Musim kompetisi 2016 lalu, yang dikenal dengan nama Torabika Soccer Championship (TSC), merupakan musim kompetisi yang cukup penting bagi PSM Makassar. Musim tersebut akan terus dikenang sebagai musim kebangkitan salah satu klub tertua di Indonesia ini.
Nyaris satu dekade terakhir, nama PSM memang seolah menghilang dari bursa calon juara kompetisi Liga Indonesia, terlebih setelah memutuskan untuk pindah ke Indonesian Premier League (IPL) pada tahun 2010. Seperti kita ketahui, pada saat itu PSM dan beberapa klub lain memutuskan menyeberang ke liga baru yang berstatus breakaway league tersebut.
Meski pada akhirnya kompetisi tersebut merebut status sebagai liga resmi, tak bisa dipungkiri bahwa PSM sedikit terlupakan dengan bermain di liga yang tidak berisi tim-tim besar lain seperti Persipura Jayapura atau Persib Bandung. Bahkan setelah bergabung kembali sejak tahun 2013, hampir semua kalangan seolah lupa menganggap PSM adalah tim besar.
Barulah sejak dilatih Robert Rene Alberts pada pertengahan 2016 lalu, kekuatan PSM kembali diperhitungkan. Tim Juku Eja yang sempat terjebak di posisi memalukan di klasemen, yaitu posisi ketiga dari bawah, perlahan-lahan merangkak naik setelah ditangani Meneer Robert. Ardan Aras dan kawan-kawan bahkan sempat mengukir rekor 10 kali pertandingan tak terkalahkan dan merasakan posisi 4 klasemen sementara.
Di bawah asuhan Robert, PSM akhirnya finis di posisi terhormat, yaitu posisi 6 klasemen akhir Torabika Soccer Championship. Ini prestasi yang terbilang memuaskan, mengingat materi pemain mereka yang bisa dibilang biasa-biasa saja dibandingkan kontestan TSC 2016 lainnya.