Suara Pembaca Turun Minum

New Balance: Kuda Hitam Apparel Sepak Bola

Sepak bola saat ini berkembang menjadi olahraga yang sangat populer oleh umat manusia saat ini. Didukung dengan berkembangnya basis penggemar sepak bola yang cukup besar, membuat olahraga ini dipandang bagi beberapa perusahaan sebagai ‘ladang’ untuk mengeruk keuntungan dengan menjadi sponsor, salah satunya menjadi sponsor apparel.

Beberapa perusahaan apparel  silih berganti mendominasi selama bertahun-tahun. Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan mengerucut pada tiga apparel raksasa, Nike, Puma, dan Adidas. Namun muncul apparel  baru yang menggebrak dominasi tiga raksasa di atas, yaitu apparel asal Amerika Serikat, New Balance.

Sebenarnya New Balance sendiri sudah lama berkecimpung di dunia olahraga. Perusahaan yang didirikan oleh William J. Riley ini awalnya berkecimpung pada produksi alas sepatu sebelum memproduksi sepatu lari pada tahun 1960 bernama “Trackster”.

Nama New Balance sendiri terinspirasi dari tiga jari kaki pada ayam yang dianggap menjaga keseimbangan. Di negara asalnya Amerika Serikat, New Balance sendiri mempunyai reputasi yang cukup besar. Produk New Balance sendiri didominasi oleh produk atletik, terutama running. Bahkan New Balance sendiri dianggap akan menjadi satu dari tiga perusahaan brand atletik terbesar pada 2020.

New Balance sendiri mulai terjun ke dunia apparel sepak bola mulai tahun 2015, tepatnya ketika menggantikan Warrior (atau yang lebih disebut dengan proses rebranding) yang merupakan anak perusahaan dari New Balance sendiri, sehingga logo dari perusahaan yang berpusat di Boston ini mulai terpampang di beberapa logo klub sepak bola dunia.

Alasan New Balance terjun dalam bisnis apparel sepak bola tentu saja mengingat sepak bola mempunyai basis penggemar yang banyak dari seluruh dunia. Berbeda dengan American Football yang penggemarnya terpusat di Amerika Serikat, kita bisa menemukan basis suporter klub besar Eropa yang tersebar di seluruh dunia, dan dengan menjadi sponsor salah satu klub, maka akan mengangkat brand perusahaan tersebut dan mendapatkan basis konsumen yang besar.

Tentu hal tersebut tidak disia-siakan oleh New Balance dan mereka pun mulai mensponsori beberapa klub sepak bola. Salah satunya adalah Liverpool yang mendapat nilai kontrak bersama New Balance sebesar 25 juta paun per tahun yang membuat Liverpool masuk dalam posisi ke-9 dalam kontrak apparel termahal di dunia berdasarkan data Sportek.com.

Selain Liverpool sendiri, apparel ini juga menjalin kontrak dengan klub-klub seperti Stoke City, FC Porto, dan Sevilla. Bahkan New Balance sendiri sudah menggaet beberapa brand ambassador seperti Samir Nasri,  Jesus Navas, bahkan pelatih Liverpool sendiri, Jurgen Klopp.

Tentu bisa dilihat dari langkah ini, manajemen New Balance serius dalam menjadi penantang bagi tiga raksasa veteran apparel sepak bola, Nike, Puma, dan Adidas, yang sudah lama dikenal sebagai apparel dominan yang menjadi hegemoni dalam dunia sepak bola.

Liverpool yang dikenal sebagai klub yang cukup populer dan mempunyai basis suporter besar yang tersebar di seluruh dunia, secara tidak langsung akan mendongkrak popularitas New Balance sebagai supplier apparel klub tersebut. Begitu halnya dengan Sevilla, yang dikenal sebagai kampiun Liga Europa dalam 3 tahun terakhir.

Dan rasanya tinggal menunggu waktu saja bagi perusahaan asal Boston tersebut untuk semakin mengibarkan namanya di bisnis apparel sepak bola.

Author: Alessandro Pradipta (@pradipta_ale)
Seorang mahasiswa desainer grafis di salah satu kampus swasta di Yogyakarta dan menggemari sepak bola, yang terus mencoba untuk menciptakan karya yang baik.