di belakang, duet kokoh Asep Budi dan Luis ‘David Luiz’ Irsandi jadi tembok tebal guna melindungi gawang yang dikawal kiper Pusamania Borneo FC musim lalu, Gianluca Pandeynuwu. Sementara nama fullback versatile, Reza Fahlevi, bakal dimaksimalkan potensinya, bersama Dendi Sembiring, di masing-masing sisi.
Menanti tuah kandang
Sepanjang fase grup TSC B, PSPS dikenal sebagai tim yang jago kandang. Sempat tak pernah menang di dua laga awal, Firman Septian dan kawan-kawan melaju pesat. Dalam empat laga sisa di Stadion Rumbai, PSPS selalu menang.
Kini, PSPS seakan diuntungkan dengan jadwal putaran pertama Liga 2. Tim yang menggunakan Stadion Utama Riau dan Stadion Rumbai sebagai kandangnya tersebut, bakal menghadapi rival terberat di hadapan pendukungnya sendiri. Dimulai dari Kepri Jaya yang akan dijamu pada pekan kedua.
Pada pertengahan Mei 2017 nanti, giliran Persiraja yang hadir. Sementara laga kandang melawan PSMS berlangsung awal Juni mendatang. Ketiga pertandingan tersebut diprediksi akan jadi momen krusial kebangkitan PSPS. Meski demikian, Askar Bertuah diwajibkan untuk tidak menganggap remeh lawan lainnya, semisal Pro Duta, PSBL Langsa, dan PS Bangka.
Kekalahan atas PS Bangka di putaran pertama TSC B diharapkan tak terjadi lagi kali ini. Di sisi non-teknis, kualitas lapangan di Stadion Utama Riau bakal jadi suntikan motivasi skuat PSPS, selain tentunya dukungan tiada henti dari Asykar Theking.
Prediksi
Lewat keseimbangan skuat yang ada, PSPS diprediksi bakal mampu berbicara banyak dan lolos dari fase grup. Namun, hadangan besar bakal menanti di babak gugur, terutama dari tim-tim asal Pulau Jawa yang belakangan jadi momok PSPS. Semangat juang khas Askar Bertuah wajib selalu dipertontonkan agar impian promosi ke Liga 1 tak sekadar wacana.
Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho