Lama tak terdengar kabarnya setelah cedera parah yang menimpanya awal musim lalu, Luke Shaw saat ini justru santer dikabarkan akan hengkang dari Manchester United (MU) akhir musim nanti. Menurut laporan Squawka, Shaw merasa dirinya diperlakukan tak adil oleh Mourinho.
Mourinho secara terbuka memang pernah mengkritisi penampilan Shaw. Tepat di hadapan para awak media, manajer asal Portugal tersebut berkata, “Luke harus menunggu kesempatan (bermain). Dia harus bekerja lebih keras dan sebaiknya memahami bahwa saya tidak memberikan apapun dengan mudah. Ketika saya memberikannya (waktu bermain) pada para pemain, itu adalah sesuatu yang mahal. Itu tidak didapat dengan mudah karena mereka harus berlatih keras setiap hari. Mereka juga bermain baik, jadi dia (Shaw) harus menunggu. Untuk saat ini, dia masih menjadi pelapis”
Komentar tersebut diutarakan Mourinho pada saat konferensi pers pasca-pertandingan melawan Swansea, November tahun lalu. Di pertandingan tersebut, Mourinho tidak mengikutsertakan Shaw ke dalam skuatnya, padahal sang pemain telah 100% fit. Musim ini, Mourinho lebih sering memasang Marcos Rojo, Daley Blind, Matteo Darmian, atau Ashley Young di posisi bek kiri.
Sejak Desember 2016 hingga akhir Februari 2017, Shaw hanya tampil satu kali bersama Manchester United. Peristiwa langka tersebut terjadi pada pertandingan Piala FA melawan Wigan yang dimenangkan MU dengan skor 4-0. Shaw bermain selama 90 menit penuh di laga tersebut.
Namun siapa sangka jika penampilannya tersebut adalah penampilan satu-satunya sampai akhir Februari. Bahkan dalam partai final Piala Liga Inggris hari Minggu (26/2) lalu, Shaw tidak dibawa Mourinho untuk ikut berpartisipasi dengan 18 pemain lainnya. Padahal laga final tersebut adalah laga nostalgia baginya, karena melawan Southampton, klub yang memiliki andil besar dalam mengangkat namanya.
Selain itu, bek kiri berusia 21 tahun ini juga tidak diikutsertakan Mourinho di skuatnya dalam pertandingan leg pertama Europa League melawan Saint-Etienne dan tidak dimainkan saat melawan Blackburn di ajang Piala FA babak kelima, meskipun Shaw hadir di bangku cadangan MU.
Sejak mengalami cedera parah saat melawan PSV Eindhoven di fase grup Liga Champions 2015 lalu, karier Shaw memang menurun tajam. Sebelum kakinya dilibas Hector Moreno sehingga patah di dua bagian, Shaw adalah bek kiri yang banyak diperbincangkan publik sepak bola.
Didatangkan oleh MU dari Southampton dengan banderol 30 juta paun, Shaw digadang-gadang akan menjadi penerus Patrice Evra di MU dan menjadi The Next Ashley Cole di pos bek kiri timnas Inggris. Nilai transfernya bisa melonjak naik, selain karena berlabel wonderkid dan diminati tim sebesar MU, posisi Shaw yang merupakan bek kiri plus pemain asli Inggris menjadikan dia pemain yang sangat langka.
Sebagai bek kiri, Shaw memiliki segala kompetensi untuk menjelajah sisi kiri timnya. Dribble-nya bagus, rajin melakukan crossing, dan pandai memainkan umpan pendek menjadikan Shaw pemain yang komplet untuk mengisi pos bek kiri. Dengan umur yang masih sangat belia (saat direkrut MU, umurnya masih 18 tahun), tak diragukan lagi Shaw adalah hot item di bursa transfer kala itu.
Namun tak ada satupun orang di dunia ini yang dapat memprediksi nasibnya. Di matchday pertama grup B Liga Champions musim 2015/2016, pertandingan memasuki menit ke-15 saat Luke Shaw melakukan penetrasi di sisi kanan pertahanan PSV dan berhasil memasuki kotak penalti. Seketika, bek PSV Hector Moreno melakukan tekel guna menghambat laju Shaw. Sayangnya, tekel Moreno mendarat tepat di betis Shaw dan membuat Shaw harus absen dari lapangan hijau selama 10 bulan. Mimpi membela timnas Inggris di Piala Eropa 2016 pun pupus sudah.
Perlahan namun pasti, Shaw berangsur pulih. Ia bermain di laga perdana Jose Mourinho menangani MU, dalam pertandingan melawan Wigan. Namun semenjak itu, tidak banyak pertandingan yang ia mainkan bersama The Red Devils, julukan MU.
Beberapa sumber mengatakan bahwa Mourinho masih sakit hati pada keputusan Shaw yang lebih memilih untuk bergabung dengan MU daripada menerima pinangan Chelsea saat Mourinho menjalani periode keduanya di Chelsea waktu itu. Hal yang disebut-sebut berujung pada ketidakpedulian Mourinho dalam membangun mental Shaw pasca-cedera parah yang menimpanya musim lalu.
Sebagai remaja berusia 21 tahun yang baru saja mengalami musibah, sudah sepantasnya Shaw mendapat banyak dukungan agar bisa kembali ke performa terbaiknya. Namun yang ia dapatkan dari Mourinho justru sebaliknya. Luke Shaw kini bukanlah Luke Shaw yang kita lihat dua musim lalu. Jika dulu Shaw dikenal sebagai wonderkid bek kiri, saat ini ia adalah remaja yang tersakiti.
Dan sejatinya, kita tak perlu terkejut. Pertikaiannya dengan Eva Carneiro semasa di Chelsea dan bagaimana ia kehilangan kontrol atas pemain-pemain Chelsea musim lalu adalah cerminan nyata, di balik kemampuan melatihnya yang bagus, pria Setubal ini menyimpan bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak dan merugikan banyak pihak.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.