Setiap FIFA merilis peringkat negara-negara pesertanya, kerap muncul pertanyaan: Bagaimana menentukan peringkat? Apa saja yang diperhitungkan? Begini penjelasannya.
Seperti yang dijelaskan di situs resmi FIFA, peringkat ditentukan oleh hasil yang diperoleh di pertandingan internasional yang diakui FIFA dan bobot pertandingan tersebut. Kabar baiknya seperti yang kita tahu tahun lalu, turnamen sepak bola negara-negara Asia Tenggara (Piala AFF) sekarang sudah “naik kelas”, setara dengan turnamen FIFA lainnya seperti Piala Asia, Piala Dunia, dan Copa America.
Dampak baiknya juga, peringkat Indonesia naik dua tingkat per tanggal 9 Maret 2017 lalu. Indonesia menduduki peringkat 167, naik dari 169 (walau perolehan poin tidak mengalami perubahan). Indonesia berhasil menjadi runner–up di Piala AFF tahun 2016.
Faktor lain yang menentukan adalah kekuatan lawan dan konfederasi yang menaungi kompetisi tersebut. Sederhananya penghitungan poin adalah sebagai berikut: hasil pertandingan negara x, level pertandingan negara x, kekuatan lawan negara x, konfederasi tempat negara x bernaung. Nah, penampilan tim ini diliihat dari empat tahun terakhir.
Jika suatu negara berhadapan dengan negara lain yang peringkatnya lebih tinggi, otomatis mempengaruhi peringkat negara yang bersangkutan. Contohnya adalah Kosovo. Tentunya kita semua tahu Kosovo dulunya adalah provinsi yang masuk dalam wilayah Serbia. Sekarang Kosovo sudah menjadi negara merdeka pada tahun 2008 dan federasi sepak bolanya sendiri terhitung masih ”bayi” karena baru diakui FIFA pada 2016.
Kompetisi sepak bola lokalnya pun masih belum berjalan semestinya (99% pemain Kosovo bermain untuk liga-liga Eropa seperti Liga Jerman, Liga Belanda, Liga Turki dan lain-lain). Di kualifikasi Piala Dunia 2018, Kosovo juga kerap menderita kekalahan dan hanya meraup 1 poin (seri melawan Finlandia) dan harus tersingkir lebih awal. Uniknya, Kosovo bisa unggul tiga peringkat dari Indonesia. Kok bisa? Karena mereka kalah dari tim-tim yang masuk level 100 besar.
Namun, di masa lalu, negara-negara Asia Tenggara juga pernah merasakan ada di 100 besar peringkat FIFA. Siapa saja? Ini dia daftarnya:
-
Thailand (Peringkat ke-43, September 1998)
Thailand memang kalah di semifinal Piala Tiger 1998 melawan Vietnam (yang didahului dengan kasus sepak bola gajah yang mempermalukan Indonesia karena baik Indonesia maupun Thailand berusaha menghindari tuan rumah Vietnam). Namun, empat kemenangan di Asian Games Bangkok 1998 membuat Negeri Gajah Putih ini naik peringkat ke peringkat ke-43 FIFA.
Walaupun kala itu Asian Games bukan turnamen FIFA, namun pencapaian tim nasional Thailand di Asian Games Bangkok 1998 juga cukup baik, yaitu peringkat empat di bawah Iran, Kuwait dan Cina. Peringkat ini menjadi pencapaian tertinggi sepak bola Thailand.
-
Singapura (peringkat ke-73, Agustus 1993)
Negeri mungil ini menjadi salah satu kekuatan sepak bola ASEAN yang cukup diperhitungkan di era 1990-an. Saat sistem peringkat FIFA diperkenalkan pada 1993, ternyata pencapaian Singapura cukup lumayan. Saat SEA Games 1993 diadakan di rumah sendiri, Singapura berhasil meraih perunggu (mengalahkan juara bertahan Indonesia di pertandingan memperebutkan perunggu). Selama tahun itu, Singapura bermain 16 kali dengan 8 kali kemenangan, 5 seri dan 3 kekalahan.
Namun, pencapaian Singapura ini masih kalah dari Thailand yang saat itu menjadi tim Asia Tenggara dengan peringkat FIFA tertinggi (peringkat ke-66).