Pada masa kanak-kanak, bermain sepak bola di gang kecil hingga lapangan tanah, menjadi memori tersendiri hingga saat ini. Salah satu yang mungkin paling diingat adalah keengganan setiap pemain untuk jadi kiper. Alhasil, dikenal istilah gol ganti, alias momen pergantian penjaga gawang setiap gol terjadi. Kini, aturan ala kadarnya itu ternyata dilakukan klub Ligue 1, Lille OSC.
Ya, keberuntungan terkadang datang tanpa diduga-duga, begitupun ketidakberuntungan. Inilah yang baru saja dialami Lille pada laga tandang pertama sekaligus journee kedua di Ligue 1 musim 2017/2018 ini. Setelah sukses menggasak Nantes yang diarsiteki Claudio Ranieri tiga gol tanpa balas pekan lalu, Les Dogues tersungkur tak berdaya dengan skor serupa di markas tim promosi, RC Strasbourg, Minggu (13/8).
Perjuangan tim asuhan Marcelo Bielsa sepanjang laga di Stade de la Meinau terasa sangat berat setelah harus menurunkan tiga penjaga gawang berbeda! Ketidakberuntungan memang tengah menyelimuti Lille, bahkan sejak pertandingan baru dimulai. Petaka dimulai saat laga baru memasuki menit ke-12. Thiago Mendes harus ditarik keluar akibat cedera dan digantikan Yves Bissouma.
Hanya berselang enam menit, Les Dogues kembali harus kehilangan pemain, lagi-lagi karena cedera. Pemain yang tampil apik pada laga pembuka, Kévin Malcuit, terpaksa digantikan oleh Thiago Maia. Pertandingan belum genap satu babak, jatah pergantian pemain Lille telah habis usai Rominigue Kouamé diturunkan guna mengisi pos yang ditinggalkan Fodé Ballo-Touré, tepatnya menit ke-38.
Tiga pergantian pemain Lille di babak pertama membuat wasit memberikan tambahan waktu empat menit. Beruntung, Strasbourg yang kerap menekan, kerap frustrasi dalam membobol gawang Lille berkat penampilan apik kiper Mike Maignan. Hingga akhirnya, keberuntungan Lille benar-benar habis saat pertandingan berjalan satu jam.
Drama tiga kiper
Perseteruan Maignan dengan pemain Strasbourg, Benjamin Corgnet, berujung pada lemparan bola ke kepala, yang membuat sang kiper langsung diganjar kartu merah. Jatah pergantian pemain yang sudah habis membuat Bielsa memutuskan untuk menjadikan pemain depannya, Nicolas de Préville, sebagai penjaga gawang dadakan. Memang dasar bukan kiper asli, dirinya hanya bisa melongo menyaksikan Jonas Martin membobol gawangnya.
Aksi de Préville di bawah mistar ternyata tak bertahan lama. Entah arahan Bielsa, sudah gilirannya, atau merasa lebih jago, kapten tim Lille yang berposisi sebagai gelandang, Ibrahim Amadou, akhirnya memilih sebagai kiper. Pergantian yang terjadi dua menit setelah gol pertama Strasbourg ini bahkan membuat akun Twitter resmi klub merasa sedikit heran.
Sayangnya itu tak banyak membantu. Lille kembali kebobolan, bahkan dua kali saat dijaga Amadou. Pertama lewat penalti Dimitri Liénard yang sebenarnya sempat dijangkau, sementara gol ketiga Strasbourg pada pertandingan ini dicetak Jeremy Grimm. Tak ada lagi istilah gol ganti setelah penalti atau lesakkan kedua lawan. Mungkin performa apik Amadou atau agar tidak terasa seperti pertandingan antargang.
“Ini kali pertama saya tampil sebagai kiper. Meski bukan posisi asli, saya mesti melakukan apa yang bisa diberikan,” ujar Amadou pascalaga. Di akhir pertandingan, Bielsa menyebut kekalahan ini memang layak didapat Lille dan bisa menerima kartu merah sang kiper utama, Maignan. “Saya tak menyesali pergantian pemain karena itu pilihan sendiri dan memang perlu dilakukan,” tutup pelatih berjuluk El Loco atau Si Gila itu.
Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho