Kabar menghangat dimulai dari pernyataan agen sang pemain sendiri bahwa Emre Mor hanya tinggal beberapa langkah lagi bergabung dengan Internazionale Milano. Anak ajaib Turki yang lahir di Denmark tersebut kabarnya akan menandatangani kontrak selama lima tahun di Giusseppe Meazza. Mor, pemuda Turki itu, namanya melambung ketika memperkuat Turki di Piala Eropa 2016 lalu.
Dengan mendarat di Inter, Mor sudah melewatkan tawaran-tawaran dari kesebelasan lain, salah satunya adalah Napoli, yang bahkan seperti disampaikan oleh Muzzi Ozcan, agen Mor, bahwa kliennya tidak akan mendarat di Naples. Mor juga menampik tawaran dari tim-tim lain seperti AS Roma, Fiorentina dan Everton.
Bukan hanya karena Inter yang tidak menawarkan kompetisi Eropa musim ini bagi Mor, tapi langkahnya untuk hijrah ke sisi hitam biru kota Milan memang mengundang tanda tanya. Karena dalam sejarah Inter, para pemain asal Turki tidak memiliki karier yang begitu baik selama berseragam Nerazzuri, padahal di kesebelasan sebelumnya mereka tampil luar biasa.
Salah satu contoh terbaru sebelum Emre Mor adalah Caner Erkin. Ia adalah bek sayap modern milik Turki yang tampil hebat bersama Fenerbahce sebelum mendarat di Inter musim lalu. Belum mendapatkan kesempatan bermain di pertandingan kompetitif, Erkin sudah dipulangkan kembali ke Turki untuk memperkuat Besiktas dengan status pinjaman.
Pemain asal Turki pertama yang bermain untuk Inter adalah Hakan Sukur. Penyerang legendaris negeri Selat Bosporus ini hijrah ke Italia setelah sukses mengantarkan Galatasaray menjadi juara Piala UEFA pada tahun 2000. Kontrak dari Massimo Moratti adalah ia mesti menciptakan sebiji gol tiap lima pertandingan. Tapi Sukur tidak mencetak banyak gol di sana. Dari 33 pertandingan, ia hanya berhasil menyarangkan enam gol, hingga kemudian dilego ke Parma.
Kemudian berlanjut ke era Okan Buruk dan Emre Belozoglu yang sama-sama datang setahun sebelum digelarnya Piala Dunia 2002 di Korea-Jepang. Sama seperti Sukur, Okan juga tidak tampil begitu bagus. Sementara Emre Belozoglu memang bermain hingga 115 pertandingan untuk Inter, tetapi nyatanya, ia bukan merupakan pilihan utama di posisi gelandang ketika bermain untuk Inter. Umit Davala sempat datang, namun hanya bertahan satu musim di Inter dan sama sekali tidak bermain.
Sejarah tidak begitu bagus para pemain asal Turki di Inter memang perlu dicermati baik-baik oleh Emre Mor. Apalagi kisah Hakan Sukur adalah contoh terbaik. Sebelumnya, merupakan penyerang tajam, begitu mendarat di Inter, kemampuannya seakan lenyap.
Penyebabnya bisa macam-macam. Boleh jadi para pemain asal Turki tidak begitu betah tinggal di daerah Lombardi yang relatif basah dan dingin, tidak seperti daerah asal mereka yang memang beriklim lebih hangat. Klub pujaan Budi Windekind ini mesti sangat-sangat berharap bahwa Mor tidak akan bernasib seperti para pendahulunya, karena setidaknya, Mor sudah merasakan suhu yang jauh lebih dingin dari Lombardi karena ia lahir di negara Skandinavia, Denmark.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia