Kolom Nasional

Tiga Catatan dari Laga Debut Luis Milla

Semua pasti terkejut dengan hasil pertandingan yang terjadi di stadion Pakansari, Selasa (21/03). Pertandingan debut timnas U-22 Indonesia yang ditangani oleh Luis Milla berakhir buruk karena mereka menelan kekalahan atas Myanmar dengan skor 1-3. Sempat unggul melalui tandukan Ahmad Nurhardianto, Myanmar kemudian berhasil membalikkan keadaan dan memberondong gawang Diky Indriyana dengan tiga gol setelahnya.

Berikut tiga catatan penting dari laga debut timnas U-22 Indonesia:

Kredit: Metro TV

Halfspace, poros gelandang, dan Evan Dimas

Luis Milla berusaha menghadirkan skema baru untuk timnas Indonesia yang kini ditanganinya. Apabila sebelumnya Indonesia selalu bermain dengan cara yang sangat Inggris, menggunakan bola-bola panjang atau direct lalu disambut kecepatan lari para pemain sayap. Kini ia berusaha memainkan skema yang berbeda.

Awalnya sudah cukup baik, pemain melakukan operan-operan pendek dan langsung menekan ketika lawan sedang menguasai bola. Zona halfspace kemudian dicoba untuk lebih dieksploitasi. Dengan  harapan para penyerang sayap seperti Febri Hariyadi dan Saddil Ramdani bisa lebih dioptimalkan daya ledaknya, dan juga Gian Zola dan Hanif bisa lebih maksimal ketika merancang serangan.

Karena memang secara fisika, halfspace ini merupakan dua partisi yang akan tertuju pada satu titik. Pada menit-menit awal pertandingan, skema ini berjalan cukup baik. Pertahanan Myanmar bisa terus digempur oleh Febri dan Saddil. Gol yang dicetak oleh Ahmad Nurhardianto pun pada permulaan prosesnya berasal dari zona ini. Namun kemudian, cara ini sudah tak efektif karena terbaca oleh lawan, ketika Myanmar mencoba bertahan lebih dalam.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa Milla mencoba mereplikasi skuat yang ia miliki ketika berhasil menghantarkan Spanyol U-21 menjadi juara Eropa, di timnas Indonesia pun ia mencoba menerapkan hal yang serupa. Tiga gelandang yang kemudian menjadi poros permainan. Dua gelandang aktif menyerang dengan ditopang satu gelandang lain yang bermain lebih dalam.

Poros Thiago, Ander Herrera, dan Javi Martinez ingin Luis Milla terapkan terhadap skuat miliknya saat ini. Tetapi sayang tiga pemain yang ia turunkan pada sebelas pemain pertama yaitu Gian Zola, Hargianto, dan Hanif Sjahbandi belum bisa menjalankan tugasnya masing-masing dengan baik. Barulah ketika Evan Dimas dimasukkan, pola permainan Indonesia menjadi sedikit lebih tertata.

Previous
Page 1 / 3