Piala Konfederasi atau kerap dijuluki “Piala Dunia mini” sudah selesai kemarin (2/7) malam. Dan seperti kita ketahui, juara dunia 2014, Jerman, akhirnya berhasil meraih gelar ini setelah di final yang berlangsung di St.Petersburg, Rusia, mengalahkan juara Copa America 2015, Cile, dengan skor tipis 1-0.
Sementara juara Eropa, Portugal, meraih tempat ketiga setelah menang dramatis atas juara CONCACAF, Meksiko, dengan skor 2-1 lewat perpanjangan waktu.
Piala Konfederasi adalah turnamen yang digelar setahun sebelum Piala Dunia dan mempertemukan juara-juara dari tiap konfederasi dan sang tuan rumah Piala Dunia di edisi mendatang. Tahun ini, turnamen ini berlangsung di Rusia karena Piala Dunia tahun depan akan berlangsung di negerinya Vladimir Putin tersebut.
Sekalipun judulnya “hanya” Piala Dunia skala kecil, ternyata kejuaraan ini menyisakan sejumlah catatan menarik. Apa saja?
VAR is the star
Laga pembuka yang mempertemukan Portugal dengan Meksiko dan Cile dengan Kamerun memang tak berlangsung cukup menarik. Walau ada gol tercipta dan beberapa peluang muncul, tetap saja pertandingan tak bisa dikatakan semarak. Tetapi, muncul kemudian sesuatu yang membuat laga menjadi menarik yaitu…video replay atau video assistant referee (VAR). Bagaimana bisa?
VAR berjasa membantu wasit membuat keputusan saat menganulir gol di kedua laga ini. Dan di laga terakhir Grup B antara Jerman melawan Kamerun, lagi-lagi VAR berperan besar karena wasit sempat salah memberi kartu merah ke pemain Kamerun!
Saat laga perebutan juara ketiga yang mempertemukan lagi Portugal dan Meksiko, wasit lagi-lagi melihat tayangan video sebelum memutuskan memberi penalti untuk Portugal (yang berhasil diblok secara gemilang oleh kiper Meksiko, Guillermo Ochoa).
Jadi bintang lapangan yang sesungguhnya adalah…VAR! Bintang lapangan yang tentu saja, sukses memicu kontroversi berlebih.