Atletico Madrid sepertinya menjadi salah satu klub yang paling sibuk di musim panas ini. Meski dijatuhi hukuman tak boleh mendatangkan pemain baru hingga Januari 2018, Los Colchoneros menyiasati kontrak pemain-pemain andalan mereka, antara lain Antoine Griezmann dan Saúl Ñíguez.
Setelah sukses mengamankan tanda tangan Griezmann yang sudah dikuntit Manchester United selama beberapa bulan terakhir, kini pemain muda mereka, Saul Niguez, sedang diincar para pesaing Atleti, termasuk Real Madrid dan Barcelona. Ternyata solusi yang dilakukan Atleti cukup di luar dugaan, yaitu menyodorkan kontrak selama sembilan tahun kepada Saul!
🔴⚪️🔴 @saulniguez extends his contract until 2026 🖊
Congratulations! 👏🙌➡️ https://t.co/s8tdvGUulI #Saúl2026 #GoAtleti pic.twitter.com/uwjJY4UAm9
— Atlético de Madrid (@atletienglish) July 1, 2017
Durasi kontrak Saul yang baru akan berakhir pada tahun 2026 tersebut memang cenderung tidak lazim. Berdasarkan aturan FIFA artikel 18 ayat 2 tentang Special provisions relating to contracts between professionals and clubs (ketentuan seputar kontrak antara pemain dan klub), tertulis jelas bahwa:
The minimum length of a contract shall be from its effective date until
the end of the season, while the maximum length of a contract shall
be five years. Contracts of any other length shall only be permitted
if consistent with national laws.
(Durasi minimum kontrak adalah dari tanggal efektif sampai akhir musim, sedangkan panjang maksimum kontrak adalah lima tahun. Kontrak dengan panjang durasi selain itu hanya diperbolehkan jika sejalan dengan hukum nasional negara tempat kontrak tersebut berlangsung.)
Nah, berdasarkan kalimat Contracts of any other length shall only be permitted if consistent with national laws, berarti bisa disimpulkan pihak Saul dan Atleti mengacu kepada undang-undang ketenagakerjaan di Spanyol. Sedangkan, pemerintah Spanyol sendiri memang mengakui kontrak untuk periode tak menentu (indefinite). Maka, kesepakatan Saul dan Atleti yang hampir dua kali batas kontrak yang ditentukan FIFA tak menyalahi peraturan apa pun di Spanyol.
Kontrak sembilan tahun pemain tengah Atletico bernomor punggung 8 itu ternyata belum ada apa-apanya dibandingkan kontrak Denilson untuk Real Betis pada tahun 1998 lalu. Pemain Brasil yang pada saat itu mencetak rekor dana transfer tertinggi di dunia tersebut dikontrak 11 tahun oleh Real Betis! Meski pada akhirnya, Denilson hanya menjalani tujuh tahun kontraknya sebelum dijual ke Bordeaux.
Bagi Atletico Madrid, yang terpenting dari perpanjangan kontrak tersebut sebenarnya bukanlah jumlah tahun pengabdian Saul untuk mereka, melainkan harga klausul transfer minimum yang bisa dinaikkan lebih banyak lagi. Klub-klub peminat kini harus mengeluarkan dana minimum sebesar 150 juta euro jika ingin memikat Saul. Jumlah fantastis itu ibaratnya pagar berduri yang digunakan Atleti untuk mengusir jauh-jauh klub-klub lain yang ingin menggoda pemainnya.
Mantan Madridista yang berkembang di Atleti
Sebelum meroket di Atleti, Saúl Ñíguez Esclápez sebenarnya pernah bergabung dengan tim muda Real Madrid. Namun, pada usia 14 tahun, ia diboyong ke klub rival sekota El Real. Ia lalu mencatatkan debutnya di tim utama Atleti pada usia 17 tahun, yaitu pada musim 2011/2012 lalu.
Pemain asal Elche ini lalu ‘disekolahkan’ ke klub Madrid lainnya, Rayo Vallecano, pada musim 2013/2014. Di bawah arahan pelatih eksentrik, Paco Jemez, Saul berkembang pesat. Ia belajar banyak tentang menjadi jenderal lapangan tengah dari playmaker senior, Roberto Trashorras.
Ketika kembali ke tim utama Atleti, pelatih Diego Simeone pun memercayakan satu tempat di lini tengah kepadanya. Musim 2014/2015 dilalui Saul dengan gemilang, termasuk sebuah gol spektakuler ketika Atleti menghantam Real Madrid 4-0 di La Liga.
Pada musim 2015/2016, ia juga menjadi aktor utama yang mengantarkan Atleti menyingkirkan Bayern München dengan gol yang dicetaknya melalui sebuah aksi individu menawan. Sayang, kesempatannya menjuarai Liga Champions bersama Los Colchoneros melayang setelah kalah adu penalti dari Real Madrid di final tahun yang sama.
Kehadirannya yang semakin penting bagi Los Colchoneros membuat para Atleticos, sebutan bagi suporter Atleti, memopulerkan jargon “Better Call Saul”, yang meminjam judul sebuah serial televisi populer asal Amerika Serikat. Setidaknya, para Atleticos masih bisa “Better Call Saul” hingga sembilan tahun ke depan.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.