Mendaratnya Egy Maulana Vikri ke Lechia Gdansk menambah jumlah pemain Indonesia yang berkarier di luar negeri. Sebelumnya sudah ada beberapa nama pemain hengkang dari tanah air untuk mencari peruntungan di daerah yang sangat asing. Salah satunya adalah bek belia, Rudolof Yanto Basna.
Seperti yang diketahui, Basna bergabung ke tim kompetisi level kedua sepak bola Thailand, Khonkaen FC. Mendaratnya Basna ke Khonkaen mengikuti jejak dua nama pemain muda Indonesia lain yang memilih berkarier ke Negeri Gajah Putih. Selain Basna, ada Ryuji Utomo yang bermain untuk PTT Rayong, dan Terens Puhiri yang bermain di Port FC.
Bercerita tentang kariernya kini di Thailand, Basna memulainya dengan kesan tentang pertandingan teranyarnya bersama tim berjuluk The T-Rex tersebut. Basna bermain ketika Khonkaen FC berhasil menang atas Sisaket FC di pekan pertandingan keenamThai League 2.
“Pertandingan Minggu lalu berjalan menegangkan. Kami unggul di babak pertama, kemudian lawan berhasil mendapatkan penalti. Untungnya tendangan mereka gagal. Pada babak kedua giliran kami yang dapat penalti, tapi gagal juga. Bersyukur sekali kami bisa mengakhiri pertandingan dengan kemenangan hahaha,” ujar Basna seraya tertawa.
Basna kemudian menceritakan alasan kenapa ia memilih untuk mendarat di Thailand, tidak seperti kebanyakan pemain Indonesia lain yang hijrah ke Negeri Jiran, Malaysia. Menantang diri untuk naik ke level yang lebih baik menjadi alasan utama Basna untuk keputusan yang ia buat saat ini.
“Sebenarnya sebelum mendarat ke sini (Khonkaen FC), saya dapat tawaran dari tim Liga Super Malaysia. Tetapi saya pikir, bukan itu yang saya cari. Kalau bicara soal uang, Malaysia jelas menawarkan lebih ketimbang Thailand. Tapi yang saya cari adalah agar memacu diri saya ke tahap yang lebih baik lagi.”
“Dalam perjalanan menuju Thailand, saya sempat galau istilahnya. Mempertanyakan banyak pertanyaan ke diri saya sendiri, ‘ngapain saya ini? ngapain mesti jauh-jauh main ke luar negeri, di Indonesia sudah enak, uang cukup, bisa main sama teman, dan dekat dengan keluarga’. Tapi, setelah disadari, ini semua demi perkembangan karier saya. Saya mesti melawan ketidaknyamanan, lepas dari comfort zone-lah istilahnya.”
Mantan pemain Persib Bandung dan Sriwijaya FC ini kemudian memberikan pandangannya terkait perbedaan antara sepak bola Indonesia dengan sepak bola Thailand, sekaligus menceritakan bagaimana kesan dirinya yang saat ini berstatus sebagai pemain asing karena beraksi di negeri orang.
“Semua tahu bagaimana sepak bola Thailand adalah yang terbaik di Asia Tenggara. Harus diakui mereka (Thailand) punya sepak bola yang lebih bagus ketimbang Indonesia. Sebenarnya di sini sepak bola dimainkan dengan cara yang lebih sederhana. Tidak banyak aksi individu dan lari ke sana-kemari. Di sini lebih disiplin, dan bermain secara tim.”
“Untungnya, sebelum berangkat saya sudah banyak tanya Victor (Igbonefo), jadi saya ada sedikit persiapan. Penyesuian memang agak sulit, tetapi seperti yang sudah saya bilang tadi, saya mesti melawan ketidaknyamanan, saya belajar bahasa mereka, belajar bagaimana mereka bermain, dan juga berusaha untuk akrab juga.”
“Terlebih sekarang saya ada tuntutan lebih karena status sebagai pemain asing. Saya berusaha untuk tampil bagus di setiap pertandingan. Dan saya jadi tahu bagaimana rasanya para pemain asing yang main di sepak bola Indonesia,” ungkap Basna.
Meskipun sudah bermain di luar negeri, harus diingat bahwa Basna kini masih berusia 22 tahun. Ia mengaku cukup sering merindukan keluarga dan kampung halamannya. Beberapa situasi di sepak bola Thailand juga membuatnya merindukan sepak bola Indonesia.
“Kalau dulu, meskipun main jauh dari rumah, saya masih bisa pulang (ke Jayapura). Sekarang sulit sekali, diberi libur tiga sampai empat hari, tetapi kalau pulang rasanya akan makan waktu. Jadi biasanya saya memilih untuk tidak pulang. Tetapi saya masih komunikasi dengan keluarga. Kadang saya juga mengunjungi Terens di Bangkok, karena kami sekarang sama-sama merantau di negeri orang.”
“Ya banyak dirindukan (dari sepak bola Indonesia). Main sama kawan, keseruan pergi dari satu daerah ke daerah lain yang jaraknya jauh. Juga soal suporter. Karena meskipun di sini sepak bolanya lebih baik, di Thailand suporternya tidak semeriah di Indonesia.”
Mengakhiri obrolan, Basna kemudian membeberkan targetnya ke depan. Soal karier, dan juga menyoal peluangnya memperkuat Indonesia di ajang Asian Games 2018.
“Saya ingin melaju terus, kalau dalam beberapa musim ke depan saya bisa main ke Jepang. Saya lihat para pemain di sini pikirannya sudah melangkah jauh ke Jepang, selanjutnya mereka menyasar ke Eropa. Itu juga menjadi bahan pertimbangan saya, dan semoga hal tersebut bisa tercapai.”
“Saya belum kepikiran untuk kembali ke Indonesia. Saya ingin berkarier dulu ke luar negeri. Musim depan pun saya menargetkan untuk bermain di tim Thai League 1 atau tim kompetisi level teratas di negara Asia Tenggara yang lain. Seandainya pun mesti kembali Indonesia, hanya ada satu tim yang ingin sekali saya perkuat, yaitu tentu tim kampung halaman saya, Persipura Jayapura.”
“Kalau soal membela Indonesia di Asian Games, saya hanya bisa bersyukur seandainya memang dipanggil dan diberikan kesempatan. Tetapi saat ini fokus saya adalah membawa Khonkaen bisa melaju ke Thai League 1,” pungkas Basna mengakhiri obrolan.
Semoga semakin sukses di Thailand, Yanto Basna!
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia