Eropa Spanyol

Kembalinya Levante yang Tinggal Menunggu Waktu

Jika di Liga inggris, Brighton & Hove Albion sudah pasti promosi ke Liga Primer, La Liga juga hampir pasti akan kedatangan satu peserta dari Liga 123 (kasta kedua). Mereka adalah klub asal Valencia, Levante UD.

Levante sebenarnya muka baru tapi lama. Klub yang didirikan pada 9 September 1909 ini punya total pengalaman sebelas musim tampil di kasta tertinggi Liga Spanyol. Penampilan terakhir mereka masih segar di ingatan para pemerhati La Liga, yaitu musim 2015/2016. Di akhir musim tersebut, mereka finis di posisi buncit klasemen dan terdegradasi.

Levante sendiri punya catatan manis di akhir musim 2011/2012. Sempat merasakan posisi puncak di pertengahan musim, Les Granotes akhirnya finis di posisi enam klasemen akhir. Prestasi terbaik sepanjang sejarah mereka itu membuat mereka berhak tampil di Liga Europa musim selanjutnya. Itu menjadi partisipasi pertama mereka di Eropa sekaligus yang satu-satunya sejauh ini sejak klub tersebut berdiri.

Hanya butuh satu tahun bagi klub berjuluk Les Granotes ini untuk promosi kembali ke Liga Primera. Otak di balik dominasi mereka di Liga 123 adalah mantan asisten Juande Ramos, Juan Ramon Lopez Muniz.

Hingga pekan ke-34, Levante hanya menderita lima kali kekalahan dan mencatatkan 22 kemenangan. Selisih poin dengan peringkat kedua, yaitu Girona, juga terbilang jauh, sembilan poin. Memang masih banyak pertandingan yang harus dilewati hingga akhir musim di bulan Mei nanti. Namun, Levante terbilang konsisten menjaga tren positif yang sudah dijaga sejak awal musim 2016/2017. Bisa dibilang, satu kaki Les Granotes sudah kembali ke Liga Primera.

Juan Ramon Lopez Muniz

Pelatih: Juan Ramon Lopez

Meski semasa bermain tak pernah mengenakan seragam Levante, Juan Ramon Lopez Muniz langsung menjadi sosok yang disukai di klub tersebut. Ia baru bergabung pada awal musim 2016/2017 setelah menangani Alcorcon semusim sebelumnya. Baru sebulan La Liga 123 berjalan, ia langsung terpilh menjadi Manager of the Month untuk bulan Agustus 2016.

Pelatih kelahiran Gijon, 2 November 1968 ini lama menjadi tangan kanan seniornya, Juande Ramos. Setelah sempat bersama di Malaga, mereka kembali bekerja sama di Liga Ukraina bersama Dnipro Dnipropetrovsk pada periode 2010 hingga 2014.

Ilmu yang ditimbanya dari sang mentor sempat tersendat ketika Lopez dipercaya sebentar menangani Malaga di akhir musim 2009/2010. Malaga finis hanya satu strip di atas zona degradasi. Setahun kariernya bersama Alcorcon juga tak berkesan karena klub tersebut hanya berkiprah di kasta ketiga dan gagal promosi ke kasta kedua.

Maka, prestasi Lopez bersama Levante di musim 2016/2017 ini membuat namanya melesat. Bukan tak mungkin ia akan segera dilirik klub-klub peserta Liga Primera untuk musim depan.

Roger Marti (kiri).

Pemain andalan: Roger Marti

Sebagai seseorang yang lahir dan besar di Valencia, tentu saja impian Roger Marti adalah menjadi pemain inti Valencia CF. Sayangnya, karier pemain kelahiran 3 Januari 1991 ini mentok di Valencia B.

Dalam dua tahun kariernya di tim cadangan Valencia tersebut, yaitu 2009-2011, ia hanya mencetak satu gol. Ini tentu saja catatan buruk untuk seseorang berposisi sebagai penyerang.

Marti justru tampil sensasional setelah memperkuat Levante B. Dalam kurun waktu 2011 hiungga 2013, ia mencetak 34 gol dari 54 pertandingan. Sejak saat itu, Marti setia berseragam Levante. Meski dempat dikirim ke Zaragoza dan Valladolid sebagai pemain pinjaman, ia praktis menjadi pilihan utama Les Granotes sejak tahun 2015.

Di musim 2016/2017 ini, marti menjadi ancaman semua klub di Liga 123 dengan mencetak 20 gol dari 34 pertandingan. Dengan usia yang baru menginjak 26 tahun, masih banyak waktu baginya untuk mengembangkan sayap bersama klub-klub di La Liga, kalau ada tawaran menarik yang bisa membuatnya hengkang dari Levante.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.