Tiga laga tanpa kemenangan dan hanya memetik satu poin tentu jadi sebuah polemik bagi Internazionale Milano. Apalagi dua kekalahan yang diterima Mauro Icardi dan kawan-kawan dalam tiga pekan terakhir didapat dari dua klub yang di atas kertas bisa mereka tumbangkan, Sampdoria dan Crotone. Kenyataan ini membuat La Beneamata semakin tercecer di papan klasemen.
Inter yang tengah berupaya lolos ke Liga Champions semakin tertinggal dari para rival. Secara matematis, peluang La Beneamata untuk berlaga di Liga Champions musim depan memang masih ada karena mereka “cuma” berselisih 12 poin dari Napoli yang bercokol di tempat ketiga (batas akhir lolos ke Liga Champions). Akan tetapi, dibutuhkan perjuangan ekstra bagi klub yang bermarkas di Stadion Giuseppe Meazza ini untuk menggapai hal tersebut.
Misalnya saja, Inter memenangi delapan laga tersisa sembari berharap Napoli, Lazio, Atalanta dan AC Milan yang ada bercokol di atas mereka mengalami kesulitan maha dahsyat buat menambah pundi-pundi angkanya. Keajaiban tersebut mungkin saja terjadi, tapi sebesar apa kansnya? Hanya Tuhan yang tahu.
Situasi Inter yang terjepit ini pada akhirnya menghembuskan serangkaian rumor panas menyoal masa depan pelatih Inter, Stefano Pioli. Konon, direksi La Beneamata yang dikomandoi Zhang Jindong dari Suning Group merasa tidak puas dengan performa yang ditunjukkan dalam tiga laga pamungkas. Sang taipan asal Cina itu sendiri kabarnya siap terbang ke Italia untuk melakukan pertemuan dengan petinggi Inter untuk melakukan evaluasi.
Lalu, akankah Pioli dilengserkan dari jabatannya?
Sebuah pertanyaan yang bisa menghasilkan beraneka jawaban tapi mengingat kompetisi tinggal menyisakan tujuh partai, amat riskan rasanya jika manajemen memecat eks pelatih Lazio itu. Sebab itu bisa saja memperburuk situasi lantaran pelatih baru, sekadar caretaker sekalipun, akan membutuhkan adaptasi yang mungkin juga bisa membuat performa Inter justru lebih menukik turun.
Apalagi Inter bakal berjumpa tim-tim kelas kakap yang jadi saingan dalam memperebutkan tiket ke Eropa untuk beberapa pekan ke depan, diawali dengan laga Derby Della Madonnina melawan AC Milan akhir pekan ini (15/4).
Kesabaran dan ketenangan adalah hal mutlak yang paling dibutuhkan seluruh elemen dalam kondisi seperti ini. Suning pun sepatutnya berkaca pada pengalaman mereka mengelola Jiangsu Suning di Liga Super Cina. Segenap pembenahan yang mereka lakukan hingga detik ini belum membuahkan hasil maksimal karena menghentikan dominasi Guangzhou Evergrande Taobao bukanlah perkara enteng.
Suning boleh saja kecewa terhadap performa Pioli dan tim akhir-akhir ini, belum lagi desakan Interisti yang sudah kebelet lepas dari jerat kesemenjanaan. Namun faktanya, semenjak Pioli masuk menggantikan Frank De Boer, penampilan La Beneamata juga membaik. Sungguh, kesabaran adalah kunci dari proyek yang tengah mereka bangun di Inter. Karena hal semacam itu selalu memerlukan waktu alias tidak instan.
Bila Liga Europa jadi target yang paling realistis saat ini agar tetap mentas di Eropa musim depan, tak ada salahnya Inter menyasar hal tersebut. Walau harus diakui bila tampil di Liga Europa akan lebih menguras fisik skuat dan menghasilkan pemasukan yang sedikit. Tapi jika itu bisa menjadi alternatif untuk meraup prestasi, apanya yang salah? Karena trofi tetaplah trofi. Ketimbang gengsi, sejujurnya Inter lebih membutuhkan prestasi.
Bagi saya, membiarkan Pioli jadi nakhoda sampai musim ini berakhir adalah opsi terbaik, tak peduli Inter akan finis di peringkat berapapun nantinya. Setelah itu, silakan saja Suning mengevaluasi semuanya. Mempertahankannya atau memutuskan hubungan kerja sama jika mendapat pengganti yang jauh lebih baik.
Bagaimana, Suning?
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional