Eropa Italia

Giampaolo Pazzini yang Masih Bertaji

Dikenal sebagai salah satu kesebelasan paling jago dalam menelurkan bakat-bakat muda di Italia, pada awal 2000-an silam Atalanta berhasil membuat publik semakin mengenal nama Giampaolo Pazzini. Bersama nama-nama muda lain seperti Andrea Lazzari dan Riccardo Montolivo, dirinya bahkan digadang-gadang bakal menjadi bintang di masa yang akan datang.

Dan sejak melakoni debut bersama Atalanta ketika itu, karier Pazzini memang cukup meroket berkat serangkaian penampilan apik. Dirinya lantas bergabung dengan beberapa klub Serie A yang lebih mapan seperti Fiorentina, Sampdoria, Internazionale Milano dan AC Milan. Jika ditotal, pengeluaran yang dibuat klub-klub tersebut demi mengamankan jasa penyerang berjuluk Pazzo menembus angka 47 juta euro.

NO DARI KE HARGA (DALAM EURO) TAHUN
1 Atalanta Fiorentina 6 juta Januari 2005
2 Fiorentina Sampdoria 9 juta Januari 2008
3 Sampdoria Internazionale Milano 19 juta Januari 2011
4 Internazionale Milano AC Milan 13 juta Agustus 2012

Tak sampai di situ, sebab sosok yang punya selebrasi gol khas ini juga sering mendapat panggilan memperkuat tim nasional Italia. Dirinya pun sempat tampil di ajang Piala Dunia 2010 yang dihelat di Afrika Selatan. Sayangnya, penampilan Gli Azzurri saat itu benar-benar berantakan sehingga harus tersingkir di fase penyisihan grup walau menyandang status sebagai juara bertahan.

Namun sial buat Pazzo, bulan madunya bersama tim-tim papan atas berakhir di musim 2014/2015 setelah Milan tak memperpanjang kontraknya. Hal tersebut mendorong ayah dari Tommaso ini mencari pelabuhan baru, terlebih usianya masih tergolong produktif sebagai pesepak bola. Dengan status bebas transfer, klub yang pernah menggegerkan Serie A dengan menjadi kampiun di musim 1984/1985, Hellas Verona, berhasil mengamankan tanda tangannya.

Namun musim perdananya bersama Gli Scaligeri tak berjalan dengan lancar. Dirinya gagal memberi kontribusi maksimal dengan menyumbang 6 gol saja buat Verona di musim 2015/2016. Lebih jauh, performa Verona di Serie A musim tersebut memang amat jeblok karena hanya mengoleksi 28 poin. Mereka pun terjerembab di dasar klasemen dan mesti menerima kenyataan terdemosi ke Serie B musim berikutnya.

Walau harus bermain di Serie B, faktanya Pazzini tetap setia mengenakan seragam kuning-biru khas Verona. Terlebih, selepas Luca Toni pensiun, pos penyerang tengah andalan pelatih Gli Scaligeri saat ini, Fabio Pecchia, jelas ada dalam diri Pazzo. Kondisi ini pun seolah tak ingin disia-siakannya.

Kampanye Verona di Serie B musim 2016/2017 pun terbilang cukup baik sejauh ini, setidaknya hingga pekan ke- 31, mereka masih duduk di peringkat tiga klasemen sementara dengan torehan 54 poin. Pazzo dan kawan-kawan cuma berselisih masing-masing empat dan dua angka dari SPAL dan Frosinone yang beriringan menempati posisi pertama dan kedua.

Lebih manisnya, kontribusi sang penyerang andalan juga sangat ciamik musim ini. Dirinya untuk sementara duduk sebagai capocannoniere Serie B musim 2016/2017 lewat gelontoran 19 gol, unggul lima gol dari Francesco Caputo (Virtus Entella) yang menguntit di posisi kedua.

Walau telah berumur 32 tahun, Pazzo membuktikan pada khalayak bahwa dirinya belum habis dan masih bertaji. Satu pertanyaan pun mengemuka, bila performanya tetap bagus seperti ini, akankah Pazzo bisa membawa Verona kembali bertanding di Serie A musim depan?

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Profil: Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional