Stadion NSC Olimpiyskiy di Kiev, Ukraina, menjadi saksi sejarah dari kedigdayaan satu klub di kompetisi antar klub terbaik benua Eropa. Ya, di stadion tersebut, Real Madrid berhasil menciptakan sejarah dengan memenangkan partai final Liga Champions 2017/2018 melawan Liverpool, sekaligus menjadi tim pertama dan mungkin akan menjadi satu-satunya yang berhasil mengangkat trofi Si Kuping Lebar selama tiga kali berturut-turut.
Semenjak Liga Champions menggantikan Piala Champions di tahun 1992, tak ada satu tim pun yang berhasil menjuarai turnamen ini secara berturut-turut. Keberhasilan Madrid menjuarai Liga Champions tiga kali berturut-turut dari musim 2015/2016 sampai 2017/2018 menjadi bukti bahwa mereka begitu dominan di turnamen ini saat ini.
Kredit tentunya harus diberikan kepada sang manajer, Zinedine Zidane. Legenda Madrid ini berhasil membawa skuat asuhannya menciptakan sejarah. Begitu pun dengan dirinya sendiri. Zidane berhasil menancapkan diri sebagai salah satu manajer tersukses sepanjang masa. Bagaimana tidak? Sejak ia diangkat menjadi nakhoda Madrid di tahun 2016 lalu, ia selalu membawa Los Blancos menjuarai Liga Champions. Ia juga menjadi manajer pertama yang mengangkat Si Kuping Lebar sebanyak tiga kali berturut-turut.
3 – Zinedine Zidane is the first manager to win the European Cup/Champions League in three consecutive seasons. Legacy. #UCLfinal #RMALFC pic.twitter.com/ui8VXev5Kg
— OptaJoe (@OptaJoe) May 26, 2018
Bagi sang megabintang, Cristiano Ronaldo, kemenangan ini juga begitu berarti. Dengan kemenangan ini, Ronaldo resmi menjadi pesepak bola dengan trofi Liga Champions terbanyak sepanjang masa. Total, ia sudah menggondol lima trofi Liga Champions, satu ia menangi bersama Manchester United, dan empat bersama Madrid.
Selain menjadi pemain dengan koleksi Liga Champions terbanyak, Ronaldo juga sebelumnya telah memecahkan rekor-rekor lain. Mulai dari top skorer sepanjang masa, gol terbanyak dalam satu musim, dan sebagainya. Wajar jika julukan “Mr. Champions League” melekat padanya.
Cristiano Ronaldo in the Champions League era:
• Most goals (120)
• Most games won (97)
• Most goals in a year (19)
• Most goals in a season (17)
• Most titles (5)Had a little help tonight. 🐉 pic.twitter.com/09kI2vQ38J
— Squawka (@Squawka) May 26, 2018
Meskipun begitu, di pertandingan final kali ini, kebintangan Ronaldo dicuri oleh kompatriotnya, Gareth Bale. Bale mampu menjadi penyelamat Los Merengues setelah masuk menggantikan Isco. Ketika kedudukan sama, pemain asal Wales ini mampu mengembalikan kedudukan Madrid sekaligus membelokkan angin ke arah timnya lewat gol akrobatik yang begitu spektakuler. Tujuh menit sebelum waktu normal usai, eks Tottenham Hotspur ini kembali mencetak gol, meski sebenarnya blunder dari Loris Karius begitu berperan di gol ini.
What a goal!!!! @GarethBale11#UCLfinal pic.twitter.com/pQxcX8ZNHe
— Football Tribe 🇮🇩 (@FootballTribeID) May 26, 2018
Berkat dua golnya, Bale juga masuk buku sejarah. Ia tercatat sebagai pemain pertama yang berhasil mencetak dua gol di final Liga Champions setelah masuk dari bangku cadangan.
2 – Gareth Bale is the first player to come on as a sub and score twice in a Champions League/European Cup final. Impact. pic.twitter.com/Nk9wboiZEF
— OptaJohan (@OptaJohan) May 26, 2018
Tentu saja, kemenangan Madrid ini tak hanya buah kerja dari Zidane, Ronaldo, atau Bale. Semua bagian tim, mulai dari pemain hingga staf tentunya berperan besar atas kejayaan Madrid di Liga Champions. Dengan total raihan 13 trofi di kompetisi antar klub Eropa, ditambah tiga trofi Liga Champions dalam tiga musim terakhir siapa yang bisa hentikan Madrid di kompetisi Benua Biru ini?