Sebagai persiapan jelang bergulirnya kompetisi Go-Jek Traveloka Liga 1 dua pekan lagi, klub asal Jawa Timur, Persela Lamongan, terbang ke ibukota provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram, untuk melakoni pertandingan uji coba melawan PS Sumbawa Barat di Stadion 17 Desember pada Minggu (2/4) kemarin.
Sayangnya, dua penggawa muda Persela yang tengah naik daun, Ahmad Nur Hardianto dan Saddil Ramdani tak bisa tampil di pertandingan ini lantaran harus mengikuti pemusatan latihan (1 hingga 5 April) bersama tim nasional Indonesia U-22 di Tangerang.
Pada pertandingan yang diguyur hujan deras tersebut, anak asuh Heri Kiswanto berhasil membekap tim tuan rumah dengan kedudukan akhir 0-4. Gol-gol Laskar Joko Tingkir masing-masing dibukukan oleh Ivan Carlos, Samsul Arifin, Samsul Arif, dan Edy Gunawan.
Selepas wasit meniup peluit akhir, ada banyak sekali penonton yang merangsek ke tengah lapangan baik meminta kaus yang dikenakan para pemain dari kedua kesebelasan maupun sekadar berfoto bersama. Hal ini juga yang menghambat para pemain kedua kesebelasan untuk kembali ke ruang ganti.
Walau itu membuat saya harus menunggu lebih lama, namun tekad bulat yang memenuhi dada ini untuk berbincang dengan kapten sekaligus legenda hidup Persela, Choirul Huda, mesti diwujudkan saat itu juga. Kebetulan, sebelumnya saya telah menghubungi ofisial Persela agar bisa berbincang dengan kapten kesayangan L.A. Mania tersebut.
Dan momen yang saya tunggu-tunggu itu akhirnya datang juga sekitar sepuluh menit usai Choirul Huda masuk ke ruang ganti. Meski raut wajahnya masih tampak letih, sosok setinggi 181 sentimeter itu keluar dan menemui saya.
Football Tribe Indonesia (FTI): Selamat kapten. Timnya menang dan nggak kebobolan.
Choirul Huda (CH): Sama-sama. Ini berkat kerja keras semuanya.
FTI: Berdasarkan pertandingan melawan PS Sumbawa Barat, apakah persiapan Persela sudah maksimal jelang bergulirnya Go-Jek Traveloka Liga 1?
CH: Masih tersisa dua pekan jelang kompetisi. Artinya, kami masih memiliki kesempatan untuk terus mengevaluasi semuanya. Coach Heri Kiswanto dan stafnya pasti sudah mencatat semua kelebihan dan kekurangan kami selama ini. Sehingga di Go-Jek Traveloka Liga 1 nanti kami benar-benar siap tempur.
FTI: Bermain tanpa Ahmad Nur Hardianto dan Saddil Ramadhan apakah membuat segalanya lebih sulit?
CH: Tentu saja ada perbedaan kala bermain tanpa keduanya. Namun laga ini membuat staf pelatih bisa mengetahui plus dan minus apabila Dian (sapaan Nur Hardianto) dan Saddil absen.
FTI: Pendapat kapten mengenai keduanya?
CH: Dian dan Saddil masih sangat muda namun punya potensi yang luar biasa. Mereka bisa menjadi tumpuan Persela di masa yang akan datang. Begitu pula di timnas.
FTI: Beberapa waktu yang lalu PSSI telah mengumumkan sejumlah regulasi di kompetisi Go-Jek Traveloka Liga 1. Ada yang membuat gusar?
CH: Pergantian pemain yang sampai lima kali itu rasa-rasanya kok aneh (tersenyum). Karena sepengetahuan saya, FIFA sendiri hanya mengizinkannya sebanyak tiga kali, seperti yang lazim dilakukan selama ini.
FTI: Bagaimana dengan pembatasan usia pemain (seperti yang juga diterapkan di Liga 2)?
CH: Saya nggak setuju.
FTI: Mengapa begitu?
CH: Menurut saya hal ini kurang adil, khususnya buat pemain-pemain senior. Misalnya saja saya, andai Persela main di Liga 2, berarti saya mesti pensiun dong. Padahal, kami (para pemain senior) ini masih sanggup bermain di kancah tertinggi sepak bola nasional. Kami juga belum tentu kalah dari pemain-pemain yang masih muda, kok (tersenyum).
FTI: Harapan untuk Persela di musim ini?
CH: Bisa tampil semaksimal mungkin dan konsisten.
FTI: Pertanyaan terakhir. Saat ini kapten sudah berusia 37 tahun, berkaca kepada para penjaga gawang yang rata-rata punya masa edar lebih lama ketimbang pemain outfield, kira-kira sampai usia berapa kapten ingin bermain?
CH: Setidaknya tiga tahun lagi atau saat usia saya 40 tahun. Saya masih kuat, lho (tersenyum).
Choirul Huda pun lantas kembali ke ruang ganti untuk berkumpul bersama rekan-rekannya. Tak lama kemudian sang kapten dan rekan-rekannya keluar serta berjalan cepat menuju bus tim untuk kembali ke penginapan.
Beberapa suporter masih berusaha mencegat mereka untuk mengajak berfoto meski hujan terus mengguyur kota Mataram sore itu. Bahkan Samsul Arif sampai dikerumuni banyak suporter, khususnya para gadis, yang meminta foto bersama.
Beberapa menit kemudian, saya yang masih berteduh di area sekitar stadion lantas menyaksikan bus tim Persela perlahan-lahan meninggalkan stadion hingga akhirnya lenyap dari pandangan.
Selamat berjuang di Go-Jek Traveloka Liga 1, Persela!
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional