Kembalinya Wayne Rooney ke Everton memang menguntungkan kedua belah pihak. Bagi Everton, mereka membutuhkan tenaga untuk bisa berada di tingkat yang lebih baik lagi. Ditambah lagi, mereka juga butuh sosok pemimpin yang benar-benar mengerti nilai-nilai klub di tengah perubahan besar di tangan investor baru. Sementara bagi Rooney, ia membutuhkan tempat untuk membuktikan bahwa dirinya belum habis.
Wayne Rooney menandai kepulangannya ke Everton dengan sebuah gol tendangan jarak jauh pada ajang pramusim. Golnya hampir serupa dengan gol perdana yang ia cetak untuk tim kota kelahirannya tersebut ke gawang Arsenal pada tahun 2002. Ia juga mencetak gol di partai perdana Everton di Liga Primer Inggris dengan sebuah sundulan ke gawang Stoke City.
Nama Rooney menjadi yang paling dibicarakan di awal pekan ini karena golnya ke gawang Manchester City di pekan kedua Liga Primer Inggris kemarin. Bukan saja lesakan tersebut menjadi golnya yang ke-200 menyamai raihan milik Alan Shearer, namun elebrasi setelah mencetak gol serta reaksi yang muncul selepas laga juga menjadi sesuatu yang sangat menarik.
Rooney yang sebagian besar pihak prediksikan sudah habis, justru menjadi tumpuan tim berjuluk The Toffees untuk mencetak gol. Ia bahkan membuat Sandro Ramirez, yang awalnya digadang-gadang akan menjadi mesin gol Everton, justru dikesampingkan. Dua gol dalam dua pertandingan sedikitnya menjadi bukti bahwa ia belum habis. Bahkan bisa jadi ia akan terus mencetak gol-gol lainya.
Hal kunci yang membuat Rooney bisa mencetak dua gol di dua laga perdananya sebenarnya adalah sesuatu yang sederhana. Sesuatu yang bisa dibilang sangat textbook dalam sebuah permainan sepak bola, yerutama dalam urusan menyerang ke pertahanan lawan. Kunci dari penampilan baik Rooney sejauh ini adalah soal pergerakan dan penempatan posisi.
Gambar di atas merupakan momen sebelum terjadinya gol yang dicetak oleh Wayne Rooney baik ke gawang Stoke maupun Manchester City. Bisa dilihat bahwa Rooney (dilingkari warna merah), memulai gerakan awal sebelum masuk ke jantung pertahanan lawan dengan jarak yang agak jauh dari kotak penalti. Ini merupakan pergerakan sederhana yang dilakukan para penyerang untuk melepaskan diri dari para pengawalnya atau digunakan agar pemain belakang lawan terpancing untuk menaikkan garis pertahanan mereka.
Sederhana memang, tetapi ini membutuhkan ketepatan dan kecermatan dari sang pemain itu sendiri, terutama ketika bergerak masuk ke area pertahanan lawan. Mereka perlu mengupayakan bagaimana caranya agar pergerakan masuk tersebut tidak terdeteksi. Dan selanjutnya yang dibutuhkan adalah penempatan posisi yang tepat untuk menerima sodoran dari rekan setim dan menyelesaikan peluang tersebut.
Pengalaman bermain membuat Rooney tahu apa yang mesti ia lakukan. Ia sudah paham cara bermain di banyak lapangan tim-tim Liga Primer Inggris. Apalagi Etihad Stadium, di mana selama hampir satu dekade, ia bermain di sana dengan dengan tensi tinggi pertandingan ketika masih memperkuat Manchester United. Pernah bermain di posisi gelandang membuat visinya untuk melihat lapangan dari dimensi yang berbeda juga menjadi kelebihan lain dari Rooney yang memudahkan tugasnya.
Peran pemain lain pun tidak bisa disepelekan. Terutama dari dua pemain muda, Tom Davies dan Dominic Calvert-Lewin. Keberadaan Davies membuat area tengah penyerangan Everton menjadi lebih bertenaga. Ia akan menjadi bala bantuan bagi Rooney di area tersebut. Sementara gaya bermain melebar Dominic Calvert-Lewin membuat Rooney bisa bergerak bebas.
Dengan kemampuan individunya, Calvert-Lewin juga memancing pertahanan lawan untuk mengepungnya dan mengabaikan pergerakan Rooney yang masuk ke area tengah.
Yang bisa membuat skema ini buntu atau tidak berjalan adalah ketika lini pertahanan lawan tidak terpancing naik untuk membuntuti Rooney ke area tengah lapangan. Dengan kata lain, para pemain bertahan lawan memilih untuk menunggu di area pertahanan mereka sendiri. Atau di saat yang sama, mereka juga tidak terpancing untuk mengejar Dominic Calvert-Lewin yang bergerak melebar.
Tetapi biasanya, justru bukan sesuatu yang rumit yang bisa menghasilkan sesuatu. Justru dari sebuah proses yang sangat natural dan sederhana yang bisa membuat kita mendapatkan hasil yang positif.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia