Dunia Asia

Poin-Poin Perubahan Format Piala AFF 2018

 

  • Laga kandang dan tandang di penyisihan grup

Di fase grup, tiap tim akan bermain dua laga kandang dan dua laga tandang. Dua tim terbaik akan melaju ke semifinal. Di semifinal dan final, tidak ada perubahan. Masih dengan sistem kandang dan tandang.

Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono mengatakan bahwa wacana perubahan format ini sudah pernah dibahas sejak AFF 2012. Jadi bukan sesuatu yang tiba-tiba.

Jika melihat ke belakang, format AFF sudah mengalami beberapa kali perubahan. Saat pertama kali diadakan tahun 1996 (masih bernama Piala Tiger), lalu kejuaraan tahun 1998 dan 2000, hanya satu negara yang menjadi tuan rumah. Lalu, sejak 2002 dan seterusnya, baru diberlakukan tuan rumah di dua negara dan sistem laga kandang dan tandang untuk partai semifinal dan final.

Kalau melihat jumlah peserta, keikutsertaan 10 negara bukanlah hal yang baru. Karena pada 1996 dan 2004, ada 10 peserta yang ikut serta di kejuaraan ini (Timor Leste pertama kali ikut AFF tahun 2004). Sejak 2007, barulah secara rutin diikuti 8 peserta yang terbagi dalam dua grup.

Reaksi Peserta?

Sejumlah petinggi sepak bola di negara-negara ASEAN menyambut positif perubahan format ini. Dengan keterlibatan semua negara menjadi tuan rumah, otomatis semakin banyak penonton yang berbondong-bondong datang ke stadion demi menyaksikan tim nasionalnya berlaga. Dampak positifnya adalah setiap negara harus bersiap membenahi segala infrastruktur dan fasilitas sepak bolanya.

AFF jelas meraup untung dengan semakin banyaknya laga (karena laga fase grup yang diadakan dengan sistem kandang dan tandang). Semakin banyak laga (terlebih jika penonton banyak), tentunya makin banyak sponsor.

Keuntungan dari sisi bisnis ini juga ditegaskan oleh praktisi pemasaran asal Singapura, R Sasikumar. Dikutip dari The New Paper, semakin banyak pertandingan, semakin banyak siaran langsung di TV, tentunya diikuti dengan kenaikan pemasukan.

Dari sisi pengalaman bertanding, perubahan format ini juga menguntungkan tim-tim underdogs. Mereka semakin banyak mendapat kesempatan bermain dan tentu hal ini membuat mereka lebih termotivasi, demikian penuturan Steve Darby, mantan asisten pelatih timnas Thailand.

Apakah perubahan format ini akan benar-benar membuat turnamen dua tahunan ini semakin kompetitif? Dan terlebih penting, apakah perubahan format ini akan membuat timnas kita mampu beradaptasi dengan kualitas perkembangan sepak bola negara-negara tetangga?

Author: Yasmeen Rasidi (@melatee2512)