Kolom Nasional

Apa Peran Raphael Maitimo untuk Persib Bandung?

Sejak masih berupa isu, kabar mendaratnya Raphael Maitimo ke Persib Bandung sudah mengundang kehebohan. Kebanyakan Bobotoh, penggemar  Persib,  terbagi menjadi dua kelompok besar terkait kedatangan pemain naturalisasi asal Belanda tersebut ke klub mereka. Sebagian menerima dengan tangan terbuka, sebagian lain menolak dengan keras. Bahkan sampai muncul tagar #TolakMaitimo di jejaring media sosial.

Penolakan terhadap Maitimo bisa dibilang sesuatu yang wajar. Salah satu alasannya adalah curriculum vitae pemain ini yang sebelumnya sempat memperkuat dua rival Persib, baik Persija Jakarta maupun Arema FC.

Alasan lain adalah karena sektor gelandang sebenarnya sudah menumpuk bahkan sebelum kedatangan Maitimo. Ditambah lagi, Persib baru saja mendatangkan eks bintang Chelsea, Michael Essien, dengan status sebagai marquee player.

Persib kemudian tidak bergeming meskipun suasana sedikit panas dengan mendaratnya Maitimo. Ia tetap diperkenalkan sebagai penggawa baru Persib seiringan dengan beberapa pemain lain berbarengan dengan peluncuran tim Persib yang akan berlaga di Go-Jek Traveloka Liga 1.

Lebih menghebohkannya lagi, Maitimo nantinya akan mengenakan nomor punggung 10 yang sebelumnya dikenakan oleh Makan Konate dan nomor yang sama pula seakan sudah menjadi nomor punggung identik bagi pemain legendaris, Ajat Sudrajat.

Maitimo dan versatility bagi skuat Persib

Meskipun belum masuk dalam tahapan yang ekstrem, Djanur adalah tipe pelatih yang sangat gemar bereksperimen. Salah satu yang paling diingat adalah ketika ia memainkan skema tiga bek tengah ketika melawat ke kandang Semen Padang. Padahal seperti yang sudah diketahui bahwa kesebelasan asal Sumatera Barat tersebut terkenal dengan eksplosivitasnya di sisi sayap. Sebuah strategi yang bisa dibilang sangat berani.

Dan salah satu ciri khas pelatih yang gemar bereksperimen adalah ia setidaknya akan memiliki lebih dari satu pemain yang sanggup bermain lebih dari satu posisi dalam skuatnya. Meskipun Djanur sendiri tidak cukup ekstrem seperti Louis van Gaal atau Pep Guardiola dalam urusan transformasi posisi pemain.

Salah satu cirinya, ia sempat memainkan Hariono sebagai bek tengah pada laga melawan Perseru Serui di Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 lebih dikarenakan banyaknya pemain yang absen, bukan karena Djanur sedang mencoba memainkan pemainnya di posisi lain.

Maitimo yang bisa bermain sebagai gelandang tengah, gelandang kanan, dan bek kanan ini akan bergabung dengan para pemain serba bisa lain yang sebelumnya sudah terlebih dahulu memperkuat Persib. Apabila berbicara soal kemampuan bermain di banyak posisibagi tim Maung Bandung, maka yang pertama kali akan muncul adalah, Tony Sucipto.

Pemain senior asal Surabaya ini memang sejak usia muda bisa dimainkan di berbagai posisi. Sejatinya, ia bisa bermain di seluruh posisi di sektor pertahannan maupun gelandang. Dalam sebuah kesempatan, ia bahkan mengaku bisa saja bermain sebagai penyerang tengah apabila diperlukan. Satu-satunya posisi yang ia tidak bisa mainkan adalah kiper.

Setelah Tony, ada Wildansyah. Hampir serupa seperti Tony, Wildanysah juga bisa dimainkan di banyak posisi. Bedanya, Wildansyah lebih menguasai sektor pertahanan. Ia bisa ditempatkan sebagai bek kiri, bek kanan, atau bek tengah. Untuk posisi di sektor gelandang, ia hanya bisa ditempatkan sebagai gelandang bertahan.

Selain kedua nama tersebut, ada nama-nama lain yang sanggup bermain lebih dari satu posisi. Mulai dari Kim Kurniawan yang bisa bermain di seluruh sektor gelandang, plus bek kanan. Atau cult hero para penggemar Persib, Jajang Sukmara yang bisa bermain baik di posisi bek kanan atau bek kiri.

Dua penggawa muda, Ahmad Basith dan Henhen Herdiana pun bisa bermain lebih dari satu posisi. Basith yang sejatinya adalah gelandang tengah, bisa bermain sebagai gelandang kanan atau gelandang bertahan. Sementara Henhen, selain menjadi bek kanan, ia bisa saja bermain sebagai bek tengah.

Penyerang naturalisasi, Sergio van Dijk pun sebenarnya bisa dipasang melebar dalam skema tiga penyerang. Bahkan, Lord Atep sewaktu-waktu bisa saja memainkan peran modern trequartista apabila tim sedang mengalami kebuntuan dan tengah membutuhkan keajaiban Lord Atep.

Tentu menjadi sebuah pertanyaan besar terkait mendaratnya pemain berusia 33 tahun kelahiran Belanda ini ke Bandung. Apalagi pelatih kepala, Djadjang Nurdjaman menyebutkan bahwa dirinya sudah sepakat memboyong Maitimo ke Bandung sejak beberapa bulan lalu.

Lantas, coach Djanur akan memainkan Maitimo di sektor mana?

Maitimo yang andal bermain di banyak posisi akan sangat bagus menjadi penambal sektor lain apabila pemain utama di posisi tersebut absen. Tetapi dengan status sebagai pemain bintang dan sempat memperkuat tim nasional, apakah ego Maitimo berkehendak dirinya lebih banyak berperan sebagai pelapis?

Konon, salah satu alasan ia meninggalkan klub sebelumnya, PSM Makassar, adalah ia tidak diberi jaminan untuk menjadi pemain inti. Lalu bagaimana dengan kini di Persib, ketika ia mungkin menemukan persaingan yang lebih berat lagi berhadapan dengan Kim Kurniawan, Dedi Kusnandar, dan Hariono? Terlebih, pemilihan nomor punggung 10 pun agak semakin menyulitkan Maitimo.

Menyoal penerimaan, Bobotoh termasuk penggemar yang pada dasarnya rasional. Ketika seorang pemain bermain buruk, akan mereka berikan kritik atas permainan mereka. Apabila bermain bagus dan berkontribusi besar terhadap kemenangan tim, maka Bobotoh akan memberika pujian yang pantas kepada pemain tersebut.

Seorang kawan berkata kepada penulis beberapa waktu lalu, “Andai Maitimo mencetak gol spektakuler seperti Ajat (Sudrajat) di final Perserikatan 1985 atau membalikan keadaan setelah tertinggal dari Arema seperti yang dilakukan oleh (Makan) Konate. Apalagi bisa membawa tim juara di Liga 1 nanti, bisa jadi Bobotoh tidak akan mempermasalahkan kedatangannya. Bahkan, bisa jadi balik memujanya.”

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia