Kolom Nasional

Tiga Catatan dari Laga Debut Luis Milla

Kredit: Liputan 6

Demam panggung?

Soal faktor non-teknis, meskipun poin ini mestinya harusnya dihiraukan terutama untuk pesepak bola profesional, akan tetapi kecanggungan dan demam panggung terlihat sekali ketika timnas U-22 bertanding kemarin. Beberapa pemain yang biasanya tampil meledak-ledak di klub seperti Febri, Zola, Ricky Fajrin, dan Zalnando tidak begitu terlihat di pertandingan lalu.

Bisa jadi soal pembiasaan dan adaptasi. Di level klub, para pemain muda yang tampil luar biasa ini sangat terbantu oleh para pemain yang lebih senior. Hanif bisa bermain tenang karena di level klub, ia bertandem dengan gelandang senior sekelas Esteban Vizcarra dan Hendro Siswanto. Semetara Zola dan Bow sudah terbiasa ditopang oleh gelandang sekelas Hariono dan Dedi Kusnandar sehingga mereka bisa lebih tenang dan santai ketika bermain.

Catatan-catatan yang mengiringi debut tidak mengesankan timnas U-22 Indonesia mesti menjadi perhatian. Kekalahan melawan Myanmar tentu memberikan banyak pembelajaran bagai Evan Dimas dan kawan-kawan. Dan sebenarnya bisa jadi kekalahan ini adalah hasil yang bagus bagi Garuda Muda. Setidaknya mereka akan terus memperbaiki diri dan tidak besar kepala. Karena rasanya lebih baik kalah di pertandingan debut, ketimbang kalah di partai penting. Seperti pertandingan perebutan medali emas SEA Games, misalnya.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia