“Mes Que un Club” atau yang berarti “lebih dari sekadar klub” merupakan slogan salah satu klub tersukses di Eropa dan dunia, Futbol Club Barcelona. Berbagai raihan trofi kerap menghiasi perjalanan klub yang bermarkas di Camp Nou hampir di setiap musimnya.
Selain banjir prestasi, Barcelona juga dikenal akan sepak bola menghibur, baik era total football maupun era jeugo do posicion ala Pep Guardiola, yang selalu mengundang decak kagum penonton. Bahkan tak jarang kisah dramatis menghiasi laga yang dilakoni klub asal Catalunya tersebut.
Salah satu yang masih jelas membekas adalah comeback ajaib Andres Iniesta dan kawan-kawan pada babak perdelapanfinal Liga Champions menghadapi raksasa Prancis, Paris Saint-Germain (PSG). Unggul 4-0 di leg pertama, pasukan Unai Emery harus rela tersingkir di menit akhir tatkala gol Sergi Roberto memastikan kemenangan Barcelona dengan skor akhir 6-1 (agregat 6-5).
Jika menilik ke olahraga “seberang” yaitu basket (atau bola basket), apa yang ditampilkan Barcelona ini tentu mengingatkan kita, khususnya penikmat basket, pada sebuah tim bernama Golden State Warriors. Bagi yang tak begitu mengikuti perkembangan basket, nama ini mungkin tidak familiar seperti Los Angeles Lakers atau Boston Celtics.
Dari segi prestasi pun, Warriors tidaklah secemerlang dua nama di atas. Namun dalam beberapa tahun ke belakang, nama Warriors selalu menjadi unggulan di NBA. Tim asal kota Oakland, California ini tak pernah absen tampil di final selama dua tahun berturut-turut. Warriors juga memecahkan berbagai rekor, salah satunya rekor NBA untuk jumlah kemenangan terbanyak dalam satu musim dengan 73 berbanding hanya sembilan kekalahan.
Layaknya Barcelona, Warriors juga kerap mempertontonkan permainan menghibur dan pertarungan dramatis. Misalnya pada final Wilayah Barat musim lalu, di mana anak asuh Steve Kerr sukses membalikkan keadaan dan lolos ke final setelah menaklukkan Oklahoma City Thunder dengan agregat 4-3 (sebelumnya tertinggal 1-3). Sayangnya, mereka ditundukkan Cleveland Cavaliers di laga pamungkas dengan proses dan skor identik.
Messi-Neymar + Suarez dan Curry-Thompson + Durant
Selain permainan, kemiripan kedua tim bisa ditemukan melalui para sosok bintang. Mayoritas pendukung El Barca tentu sepakat bahwa Lionel Messi merupakan bintang utama klub dalam satu dekade terakhir.
Semua trofi yang mungkin diraih sudah pernah digenggam Messi bersama Barcelona. Demikian pula dengan berbagai rekor pribadi semisal pencetak gol terbanyak klub hingga La Liga yang tercatat atas namanya.
Warriors, seperti juga Barcelona, memiliki sosok serupa Messi pada diri seorang Stephen Curry. Meski belum melegenda seperti Messi, kiprahnya bersama Warriors tak dapat dipandang sebelah mata.
Membela Warriors sejak tahun 2009, pemain yang terkenal dengan tembakan tiga angkanya ini sukses mempersembahkan satu trofi NBA dan dua kali terpilih sebagai Most Valuable Player (MVP). Bahkan, salah satu gelar MVP-nya berstatus unanimous atau mutlak, yang merupakan pertama kalinya terjadi dalam sejarah NBA.
Messi memiliki seorang Neymar Junior sebagai pendamping. Didatangkan dari Santos tahun 2013 lalu, winger asal Brasil langsung menjadi pilar lini depan Barcelona bersama Messi. Duet keduanya sukses membuat kocar-kacir pertahanan lawan dari kedua sisi lapangan.
Sedangkan di Warriors, Curry juga memiliki seorang Klay Thompson. Berposisi sebagai shooting guard, Thompson dan Curry bahu-membahu menjadi tumpuan Warriors dalam mendulang angka. Kepiawaian Thompson dalam menembak tiga angka juga tidak kalah dari Curry.
Sama-sama memiliki duet maut, kedua tim tampak belum puas. Keduanya sama-sama menambah amunisi dengan mendatangkan satu megabintang guna melengkapi big three di tim masing-masing. Barcelona harus merogoh kocek sedalam 75 juta paun demi mewujudkan trio MSN (Messi-Suarez-Neymar).
Seakan tak ingin kalah, di awal musim lalu, kepindahan mengejutkan Kevin Durant dari Thunder ke Warriors membuat Curry dan Thompson yang dijuluki Splash Brothers, kini berubah menjadi Splash Family dengan kehadiran eks tandem Russell Westbrook ini.